large MAUGOWES
Latest

Pendaftaran Dolan Kebon - Sowan Nyai 2024 Event Gowes Gravel Telah Dibuka

Merupakan kali kedua DolanKebon.id mengadakan event gravel di Yogyakarta, kali ini bertajuk Dolan Kebon Sowan Nyai, ada 2 opsi di event gravel kali ini, yakni 90km dan 150km. Jadwal Event Dolan Kebon Sowan Nyai Event ini akan diadakan pada 21 September 2024, yups masih ada sekitar 2 bulan lagi, untuk siap-siap dan latihan :D. Start dan Finisih, di Balai Kota Yogyakarta, untuk rute dan start time kami belum mendapatkan info dari panitia. Cara Pendaftaran Dolan Kebon Sowan Nyai Silahkan kunjungi https://reg.dolankebon.id/ , silahkan isi semua data formulir disana, ada opsi untuk rute yaitu:  90KM Rp 450.000,- 150KM Rp 550.000,- Untuk selanjutnya setelah isi semua formulir, kamu akan mendapatkan QRIS untuk melanjutkan pembayaran.

sebulan yang laluyussan 188 views

to detail button

Specialized Crux DSW Alloy Gravel Bike Ringan Terbaru

Melanjutkan kesuksesan Specialized Crux Comp gravel bike sebagai salah satu gravel bike teringan in the world. Specialized merilis Specialized Crux DSW Comp dengan frame dari alloy dan geometri mirip dengan Crux versi carbon, dengan masih membuat sepeda ini seringan mungkin. Specialized Crux DSW Comp Kita mulai dari spesifikasi tekniknya terlebih dahulu. Frameset Frame Specialized E5 Premium Aluminum Disc frame with D'Aluisio Smartweld Technology, hydroformed aluminum tubing, tapered head tube, threaded BB Seat Binder Specialized Alloy, 30.8mm Fork S-Works FACT Carbon, 12x100mm thru-axle, flat-mount disc Cockpit Handlebars Specialized Adventure Gear, 118.9mm drop x 70mm reach x 12º flare Saddle Body Geometry Power Sport, steel rails SeatPost Alloy, 2-bolt Clamp, 12mm offset, 27.2mm, anti-corrosion hardware Stem Specialized, 3D-forged alloy, 4-bolt, 7-degree rise Tape Supacaz Super Sticky Kush Brakes Rear Brake SRAM APEX, Hydraulic Disc Front Brake SRAM APEX, Hydraulic Disc Drivetrain Shift Levers SRAM APEX, 12sp Rear Derailleur SRAM APEX XPLR, Mechanical Cassette SRAM PG 1231, XPLR, 11-44 Crankset SRAM APEX XPLR, 40t Chainrings 40t Bottom Bracket SRAM DUB BSA 68 Wide Chain SRAM APEX 12S Wheels & Tires Front Wheel DT G540, Centerlock Disc, Tubeless Ready, 25mm internal width Rear Wheel DT G540, Centerlock Disc, Tubeless Ready, 25mm internal width Front Tire Pathfinder Pro 2BR, 700x38 Rear Tire Pathfinder Pro 2BR, 700x38 Inner Tubes 48mm Presta Valve, 700X28-38 Weight Weight 9.37kg (20 lb, 10.5 oz) for size 56 Specialized CRUX sebagai Gravel Bike Alloy Teringan Didunia Credit by specialized.com Hadir dengan berat frameset hanya 1399 grams, menjadikan Crux DSW sebagai alloy gravel frame teringan didunia, dikombinasikan dengan Specialized Fact12r Crux Carbon fork.  D'Alusio Smartweld Credit by specilized.com Sama dengan frame dari specialized allez comp, dengan d'aluisio smartweld, sebuah teknik pengelasan yang di patenkan Specialized, untuk menciptakan frame alloy ringan, dengan pengelasan yang kuat dan sambungan yang akurat. Untuk memberikan stiffness, downbtube dan bottom bracket sheel dibuat satu bagian di Crux DSW ini, mirip dengan Allez terbaru. Side to Side Specialized Crux Gravel and Crux DSW Berikut side to side CRUX DSW Comp dengan Crux Comp, tentu yang paling terlihat adalah frame alloy terlihat ada sambungan lasnya, 2 frame ini menggunakan fork yang sama. Crux Comp versi carbon, menyediakan lubang untuk jalur kabel di bagian atas down tube, yang mana kami lebih suka ini karena terlihat lebih rapi. Berbeda dengan Crux DSW Comp yang lubangnya tersedia disamping, sehingga jika suatu saat ingin setup SRAM AXS groupset, lubang ini masih terlihat dan perlu ditutup. MMenggunakan seatstay desain tradisional yang mana banyak sepeda saat ini menggunakan dropped seatstay untuk stiffness, justru kami suka desain tradisional ini, menjadi lebih eksklusif saja, dan tentu seharusnya lebih nyaman daripada dropped seatstay terutama untuk rute tanah. Handlebar, stem, saddle hingga bartape menggunakan spek yang sama, baik Crux Comp atau Crux DSW Comp, hanya berbeda di seatpostnya, untuk Crux Comp menggunakan seatpost dari carbon dengan seatback yang lebih banyak dari Crux DSW Comp. Geometry Frame Sama Persis Specialized Crux DWS Comp Frame Geometry, sumber https://www.specialized.com/us/en/crux-dsw-comp/p/4221802?color=5368204-4221802   Specialized CRUX Comp frame geometry, sumber https://www.specialized.com/us/en/crux-comp/p/199962?color=322105-199962   Hal yang menarik perhatian kami berikutnya adalah kedua frame CRUX ini, meski beda varian, alloy dan gravel, geometrynya bisa sama persis, hingga ke bagian-bagian terkecil, dan kami hampir tidak pernah menemukan spek seperti ini di brand lain. Yang artinya, kamu bisa menggunakan setup fiting yang sama untuk 2 jenis sepeda ini, hanya beda feel menggunakan sepeda carbon dan alloy. 

Giro Rincon Sepatu Gravel impresi Setelah 500KM

Giro Rincon adalah sepatu gravel pertama dari brand Giro yang penulis punya. Impresi pertama ketika digunakan adalah, lacing systemnya nyaman, seimbang atas kanan kiri, meski cukup berat. Sebagai catatan, tiap selesai dipakai kami selalu membersihkan sepatu ini dengan semprotan air tipis-tipis dan di lap hingga impresi 500KM berikut. Seputar Giro Rincon Awal cerita kami mencari sepatu yang memang dikhusus kan untuk gravel, alternatif dari Shimano RX8 series yang harganya diatas 2.5jutaan, akhirnya nemu entry level dari Giro, yakni Giro Rincon. Taglinenya "Ready to roll over gravel, gradients, and everything in between", jadi sesuai dengan target kami.  Beberapa ekspetasi saya, sepatu ringan, spd cleat support dan knobya tinggi tapi tidak seektrim sepatu MTB, dan harga sekitar Rp 1.500.000,-, yups Giro Rincon ini dapat hal ini. Spesifikasi lengkapnya bisa cek di https://www.giro.com/p/rincon-mountain-bike-shoes/350060000200000092.html . Belum Ada Robek dan Karet Outsole Masih Tebal Heel Tab dan Heel Collar Kita mulai dari bagian yang sering bergesekan dengan kaki, yakni di bagian heel tab dan hell collarnya. Kaos kaki yang saya pakai selalu sama untuk semua aktifitas sepeda, yakni kaos kaki dari Sub Jersey (apapun serinya), dan ini bukan promo ya, kebetulan sizenya pas. Sepatu saya lainnya adalah Shimano size 44e wide yakni Shimano XC3 dan RC502, dan pas dengan fitting Giro Rincon size 44 ini. Untuk bagian yang bergesekan langsung dengan kaki yang mulai berbeda ada di insolenya, yang mana tulisan-tulisan seperti Giro dan sizenya mulai kabur. Boa fit System + Velco Strap No Issues Sejak awal penggunaan hingga 500km ini, saya belum pernah sama sekali melepas velcro depan, jadi sejak pertama di pakai langsung fitting, dan proses lepas pasang hanya di bagian BOA dialnya saja. Pernah mendapatkan isu di BOA dial XC3, ketika effort/power jadi loose padahal sedang kencang, isu tersebut tidak kami dapatkan di GIRO Rincon ini, BOA dial hingga postingan ini dibuat, masih bekerja dengan sangat baik. Outsole Berikut kami memiliki perbandingan ketika sepatu ini baru di unboxing dan setelah lama di pakai, tentu hasilnya bisa berbeda-beda tergantung dari seberapa sering di pakai jalan dan seberapa esktrim rute yang digunakan. Warna hitam di 2 mur depan yang awalnya hitam, kita kembali ke warna aslinya yaitu silver. Ada banyak sekali lecet di bagian cleat, karena disanalah sering terjadi gesekan dengan pedal, ketika cleat in/out, dan ini wajar. Karet mulai menipis, tapi kami merasakan grip yang cukup kuat disini, bahkan bisa dibilinag karet baru, ketika masih keras lebih licin daripada setelah dipakai beberapa kali. Kondisi Lem, Pernah Dibawah Hujan-Hujanan Penulis sendiri adalah tipe goweser yang lebih suka menembus hujan daripada menunggu reda, baik itu pakai atau tanpa menggunakan jas hujan, dan sepatu ini pernah merasakan hal tersebut.  Meski tidak sering, hujan yang di hadapi cukup luar biasa hingga membanjiri sisi dalam sepatu, dan butuh beberapa hari agar full kering. Hingga saat ini kami belum merasakan efek samping dari hujan-hujanan ini, seperti lem yang mulai mengelupas atau warna yang mulai berubah, yups masih aman untuk 2 hal tersebut. Namun perlu di perhatikan di cleat/bautnya, biasanya jika sudah ada ;ecet cukup dalam, bisa membuat lapisan anti karat tertembus hujan dan tentu bisa karatan, tapi kami terhindar dari hal tersebut, kemungkinan karena langsung membersihkan dan mengeringkan setelah dipakai basah-basahan. Kesimpulan 500km yang kami lalui dengan sepatu ini masih belum cukup untuk membuat sepatu ini menyerah, pastikan setelah selesai dipakai langsungan di bersihkan dengan cara di lap dan semprot air sedikit saja, pastikan langsung di keringkan agar tidak timbul jamur atau karat di bagian besinya. Boa dial system hingga semua bagian sepatu masih bekerja dengan baik, namun jika rute yang dilalui lebih ektrim tentu hasil bisa berbeda pula.  Harga yang cukup lebih murah dari RX800 memang memberikan perbedaan berarti juga, dari bobot yang lebih berat, serta stiffness yang kurang, tapi sepatu ini nyaman sekali, outsole sangat meredam, dan uppernya bisa memeluk dengan sangat baik dan simetris, langsung pas sejak pertama kali dipakai. Score Fitting: ⭐⭐⭐⭐⭐ (5/5), memeluk dengan sangat baik dan dial BOA membuat lebih mudah Weight: ⭐⭐⭐⭐ (4/5), Tidak seberat MTB tapi tidak seringan dengan sepatu gravel selevel, misal XC 5 Brand and Lab Spec Compare: ⭐⭐⭐⭐⭐ (5/5) , kecocokan spesifikasi dari brand dan pengecekan spek dari lab

Topeak Tetrarack Series Opsi Untuk Pasang Rack dan Pannier Tanpa Eyelets

Jika kita lihat di fork atau seatstay sepeda, beberapa apa yang memiliki eyelets dan beberapa tidak. Eyelets sendiri ditujukan untuk lubang baut/bolt, tempat di pasangnya rack untuk pannier. Namun untuk beberapa sepeda yang ditujukan untuk speed/peformance tidak menyediakan eyelets ini, namun beberapa pemilik masih tetap ingin pasang rack pannier sepeda, solusinya adalah produk dari Topeak Tetrarack ini. Rack Depan Untuk rack pannier depan Topeak memiliki opsi Tetrarack R1 dan Tetrarack M1. Perbedaannya sendiri adalah untuk R1 ditujukan untuk frame road, gravel, touring sejenisnya. Sedangkan M1 untuk MTB yang fork depan full suspensions. Topeak Tetrarack M1 untuk MTB Opsi quick mount rack depan dari Topeak, Topeak Tetrarack M1 ditujukan untuk MTB yang menggunakan fork full suspension. Topeak Tetrarack R1 untuk Road, Gravel, Touring Opsi quick mount rack depan dari Topeak, Topeak Tetrarack R1 ditujukan untuk Roadbike, gravelbike, touring bike dengan fork depan rigid yang minimalis. Spesifikasi Menggunakan sistem penguncian Integrated QuickTrack dari topeak, memungkinkan untuk menyesuaikan anggel sesuai kemiringan fork dan dikunci dengan kuat dan mudah dilepas hanya dengan menggunakan tombol. Topeak sendiri memberika catatan, untuk tetrack tidak support untuk rimbrake jenis v brake, untuk caliper rim brakes yang biasa di road moderen masih aman-aman saja. Dengan total berat rack +- 910gram untuk Tetrarack M1 bisa untuk beban sampai 10kg, sedangkan untuk Tetrarack R1 memiliki berat 840gram bisa untuk beban sampai 7kg. Rack berbahan aluminium yang ringan dan tahan karat serta strap dari nylon. Rack Belakang + Side  Opsi untuk rack belakang dari Tetrarack jauh lebih bervariasi daripada sisi depan. Dengan variant yang sama R untuk Road dan M untuk MTB. Tetrarack M2 Opsi rack belakang untuk MTB hading dengan seri Tetrarack M2, dengan geometry seatstay yang lebih flat, tentu opsi rack ini sulit untuk dipasang di sepeda road yang gemoetry seatstay lebih tegak. Dengan bahan aluminium dan strap dari nylon, berat dari rack ini adalah 960g dan max load sampai 12 kg. Disamping itu Tetrarack M2 ini juga hadir variant lain Tetrarack M2 HD dan Tetrarack M2L, bedanya ada di desainnya dengan spek mirip, bisa cek di gambar diatas. Tetrarack R2 Untuk road, hadir opsi Tetrarack R2, hanya 1 opsi ini yang disedikan oleh Tetrarack R2, hadir dengan material alluminium dengan nylon strap, total beratnya 870kg, dengan max load 9kg. Tetrarack tentu bisa di ajust sesuai dengan posisi dan kemiringan yang kami inginkan, dan tetap mengunci dengan kuat. Extra Untuk mendukung agar touring semakin lancar dan bawaannya makin banyak. Di keluarga Topeak Tetrarack ini menghadirkan fender m2, khusus untuk MTB, dan extra side mount rack bisa untuk tas pannier. Note dari Topeak seputar Tetrarack Tetrarack ini untuk semua varian tidak support untuk system v-brake yang menggunakan cetrilever, namun masiuh bisa bekerja dengan baik untuk yang mengguakan sistem rim brake modern seperti bawaan shimano road. Tetrarack tidak direkomendasi topeak untuk di pasang di fork atau seatstay berbahan carbon. Namun kami merasa masih aman-aman saja jika tidak sampai max load, untuk frame carbon, kita set saja maxload setengah dari bawaan pabrik. Ref: https://www.topeak.com/global/en/products/315-TetraRack-Series 

sebulan yang laluyussan 202 views

Cyclo Baru Coros Dura Solar GPS dengan Slider

Kehadiran cyclo baru Coros Dura Solar GPS ini membuat ekosistm olahraga di Coros semakin lengkap. Hadir dengan desain yang berbeda dengan cyclo-cyclo yang sudah banyak di pasaran, apa saja yang dihadirkannya, mari bahas secara detail disini. Spesifikasi Lengkap Coros Dura Solar GPS Bike Computer 120 hours of ride time on a single charge with full GPS support Up to 2 extra hours of ride time per hour from solar charging Fully customizable 2.7" MIP color screen with adaptive backlight Responsive touchscreen for simple and safe use on the bike Digital dial and single-button for one-finger control with ease Dual-frequency satellite tracking with auto GPS mode selection Turn-by-turn and smart rerouting powered by Google Maps Built-in global offline maps for navigation on all types of terrain Upload post-ride data in seconds, regardless of activity duration Gain complete fitness insights with COROS watches and sensors Bluetooth and ANT+ support and third-party integrations Coros Dura Solar GPS with Scroll Control Credit by coros.com Berikut adalah penampakan Coros Dura Solar GPS dari atas, terlihat berbeda sekali dengan kebanyakan cyclo, ukuran layar tidak presisi, lebih banyak di bawah, sedangkan diatasnya terdapat solar panel yang sangat besar dan jelas, mirip-mirip dengan desain kalkulator yang di lengkapi solar panel. Credit by coros.com Tidak banyak tombol di sisi kanan kiri, tapi disisi kanan adalah 2 tombol yang bisa diputar dan tekan dan tombol lain untuk power. Credit by coros.com Bicara seputar mounting, desainnya masih cukup popular dengan mounting kebanyakan cyclo seperti garmin, hammerhead dan wahoo, yang model mengunci dengan cara diputar. Yang menarik disiini adalah desain mounting dari Coros seendiri menggunakan Garmin standar mounting cyclo, hal yang sama di lakukan oleh igpsport brand cyclo asal China. Ini adalah langkah yang bagus untuk Coros, membuat penggunakan Garmin sebelumnya yang ingin coba coros, hanya tinggal beli dan pasang, tanpa ubah-ubah mounting di sepedanya. Claim Sampai 120 Jam Dalam Sekali Charge Credit by instagram @corosindonesia Coros menclaim bahwa cyclo terbarunya, COROS DURA support sampai 120 jam penggunakan dengan full GPS mode dalam sekali charge.  Layar hadir dengan 2.7" MIP touch screen dan teradapat fitur untuk membuat layar tetap mudah di baca meskipun di bawah sinar matahari langsung. Dilengkapi dengan chipset satelit GPS dual frekuensi terbaru, COROS DURA secara akurat mencatat data lokasi Anda bahkan saat berkendara di jaringan jalan raya yang padat atau kota-kota bertingkat tinggi. Dengan mengaktifkan mode pemilihan GPS otomatis, COROS DURA menggunakan pengaturan GPS terbaik berdasarkan kekuatan satelit untuk menjaga pelacakan akurat sekaligus mengoptimalkan konsumsi baterai. Smarter Rerouting Credit by coros.com Rerouting dari COROS DURA di bantu dari Google Maps yang sudah sangat terkenal dan popular di kalangan dunia navigasi, terutama yang menggunakan smartphone. Opsi rerouting dari COROS DURA sendiri ada 2 opsi yang di sedikan, pertama kembali ke route, penting sekali ketika ikut event agar tetap berada di rute resmi dari penyelenggara event. Opsi rerouting ke dua adalah direct menuju lokasi tujuan, ini bisa di pakai jika di kondisi tidak masalah keluar jalur asal bisa sampai tujuan. Hingga postingan ini dibuat info dari Instagram @corosindonesia , harga resmi untuk pasar Indonesia lum dibuat, kita tunggu aja. Ref: https://coros.com/dura 

sebulan yang laluyussan 303 views

Opsi Bel Sepeda Minimalis dari KNOG

Untuk kamu yang ingin pasang bel di sepeda, tapi merasa bel sepeda kebanyakan size terlalu besar dan membuat sepeda tidak minimalis, berikut adalah opsi bel minimalis dari knog. KNOG Oi Classic Bike Bell Credit by knog.com Hadir dengan desain minimalis, mirip seperti ring yang melingkari handlebar kamu, dengan tambah tombol untuk membunyikan bel. Hadir dengan 3 opsi warna: black, silver dan bronze. Opsi lainnya adalah dari sisi size / diamater. Size besar support handlebar dari 23.8 - 31.8 handlebar, dan size kecil untuk 22.2mm handlebar. Pastikan ketika membeli kamu memilih size yang tepat. Penampakan KNOG Oi Classic Bike Bell di Sepeda Credit by knog.com Diatas adalah penampakan ketika bel ini KNOG Oi Classic di pasang di handlebar roadbike yang di lengkapi dropbar. Dipasang di dekat stem dengan karena bagian ini bentuk handlebar masih pure lingkaran, kadang ada beberapa handlebar yang di buat aero sehingga tidak memungkinkan di pasang bell jenis ini. So far terlihat minimalis dan tidak banyak mengganggu dari segi tampilan. Harga KNOG Oi Classic Bike Bell di Marketplace Indonesia Hasil pencarian kami di Tokopedia, untuk KNOG oi classic ini , rata-rata di harga Rp 225.000,- . KNOG Oi Luxe Bike Bell Credit by knog.com Hadir dengan desain kurang lebih mirip dengan varian KNOG Oi Classic, KNOG Oi Luxe ini memiliki perbedaan di bagian tombolnya, dengan desain seperti kawat keras, desain ini memberikan kesan klasik untuk bel ini. Disamping itu tombol belnya juga lebih panjang dari seri KNOG Oi Classic. Hadir dengan 3 opsi warna black, silver dan bronze dan 2 opsi size small dan large. Size besar support handlebar dari 23.8 - 31.8 handlebar, dan size kecil untuk 22.2mm handlebar. Pastikan ketika membeli kamu memilih size yang tepat. Penampakan KNOG Oi Luxe Bike Bell di Sepeda Credit by knog.com Diatas adalah tampilan ketika di pasang di handlebar roadbike dengan dropbar, masih terlihat simpel mirip dengan seri classic. Untuk desain tombolnya tentu bisa berbeda-beda penilaian tergantu preferensi orang. Harga KNOG Oi Classic Bike Bell di Marketplace Indonesia Hasil pencarian kami di Tokopedia, KNOG oi luxe ini, rata-rata memiliki harga Rp 375.000,- , dan banyak juga yang memasang harga lebih tinggi, bahkan tembus Rp 800.000, waw.

sebulan yang laluyussan 317 views

Mengenal Half Fondo, Gran Fondo dan Century Ride

Apakah kamu pernah mendengar istilah diatas, atau mungkin hanya Fondo saja, Fondo alias Gran Fondo adalah bersepeda sendiri/berkelompok dengan jarak 120km, selain Gran Fondo ada beberapa istilah lain, seperti Half Fondo, Century Ride. Yang membedakan 3 hal tersebut adalah jarak yang ditempuh ketika bersepeda, nah untuk lebih jelas mengenai itu, yuk kita baca lebih lengkap dibawah. Half Fondo Ada istilah baru sih yang levelnya dibawah Half Fondo, yakni "Fun Fondo", untuk Fun Fondo sendiri jarak yang ditempuh sekitar 25km. Half fondo adalah aktifitas bersepeda yang jarak tempuhnya mencapai 75km dan bisa dikomversi ke mill atau satuan lain tergantung standarisasi satuan di tempat kamu.  Half Fondo ini bisa dilakukan sih untuk kamu yang masa berlatih dalam dalam persiapan Full Fondo alias Gran Fondo. Jarak seperti masih memungkinkan terutama bagi kamu yang bersepeda sebelum kantor, disamping waktu yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, effortnya juga tidak banyak pula, sehingga tidak akan capet ketika akan mulai ngantor. Gran Fondo Gran Fondo sendiri juga berarti "Big Endurance / Big Ride", sebuah aktifitas bersepeda jarak jauh yang diperkenalkan pertama di Italia. Secara resmi Federasi Sepeda Italia meresmikan Gran Fondo adalah event bersepeda dengan jarak sekitar 120KM (75mil). Pastikan botol minum depan dan belakang full, membawa perbekalan cukup, seperti isotonic atau makanan, tujuannya agar aktifitas sepeda kamu lancar dan bisa cepat sampai finish. Century Ride Centry Ride adalah perjalanan bersepeda sejauh 160,9 km (100 mil) atau lebih, biasanya sebagai acara yang disponsori klub bersepeda. Banyak klub bersepeda mensponsori perjalanan tahunan klub sebagai acara sosial bagi pengendara sepeda dan penggalangan dana untuk kegiatan klub lainnya. Tapi akhir-akhir banyak club sepeda hobi yang mengadakan acara ini untuk acara weekend dan sebagainya. Century Rider dibagi menjadi beberapa bagian yang tergantung dari jarak yang ditempuhnya, antara lain : Quarter century, 40km (25 miles) Half century, 80km (50 miles) Metric century, 100 km (62 mi) Double metric century, 200 km (120 mi) Double century, 200 miles (320 km) .

4 tahun yang laluyussan 27.58K views

Tool Untuk Melepas Bottom Bracket Pressfit Lebih Halus

Pressfit adalah jenis bottom bracket, part di sepeda tempat axle/spindle crankset berputar, yang metode pemasangannya di press ke frame hingga fit. Adakalanya pressfit harus dilepas, semisal ingin deep cleaning, atau di ganti yang lain. Alat yang sering di pakai adalah jenis yang di getok dengan palu, dan akan berbahaya bisa kena frame jika meleset, atau bahkan bisa merusak bottom bracket jika terlalu keras. Berikut opsi alat yang bisa lepas pressfit dengan lembut. Alat Yang Biasa Di Gunakan Ini adalah jenis alat yang sering digunakan untuk melepas bottom bracket pressfit, dengan memasukan ke bottom bracket lalu diketuk dengan palu hingga terlepas. Ketika mendapatkan force seperti ini tentu ada impact ke frame meskipun itu kecil, dan ada bahaya juga ketika terjadi slip di toolsnya, atau salah mengetuk ke bagian lain. Opsi BB Removal Yang lebih Lembut Kunci Bottom Bracket Pressfit bisa digunakan dengan baik adalah kepresisian ketika proses instalasi. Bottom bracket di press secara perlahan dengan alat khusus, biasanya berbentuk skrup. Cara kerja yang sama juga di terapkan di alat untuk melepas bottom bracket pressfit ini. Ada beberapa opsi di pasaran, sample yang berikan di gambar di atas adalah produk dari Parktool BBP-AOS. MauGowes juga pernah mencoba alat pelepas bottom bracket dengan cara kerja yang sama, tapi dari brand lain, bisa di link berikut https://www.youtube.com/watch?v=3jGmLjX7hr8 . Bisa Digunakan untuk Berbagai Jenis BB Presfit Seperti yang kita tahu, banyak sekali jenis bottom bracket pressfit di pasaran, mulai bb86 shimano, BB30, SRAM Dub dan masih banyak lagi. Bottom bracket removal ini bisa dipakai untuk hampir semua opsi bottom bracket pressfit, tinggal menyesuaikan diameternya. Cara menggunakannya juga sesimpel diatas, sama-sama memutar skrup, bedanya ketika instalasi saat skrup di putar bottom bracket akan semakin ke dalam, untuk proses removal ini, semakin di putar, maka bottom bracket semakin keluar. Proses ini sangat smooth sehingga kerusakan frame / bottom bracket shell ketika proses removal tidak akan banyak, bahkan tidak ada.

MauGowes play video

#audax #yucc200 #cycling #maugowes Presenter @yussanid Merupakan video cycling POV dengan pure sound di vent YUCC 200 2024 yang diadakan pada Juni 2024 kemarin, merupakan event yang diadakan oleh Audax Randonesia, merupakan event gowes self supported dan menempuh jarak total 200KM dengan elevation total untuk tahun ini +-1500m , dan alhamdulillah bisa finish under COT jam 17:00 sehingga dapat medali :) . Timestamp 00:00 Gear and setup untuk Audax 200KM 01:34 Start 05:54 AM 02:18 Jalanan Kota Yogyakarta 09:40 Tanjakan pertama Jl Pakem-Kalasan 17:26 CP1 KM 50 17:40 Descending The Lost World Castle 25:35 Flat menuju CP 2 25:50 CP 2 KM 100 25:55 Selopamimoro 40:46 CP 3 KM 160 41:45 Ngebut menuju finish Links : Website: https://maugowes.com Facebook : https://fb.com/maugowes Twitter : https://twitter.com.com/maugowes Instagram : https://instagram.com/maugowes MauGowes powered by Yussan Media Group

21 hari yang lalu 20 views

MauGowes play video

#gravelcycling #gravel #twittergravel #cycling #maugowes Sebelumnya maaf ada isu audio , yakni suara sinyal telepon masuk ke mic, sisanya aman. Course untuk rute ini bisa cek di https://connect.garmin.com/modern/course/171265769 00:00 Preview 00:25 Intro 00:32 Start: Pintu Parkir Candi Prambanan 04:03 Stasiun Prambanan 07:41 Dk Pereng Wetan 12:20 Segment samping sawah dan sungai 15:30 Pasar Kepoh, Klaten 17:50 Singletrack + semak tinggi 26:09 Keluar Dk Jombor, Klaten 30:09 Segment Asyik Gravel Di Tanggul 1 46:34 Kampung Batu-Bata Melikan, Klaten 51:23 Pasar Mundu, Klaten 59:25 Last Segment Beton 01:01:32 Finish di Waduk Rowo Jombor 01:04:28 Hajatan di jalan samping Rowo Jombor 01:05:58 Closing with @yussanid Links : Website: https://maugowes.com Facebook : https://fb.com/maugowes Twitter : https://twitter.com.com/maugowes Instagram : https://instagram.com/maugowes MauGowes powered by Yussan Media Group

2 bulan yang lalu 331 views

MauGowes play video

#gravelcycling #gravelpov #klaten Sebelumnya mohon maaf kami lupa bawa external mic, sehingga suara di POV kali ini tidak terlalu jelas dan ada noise dari angin. Dalam rangka tes wheelset dan tire baru, kombinasi Fulcrum Rapid Red 5 + Pirelli CInturato H 700x40c. Sofar ban gravel terkencang yang pernah saya coba untuk size 40mm. Segment gravel ini start dari Jembatan Kereta Api Somopuro dan finish di Jl Pasar Deli Links : Website: https://maugowes.com Facebook : https://fb.com/maugowes Twitter : https://twitter.com.com/maugowes Instagram : https://instagram.com/maugowes Gear: - Bike: https://kit.co/yussan/gravel-bike-twitter-grx-gen-1 - Video: https://kit.co/yussan/maugowes-pov-gopro-hero-10-gear MauGowes powered by Yussan Media Group

3 bulan yang lalu 287 views

Top Cyclists