Menampilkan 9 dari 14 post
Bergamo, 18 Juni 2025 – Dalam rangka merayakan 50 tahun kiprahnya di dunia motorsport, Brembo—perusahaan rem legendaris asal Italia—resmi memperluas sayap ke dunia sepeda, khususnya kompetisi downhill. Melalui kemitraan strategis dengan Specialized, Brembo memperkenalkan sistem pengereman khusus untuk sepeda gunung (MTB), menandai babak baru inovasi teknologi pengereman untuk goweser. Source: Brembo.com Langkah Besar di Ajang Tingkat Dunia Source: Brembo.com Melalui kerjasama ini, Brembo tampil di kancah MTB World Championships, menegaskan komitmen mereka untuk menghadirkan standar pengereman performa tinggi bagi sepeda. “Kami bangga memasuki dunia cycling melalui pintu depan di kejuaraan dunia MTB, bersama tim dan produsen yang memiliki visi sama soal performa dan inovasi… hari istimewa ini juga bertepatan dengan ulang tahun ke-50 Brembo di motorsport,” ungkap Andrea Paganessi, COO Motorcycle Global Brembo. Specialized: Alasan Sejatinya Partner Armin Landgraf, CEO Specialized menyatakan: “Specialized strongly believes that racing is the ultimate testing ground for innovation… Brembo’s history… led us to this choice. This partnership… supports athletes competing at the highest level.” Ucapan tersebut menegaskan bahwa Specialized menjadikan ajang balap MTB sebagai laboratorium inovasi, dan melihat Brembo sebagai mitra yang tepat untuk mendukung performa atlet mereka Teknologi Sistem Pengereman Brembo untuk Specialized Sistem pengereman ini dirancang untuk penggunaan maksimal di medan ekstrem downhill. Komponen utama meliputi: Master silinder aksial dengan tiga jenis adjustmen: Jarak tuas Free-stroke Center-to-center (penyesuaian jarak antar tuas) Kaliper post-mount dengan empat piston aluminium 18 mm — memberikan kekuatan pengereman tinggi dan presisi. Selang braided steel — menjaga konsistensi dan feel tuas rem. Rotor 2,3 mm yang didesain khusus untuk disipasi panas lebih baik dalam penggunaan berat brembo.com. Teknologi ini menjadikan setir rem terasa lebih responsif, personal, dan tahan pada kondisi ekstrem. Kepala Teknologi dan Dampaknya Andrea Paganessi mengeklaim: “Thanks to technological advances, Brembo has not simply improved braking, but has revolutionized it.” Dan, komitmen ini bukan sekadar gimmick: teknologi rem balap kelas dunia kini tersedia untuk para goweser yang menuntut performa ekstrem dan keselamatan maksimum. Dampak dan Potensi ke Depan Menjadi stopper performa tertinggi untuk e‑MTB dan downhill. Potensi ekspansi ke penggunaan komersial di sepeda premium dan aftermarket. Mendorong standarisasi baru dalam dunia sepeda kompetisi, di mana pengereman saat ini sudah setingkat teknologinya dengan otomotif. Kesimpulan Kolaborasi Brembo–Specialized menandai era baru dalam pengereman sepeda gunung: teknologi motorsport dikompresi menjadi sistem rem sepeda performa tinggi yang presisi dan handal. Goweser yang menuntut performa maksimal kini bisa merasakan rem kaliber balap profesional—sangat ideal untuk kompetisi downhill, maupun penggemar e‑MTB yang menginginkan sistem rem unggul dan stabil. Selengkapnya: https://www.brembo.com/en/news-archive/brembo-specialized
3 Februari 2025 kemarin, melalui postingan Istagramnya, Marika Nurmagitta merilis kerja samanya dengan Gusto Bike Indonesia, sekaligus memperkenalkan partner barunya Gusto Cobra Evo DB, mari kita check bagaimana spesifikasi sepeda baru Marika ini. Marika kerja sama dengan Gusto Bike Indonesia Disuatu jalanan di jakarta, Marika memposting aksinya dengan Gusto Cobra Evo DB, sekaligus public release kerja samanya dengan Gusto Bike Indonesia, terlihat sepeda marika gini berwarna putih, disc brake, Shimano Dura-Ace terbaru dan Rimsnya yang cukup tebal, penasaran untuk bike check lebih dekat. Terpantau juga Johny Ray memberikan komentar "Buat gowes berhari hari bisa ?", lucu banget om Johny Ray. Link postingan Instagram https://www.instagram.com/p/DFm2bFTp103/ Bike Check Gusto Cobra Evo DB Marika Nurmagitta Source: Strava Marika Nurmagitta Berikut adalah setup yang digunakan Marika ketika long ride, 2 biddon depan belakang dan tanpa ekstra tas. Gusto Cobra Evo Disc Brake Groupset; Shimano Dura Ace Di2 R9250 Whellset: Attaque 50C Carbon Wheelset Terpantau semua part masih bawaan dari Gusto Cobra Evo, hanya saja marika menambahkan 2 bottcle cage untuk bekal perjalanan. Dari segi ergonomi, sepeda ini sepertinya lebih mengarah ke Aero, untuk kencang2 di jalan raya, tapi jangan salah, Marika juga menggunakan sepeda ini untuk menanjak dan kencang, benar-benar all-rounder. Marika melakukan pengetesan menanjak di suatu gunung dengan elevation gain 1000m dengan speed kencang. Cek postingannya di https://www.instagram.com/p/DGfSGl1JcYg/?img_index=7. Keep update aja dengan instagarm @marikxx untuk tahu aksi-aksi Marika berikutnya dengan Gustonya.
Kamu sudah merasa brake pads sudah menipis, ditandai dengan tarikan rem sudah dalam, tapi tidak speed tidak berkurang. Agar proses ganti brake pads membuat pengereman kembali baik, terutama untuk kamu yang menggunakan caliper disk brake mekanik atau hidrolis, berikut beberapa hal yang perlu di perhatikan. Memastikan Type Brake Pads Compatible dengan Caliper Rem Tidak satu jenis brake pads bisa di pasang di semua merek caliper dan semua serinya. Pastikan ketika beli brake pads kamu sudah tahu caliper mana saja yang disupport oleh brake pads tersebut, sebagi contoh ada di gambar atas. Namun kita tidak hanya berpaku ke merek yang sama, ada beberapa merek brake pads yang menyediakan berbagai brake pads yang support untuk caliper berbagai merek, seperti Jagwire, Swissstop, Croder dan masih banyak lagi. Alasan brake pads harus support dengan caliper antara lain : bisa terpasang dengan baik di caliper. posisi baut, bagian yang terkena tekanan piston, dan posisi dengan rotor semuanya sesuai. Setelah Lepas Brake Pads Bersihkan Dulu Caliper dan Rotor Bagian dalam caliper sering kali jarang di bersihkan, karena untuk mendapatkan hasil yang maksimal perlu bongkar semua. Mumpung kita sedang bongkar brake pads, sekalian saja membersihkan sisi dalam kalipernya. Kamu bisa menggunakan cairan khusus disc brake cleaner, karena cairan ini sangat ampuh juga untuk membersihkan oli hirolik yang meluber, jika pakai air di takutkan jika kurang kering akan menghasilkan part yang korosi. Hal yang sama, lakukan juga pada rotor. Posisikan Kembali Posisi Piston Credit by: parktool.com Hal ini lebih cocok untuk disc brake yang sudah hidrolik, karena ketika brake pads menipis, piston akan berasa mendekat ke rotor, dan ketika ganti brake pads baru yang lebih tebal, kemungkinan besar rotor kamu akan sering rubing, bahkan tak bisa terpasang. Untuk disc brake yang mekanik, hal ini bisa di atasi dengan memainkan di adjustmen kabelnya. Hal Yang Jangan Di Lakukan Setelah semua kondisi bersih di rotor dan caliper, brake pads pun siang di pasang. Hal yang perlu di hindari, antara lain: Memegang langsung brake pads disisi dalamnya dengan tangan kosong, karena ada kemungkinan kondisi tangan sedang kotor, kena sisa oli, atau ada minyak dari tangan. Untuk kasus berikut di tujukan khusus untuk pengguna disc brake hidrolik, jangan sampai menarik rem ketika tidak ada brake pads / rotor, karena akan memberikan tekanan berlebih ke piston. Hal terburuk adalah piston terlalu ketekan hingga ada leak oil, bahkan piston terlepas.
Mengecek dari situs resminya di Enfitnix.com , Enfitnix alias Enfitnix Technology adalah company yang fokus untuk membuat lighting untuk sepeda kebanyakan, dan beberapa produk lain berupa sensor untuk sepeda. Bicara untuk lampu sepeda, ada banyak varian yang dibuat oleh Enfitnix ini, dan salah satunya adalah Enfitnix X-Lite 200 sebuah lampu belakang minimalis, berbentuk tabung dengan body dari carbon dan dilengkapi brake sensor. Spesifikasi Lengkap Run Time:2-27hrs Battery Capacity: 400mAh Net Weight: 29.4g Gross Weight:100 Dimension:34.5mmx31mm Brightness:30lm Material:3K Carbon & Alu Connector:USB Type C Color:Black or Metal Water Proof:IPx6 Operation Mode:Auto/Manual Cerita seputar brake sensing yang menjadi salah satu fitur andalan dari lampu ini, cara kerjanya adakah ketika cyclist mengurangi speed, lampu akan menyala sangat terang untuk memberi tahukan ke pengendara belakang kita sedang ngerem. Mirip dengan lampu belakang di motor / mobil. Brake sensor seperti biasanya menggunakan sensor acelometer yang mirip ditemukan di smartphone, hanya saja beberapa lampu dengan brake sensor kadang sensornya terlalu sensitif, di miringkan dikit saja dianggap melakukan pengereman. Untuk itu Enfitnix XLite 200 menghardirkan 6 axis sensor motion sensotor, agar lampu lebih tepat ketika membaca ketika cyclist sedang dijalan melakukan pengereman. Sekilas info, lampu dengan brake sensor seperti sudah menjadi fitur wajib ketika penulis ingin cari lampu baru, berikut list lampu-lampu belakang sepeda yang pernah penulis beli, dan ternyata semuanya ada fitu brake sensor: cateye rapid x2 kinetic, rockbross (seri lupa), guee aero, enfitnix xlite 200 dan terakhir yang dipakai adalah Lezyne Strip Drive Alert. Jika dilihat sekilas pada bagian merah lampu ini di buat lebih cembung tidak flat segaris body, desain seperti ini membuat nyala lampu bisa dilihat dari samping, terutama ketika siang hari, kalo malam tentu aka memberi nilai plus juga. Kelengkapan Di dalam box, selain ada manual box, kabel charge type-c ada 2 macam mounting untuk lampu ini, bisa untuk di seatpost dan saddle rail bagian belakang. Kualitas penguncian dari mountingnya juga cakep menurut kami, berasa premium, feel dan caranya mirip ketika mengunci garmin edge ke mounting aslinya. Feel Pertama Ketika Memegang Ketika memegang lampu belakang ini, sangat berbeda sekali di banding lampu-lampu yang pernah saya beli sebelumnya. Ringan sekali untuk sebuah lampu sepeda dengan brake sensor, meski ringan body carbonnya membuat lampu ini keras, berbeda dengan lampu berbalut plastik atau karet yang ada sensasi empuk-empuknya meski cuman sedikit. Kemudian ada satu hal yang membuat saya kepikiran, jika di lihat di gambar atas ada ring silver sekeliling sisi yang menyala, ternyata saya bisa memutar-mutarnya, tapi ternyata bukan untuk membuka body lampu, hal tersebut membuat saya kepikiran apakah sama di unit lain. Karena takut ada celah untuk air masuk, akhirnya saya selotip aja biar tidak ada pergerakan. Mode Lampu Lampu ini memiliki mode manual dan auto untuk powernya. Mode manual adalah untuk menyalakan dan mematikan harus di lakukan sendiri dengan memencet tombol power yang ada di sisi tengah lampu. Mode auto, lampu akan otomatis mati ketika diam lama, dan otomatis nyala ketika ada pergerakan. Penulis pribadi suka yang mode manual, karena lebih bisa mengontrol kapan lampu akan nyala dan mati. Disamping 2 mode power diatas, ada beberapa variasi nyala dari lampu, mulai solid hingga beberapa variasi kedip-kedip. Variasi kedip-kedip yang ada momen ketika led mati akan memberikan batery life lebih panjang dari pada yang nyala solid. Pengalaman Ketika Dibawa Hujan-Hujanan Saya termasuk orang yang tetap bersepeda meski ada hujan, terutama jika hujannya terjadi ketika sedang di jalan. Hujan yang pertama adalah hujan sedang, yang biasanya membuat pengendara motor langsung menepi untuk memakai jas hujan atau sekedar berteduh. So far lampu ini bisa bertahan di kondisi tersebut. Kondisi hujan kedua, ketika saat itu hujan sangat deras, tidak ada angin tapi saking derasnya jarak pandang terbatas, di kondisi ini, saya hampir tidak melihat kendaraan roda 2, tapi beberapa terlihat mobil melintas. Ketika di jalan saya sedikit mengintip nyala lampu, dan masih merah, berarti lampu masih nyala. Namun saya baru sadar, ketika baru sampai rumah untuk mematikan lampu, hanya nyala setengah dan masih kedip-kedip seperti diatas. Saya ingat ini sinyal low baterry. Setekah di lap sampai bersih saya diamkan dulu sebelum di charge. Oke esoknya ketika sudah full charge, ada ternyata lampu masih belum bisa nyala full, dan tidak bisa saya ganti ke mode lain. Takut ada konslet saya diamkan seharian. Ternyata besoknya lagi, lampu sudah kembali normal, nah kejadian sebelumnya saya kurang paham apa yang terjadi. So Far So Good Hingga Saat Ini Hingga saat postingan ini dibuat lampu ini menjadi opsi pertama saya untuk gowes harian sebelum ngantor, biasanya untuk gowes weekday saya ambil rute yang tidak terlalu jauh 50km maksimal, agar tidak telat kantor. Hanya saja untuk rute weekend yang jauh-jauh saya pakai lampu lain yang lebih besar baterainya, dulu pakai CatEye X2 Kinetic, namun sekarang ganti Lezyne Strip Drive alert. Brake sensing, memberikan pengalaman bersepeda lebih nyaman, agar pengendara di belakang tahu kita sedang ngerem. 6 Axis motion dari Enfinix Xlite 200 ini membuat pembacaan rem lebih presisi. Body carbonnya lebih membuat tampilan lampu ini lebih premium dan beda sih, daripada lampu dengan desain mirip dengan harga jauh di bawahnya. Oh iya untuk mountingnya, saya suk yang mounting di seatpost, karena tidak ada ruang untuk saddle rail yg sudah terpasang topeak quickclik.
2 tahun yang lalu • yussan • 1.46K views
Bicara seputar disc brake, tentu banyak yang komentar untuk mendapatkan pengereman yang lebih maksimal di berbagai jenis kondisi, baik basah atau kering. Hal tersebut benar, jika kita menggunakan hidrolis disc brake dengan berbagai kelebihannya, namun jika dana terbatas dan hanya bisa mengambil mechanical disc brake single piston, berikut ada beberapa tips dari MauGowes untuk memaksimalkan kinerjanya. Mengenal 1 Piston Caliper Kita mulai dari cara kerja caliper disc brake untuk melambatkan sepeda terlebih dahulu. Ketika tuas rem di tarik, maka rotor/piringan rem akan di jepit oleh brake pads, part yang bertugas menggerakan brake pads untuk menjepit inilah yang di sebut piston, dan 1 pist on berarti cuma ada 1 brake pads yang bergerak untuk menjepit, bisa sisi kanan atau kiri tergantung merek. Sehingga di bandingkan caliper dengan piston lebih banyak, braking power 1 piston ini jauh lebih lemah, namun bisa kita improve agar lebih maksimal. Caliper Arm Bisa Bergerak dengan Smooth Berbeda dengan disc brake hydraulis yang tidak boleh tarik rem ketika tidak terpasang di rotor, kita bebas untuk menarik rem di disc brake mechanical, jika disc brake hydraulis ada kemungkinan piston cylinder terlepas ketika tarik rem ketika tidak ada rotor, disc brake mechanical aman, karena tidak ada part tersebut. Arm yang di maksud adalah yang terpasang di caliper, ketika di gerakan maka piston akan bergerak menjepit, pastikan bisa digerakan dengan smooth, tidak berat atau terganggu. Karena hal ini akan mempengaruhi ringan atau tidaknya tarik rem. Set Brake Pads Super Dekat Dengan Rotor Karena hanya satu brake pads yang bergerak di single piston, ada kemungkinan rotor akan mengalami bending ketika terjadi pengereman, dan ini tidak bisa di cegah. Untuk mengurangi hal ini, di sisi pads yang tidak bergerak atur agar super dekat dengan rotor, meski ada suara gesekan-gesekan dikit tidak apa-apa, asalkan tidak membuat sepeda berat ketika di kayuh. Sedangkan sisi lainnya bisa diatur sesuai dengan konfigurasi favorit kamu. Karena sisi pads yang tidak bergerak dekat dengan rotor, maka bending semakin kecil terjadi, dan pads yang diam semakin kuat cengkraman dengan rotor. Menggunakan Outer & Inner Brake Yang Berkualitas Credit by https://jagwire.com/ Inner brake tersedia berbagai macam opsi mulai dari harga murah dan mahal, sebagai contoh dari produk Jagwire ada opsi slick dengan harga lebih mahal dari inner brake yang standard, kelebihannya lebih licin. Licin ini ditujukan agar gerakan tarik rem dan melepas rem bisa semakin smooth, ada beberapa kasus rem disk brake mechanical berat, terutama di belakang karena kabel lebih panjang. Hal ini juga harus didukung dengan hose atau outernya yang slick pula, dengan kedua-dua slick maka makin maksimal pula kekuatan disc brake mechanical kamu.
Ketika berencana membeli rotor disc brake untuk roadbike, sering kali ditemukan 2 opsi, untuk diameter 140mm atau 160mm. Dari sinilah banyak timbul pertanyaan, apa yang kalebihan dan kekurangan jika memilih rotor ukuran 140mm atau 160mm, mari kita bahas disini. Makin Besar Rotor Pengereman Makin Baik Source : https://www.astra-honda.com/ Mari kita beralih ke dunia balap sepeda motor, yang mana cakram yang digunakan sangat besar sekali di bandingkan cakram pada motor-motor harian. Cakram/rotor besar ini ditujukan untuk mendapatkan peforma pengeriman terbaik ketika melaju di trek, bisa dibilang makin besar rotor maka makin baik peforma pengeremannya. Namun makin besar rotor makin berat pula bobot yang dihasilkan, untuk hal itu pula kendaraan harian yang mesinnya biasa saja, tinggal menggunakan rotor sebesar itu karena akan membebani mesin. Hal tersebut juga berlaku di sepeda, makin besar rotor tentu juga berpengaruh pada bobot sepeda, jika siap bertambah beberapa gram, ok pasang saja. Jangan lupa makin besar rotor ada ektra power yang ditambahkan untuk menggerakan sepeda, tapi kita mendapatkan kelebihan peforma pengereman yang lebih baik. Memastikan Frame Support Tidak semua frame roadbike support untuk rotor ukuran 160mm. Jangan sampai menjadi penyesalan, terlanjur beli Rotor 160mm ternyata tidak support di pasang di frame. Memang lebih aman menggunakan rotor ukuran 140mm yang memang umum digunakan roadbike saat ini. Perlu Adapter Caliper Rotor 160mm Source: mantel.com Rata-rata ketika pembelian kaliper, terutama yang flat mount. Baca: Perbedaan kaliper flat mount dan postmount , menyediakan adapter untuk kaliper bagian depan, sehingga bisa dipasang rotor 140mm atau 160mm, namun tidak untuk belakang. Sehingga untuk memasang rotor ukuran 160mm dibagian belakang, selain memastikan frame support, kamu juga harus memiliki adapter ini agar kaliper juga support dengan rotor ukuran 160mm. Kombinasi Rotor 160mm depan dan 140mm Hal ini bukan asing lagi di dunia pesepeda profesional, kita gunakan sepeda dari pro tour untuk patokan, banyak yang menggunakan opsi rotor dengan size yang berbeda, yakni 160mm untuk depan dan 140mm untuk belakang. Depan menggunakan rotor besar untuk mendapatkan peforma pengereman terbaik, dan belakang cukup kecil saja karena tidak terlalu membantu proses pengereman, dan dengan size kecil membuat akseletasi lebih bagus karena lebih ringan.
Beberapa saat yang lalu salah satu partner MGWS Mr WSNJY merakit road bike, dan unutk part wheelsetnya mengguakan produk dari Elite Wheels, serinya Elite ENT 50mm untuk Disc Brake dengan Hub RD07. Wheelset terbaru merupakan produk baru yang di beli langsung dari official store Elite Wheels di Ali Express, berikut adalah impresi setelah 1000KM penggunaan. Desain Yang Simple dan Sleek Corak utama dari Elite ent ini adalah hitam matte penuh tanpa corak macam-macam, tentunya dengan decal dari Elite wheel seri 2.0 alias terbaru untuk 2020. Rimsnya sangat cocok dan elegan di padukan dengan vittoria corsa gumwall dan frame delihea rest yang serba hitam. Spesifikasi Untuk opsi discbrake lebar rim 50mm berat total sepasang adalah +- 1656±30g, dan berikut adalah spesifikasi lengkapnya : UCI Certified Support clincher dan tubeless Hub untuk rotor center lock, support untuk Shimano 10-11 speed / XDR 11-12 speed Axle: F-qr*100 &12*100mm.R-qr*135&12*142mm Freebody: 6 pawls Holes: Front 24.rear 24 Spokes: Pillar 1423 Dan dilengkapi dengan valvle untuk ban tubeless beserta spokes/ruji cadangannya. Tetap Nyaman Untuk Climbing Berkat ringan dan stiffness dari carbon, wheelset ini tetap enak digunakan nanjak. Terbukti dari pengetesan di Bukit Turgo dengan ketinggal sekitar 1000mdpl, watt yang dihasil untuk bisa membawa sepeda kepuncak lebih rendah daripada wheelset dengan harga sejenis terutama yang non carbon. Kondisi Setelah 1000Km UCI Certified memang adalah pantokan yang benar untuk mengetahui kualitas dari suatu part sepeda, dan Elite ent ini sudah UCI Certified. Dari pengalaman gowes WSNJY menjelaskan sering masuk lubang dengan highspeed / kecepatan tinggi dan langsung gas saja karena merasa wheelset baik - baik saja. Benar saja, sejak awal pembelian hingga review ini dibuat WSNJY sama sekali belum pernah setel ulang ruji, karena memang belum di butuhkan. So far dengan harga kurang lebih Rp 5 jutaan, Elite ent ini tidak mengecewakan dan rekomended, tapi untuk dapat harga aslinya kamu perlu beli di Ali Express, dan untuk free ongkirnya harus memilih agen yang pengirimannya bisa 2-3 bulan. - yussan -
Untuk kamu yang saat ini memilki roadbike disc brake tapi masih mekanikal dan ingin upgrade ke seri hidrolis, berikut ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, mulai dari opsi upgrade lain, dan penjelasan seputar part-part yang dibutuhkan untuk menggunakan rem hidrolis Perbedaan Rim Brake Mekanikal dan Hidrolis Cara kerja utamanya adalah sama sih,untuk menekan piston dikaliper untuk menjepit disc untuk menghentikan putaran roda, tapi tentu saja feel, penampakan dan peforma dari disc brake mechanical dan hidrolis jelas berbeda Penampakan Disc Brake Mekanikal Disc brake mekanikal untuk menyampaikan perintah pengereman dari lever ke kaliper menggunakan kawat besi kuat. Jika dilihat dari lever, baik disc brake mekanikal / hidrolis terlihat sama saja, tapi jika di bagian kaliper, disc brake mekanikal terlihat sisi inner cable brakenya yang dari logam terlihat dari luar. Tugas dari inner cable ini adalah menarik piston ketika ada pengereman sehingga disc/piringan bisa tergencet dan terjadilah deselerasi. Bagian ini lah yang terlihat tidak rapi dibandingan disc brake yang sudah hidrolis. Penampakan Disc Brake Hidrolis Cara kerja disc brake hidrolis adalah ketika terjadi proses pengereman, kita memberikan tekanan mineral oil yang ada di kabel rem dan tersalurkan hingga ke kaliper, yang mana tekanan oli ini akan menekan piston sehingga menjepit disc/piringan, disinilah proses deselerasi. Karena kabel rem disini bisa dibilang seperti selang, hanya berisi mineral oil, maka ketika ketika melihat caliper disc brake hidrolis terlihat jauh lebih rapi , simple dan tertutup. Feel Disc Brake Mekanikal dan Hidrolis Meski cara kerjanya sama, tapi perbedaan mekanikal dan hidrolis adalah feel ketika pengereman, untuk rem di disc brake hidrolis berapa lembut dan ringan, meski begitu pengereman tetap berjalan dengan maksimal. Untuk discbrake mekanikal, makin dalam melakukan pengereman makin berat dan keres untuk menarik brake levernya. Part Yang Perlu Diganti Untuk Upgrade Disc Brake Mekanikal ke Hidrolis Untuk memudahkan penjelasan di bagian ini, kita gunakan sample produk dari Shimano , Shimano Ultegra R8000 untuk mekanikal dan R8020 untuk hidrolis. Untuk part-part yang perlu diganti ketika upgrade dari disc brake mekanikal ke disc brake hidrolis antara lain : kaliper kabel rem hidrolis shifter Sisanya adalah pembelian untuk mineral oilnya. Yup cuma perlu 3 part ini, namun perbedaan harga tiap part tentu ada, dan harga part-part untuk rem hidrolik jelas lebih tinggi. Kita ambil contoh untuk perbedaan harga parts shifter/brifternya, untuk seri Ultegra R8000 yang masih mekanikal, harganya kurang lebih Rp 4.000.000,- Sedangkan untuk seri Ultegra R8020 yang seri hidrolis, harga kurang lebih Rp 5.000.000,- selisih 1 juta rupiah lebih mahal lah daripada yang seri mekanikal. Opsi Disc Brake Mechanical Semi Hidrolis TRP HY-RD Opsi ini adalah, kita masih bisa menggunakan part-part untuk rem mekaninal tapi bisa sedikit merasakan nikmatnya rem hidrolis. Yakni dengan mengganti kaliper ke TRP Hy RD. Part hidrolis dari kaliper ini adalah di pistonnya yang menjepit ke piringan/disc nya, sisanya sampai ke shifter masih mekanikal sehingga kita masih bisa menggunakan part-part lama. Giant Conduct Hyraulic Disc Brake Giant Conduct Hydraulic Disc Brake menciptakan teknologi kombinasi brake mekanikal berpadu dengan brake hidrolis, yakni Giant Conduct Hydraulic Disc Brake. Jika dilihat pada gambar diatas, ada part tambahan di bagian depan stem/handlebar. Disitulah konversi dari brake lever mechanical menjadi hidrolis hingga ke kaliper. Karena kabel mechanical lebih pendek daripada yang menggunakan TRP Hy-rd maka feel hidrolisnya lebih berasa di produk ini. Namun bentuk dan ukuran di rasa cukup tidak biasa, penulis sendiri masih lebih suka untuk pakai TRP Hy-rd untuk opsi rem hybrid. Sumber Gambar https://www.cyclingweekly.com/ https://r2-bike.com
Di postingan beberapa saat lalu pernah kita bahas kaliper rimbrake berdasarkan cara kerjanya, ada dual pivot dan single pivot, kali ini ini kita akan bahas dari jenis mountingnya, apa perbedaannya dan apa saja kekurangan dan kelebihannya. Regular Mount Rim Brake Calipers Ini adalah opsi frame dengan rim brakes yang paling banyak ditemukan saat ini. Dengan baut ditengah berjumlah satu, disiinilah kaliper nanti akan dipasang. Kita ambil contoh saja produk dari Ultegra, yakni Ultegra R8000 dibawah ini. Cukup dengan 1 bolt bisa terpsang dengan kencang di frameset, nah berikut kekurangan dan kelebihannya. Ciri khasnya mudah ditemukan, pastikan dibelakang kalipers, tersedia bolt/baut yang cukup panjang, yang mana baut ini lah yang akan digunakan untuk pemasangan ke frame sepeda. Kekurangan : calipers bisa tidak simetris antara kanan dan kiri (namun penemuan ini jarang ditemui di shimano seri atas, seperti Ultegra / Dura Ace) Kelebihan : banyak frame support dan mudah ditemukan harga lebih murah dari direct mount calipers Direct Mount Rim Brake Calipers Memiliki cara kerja yang sama dengan rim brake versi regular mount, hanya saja berbeda cara pemasangan dan tumpuan pengungkitnya. Jika regular mount hanya satu baut ditengah, maka direct mount menggunakan 2 baut dan dipasang secara simetris antara kanan dan kiri. Ultegra seri diatas juga menyediakan untuk rim brake calipers versi direct mount, yakni Ultegra R8010, sepertin inilah tampilannya. Jika dilihat sekilas, versi direct mount ini lebih sederhanan mekanismenya, hal yang paling membedakan adalah baut yang berjumlah 2 dan panjangnya sama. Dengan 2 baut ini, sekaligus menjadi titip tumpu untuk gerakan putar dari kaliper, tentu dengan berbagai kekurangan kelebihannya, sebagai berikut : Kekurangan : Tidak banyak frame support Harga lebih mahal dari regular mount Kelebihan : Mekanisme lebih sederhana, menyumbang ringan dari pada versi regular mount lebih kuat dan jarang terjadi miring ketika digunakan/dipasang Ref : https://api.maugowes.com/blog/Lebih-Mengenal-Symetrical-Dual-Pivot-Rim-Brakes-5f282420ff736f2c526bb13f