Menampilkan 4 dari 4 post
Huawei Fit 3 memiliki banyak fitur menarik untuk harga dibawah 2 jutaan rupiah, tergolong murah dari fitur dan quality yang diberikan. Salah satu fitu yang menarik adalah untuk broadcast HR. Sehingga kamu bisa gunakan jam dari huawei untuk HRM (Heart Rate Monitor), disini kamu menggunakan Garmin Edge 530 untuk sample konek Huawei watch sebagai HRM. Apa itu HRM HRM atau heart rate monitor adalah sensor yang digunakan untuk membaca detak jantung, ada yang dipasang di dada, di lengan dan beberapa tempat lainnya. Untuk kemudian HRM ini akan terkoneksi ke cyclo untuk pesepeda, yang mana ketika cycling bisa sambil monitor heart rate sedang di angka berapa. Nah dengan fitur broadcast HR dari Huawei ini, kita bisa menggunakan Huawei watch, apapun tipenya yang support broadcast untuk bisa menggantikan HRM diatas, dan untuk kemudian terkoneksi dengan aman ke cyclo kamu, untuk sample di postingan ini kami menggunakan Garmin Edge 130. Cara Mengaktifkan Broadcast HR Huawei Untuk di postingan ini kamu menggunakan Huawei Fit 3, yang mana akan sesuai dengan seri-seri Huawei lainnya. Masuk ke settings. Pilih HR Data Broadcasts Baca teks-teks consent dan centang untuk melanjutkan. Untuk selanjutkan Huawei watch akan menampilkan angka heart rate kamu, dan secara default broadcast. Kami belum mengetahui melalui jalur Ant+ atau Bluetoothkah bagaimana Huawei melakukan broadcast. Konek Cyclo ke Huawei HR Broadcast Untuk koneknya, sama dengan konek ke sensor-sensor lain, disini samplenya kami menggunakan Garmin Edge 530, ada di setting -> add sensors Untuk selanjutnya sensor hr terbaru akan terbaca, tinggal kita add ke cyclo kita. Final Test Mari coba new activity dan menampilkan angka HR di layar, secara default cyclo akan detect HR yang sedang terkonek dan menampilkan angkanya dilayar. Gambar diatas adalah hasil suksesnya Garmin cyclo terkoneksi ke Huawei watch untuk membaca hrnya.
Garmin merupakan produk dari US, United States jadi untuk standarisasi satuan jarak menggunakan standar disana yakni Mil, nah untuk beberapa pengguna dari Indonesia ingin mengganti standar tersebut ke standar Indonesia Km agar mudah untuk digunakan, berikut panduan caranya. Cara Ganti Mil ke Km di Garmin Edge Info sekilas, beda ser garmin edge bisa juga beda ui dari masing-masing device, tapi urutan menunya sama kok, jadi disini kami menggunakan Garmin Edge 520 plus untuk samplenya. Pertama masuk ke settings Pilih system Pilih units Dan terakhir di distance dan speed ubah saja ke metric sesuai dengan kebutuhan
Sama seperti komputer atau smartphone, seiring berjalanannya waktu pasti pihak vendor memberikan update-update untuk perangkatnya, ditujukan untuk mendapatkan peforma lebih baik, bug fixing, fitur baru dan lain sebagainya, dan hal ini pasti terjadi terutama di brand-brand besar. Hal ini juga berlaku untuk garmin, dalam kasus ini Garmin Edge sebagai cyclocomp pilih para cyclist, meskipun fitur-fitur sejak awal beli sudah komplit dan aman ketika di pakai, update ini juga sangat penting, berikut alasannya. Fitur Baru Merupakan update yang paling banyak di tunggu pengguna, karena mereka tidak sabar dengan hadirnya fitur-fitur baru setelah update ini. Entah nanti fitur tersebut akan disuka atau tidak oleh para pengguna. Bug Fixing Jika kembali biacara seputar fitur baru, tidak selamanya fitur baru tersebut akan berjalan lancar, kadang ditemukan bug yang bisa membuat system crash atau lambat, disinilah update untuk bug fixing diperlukan, bug fixing juga bisa mencangkup perbaikan untuk bug-bugyang yang ada di versi - versi sebelumnya tapi baru saja ditemukan. Enhacement System Kadang setelah menerima update kita tidak mendapatkan 2 hal diatas, dan setelah dipakai sama saja tidak ada perubahan fitur, bisa jadi karena alasan ini, untuk enhacement system, atau perbaikan yang mengarah ke hal bagus biasanya peforma. Tidak menutup kemungkinan setelah update, perangkat kamu akan lebih ringan digunakan, space storage lebih luas bahkan baterai lebih tahan laa.
Garmin 130 merupakan Cyclo pertama yang saya beli dan gunakan, dan ternyata sudah 2 tahun, kondisi saat ini masih aman, meskipun pernah jatuh ke lantai, berikut adalah impresi untuk Garmin 130 saya setelah 2 tahun penggunaan. Alasan Membeli Garmin Edge 130 Saat itu saya membatasi budget saya sekitar 3 juta rupiah, inginnya dengan harga tersebut selain mendapatkan cylco juga bisa mendapatkan sensor speed dan cadence. Namun disamping budget ada beberapa point yang wajib dimiliki cyclo yang akan saya beli, antara lain : budget +- Rp 3.000.000,- tahan debu dan air support ant+ dan smart bluetooth display mudah diatur / tidak statik wana hitam layar tajam support apps komplit terdapat GPS, altimeter, dan sensor2 lain support apps untuk mobile and desktop auto post strava Hingga saya memiliki 3 buah opsional, yakni : Garmin Edge 25 Garmin Edge 130 Bryton Rider 530 berikut kesimpulan yang saya dapat dari 3 produk diatas, harga paling murah adalah Garmin Edge 25 yakni sekitar 1,5 jutaan rupiah, 2 produk lainnya mendekati 3 juta rupiah. Awalnya tertarik dengan Bryton Rider 530 karena layar lebih besar dan fitur yang tidak kalan dengan Garmin. Keputusan terakhir saya ke Garmin Edge 130 karena, layarnya lebih jernih dan ada fitur reflektif, jadi ketika di tempat terang gambar yang ditampilkan tetap jelas, berbeda dnegan produk Bryton. Disamping itu, saya lebih suka dengan sertifikasi tahan debu dan airnya, serta dukungan appnya yang lebih menarik dan komplit. Baterai Tahan Lama Garmin Edge 130 menggunakan bundled bateray, yang mana untuk melakukan pengecasan dengan menggunakan kabel micro usb dan ditancapkan di port di bagian belakang. Saya cukup puas sekali dengan ketahanan baterainya. Minimal sehari dipakai 1 jam, dan ketika weekend sehari bisa sampai 4 - 5 jam, namun tak berasa sudah 2 minggu baterai masih ada isinya dan belum sampai bar 1 yang berkedip-kedip. Hal tersebut berlaku untuk sensor bundlingnya, meliputi speed sensor dan cadence sensornya, hingga 2 tahun penggunaan saya belum mengganti untuk baterainya. Hanya saja saya punya sensor detak jantung merek Magene, baru 6 bulan penggunaan sudah saatnya ganti baterai, entah saya salah menaruh atau menggunakan hrm tersebut. Hardware Yang Berkelas Garmin terkenal dengan produk berkelasnya, baik dari segi tampilan maupun kualitasnya. Meskipun bahan utamanya plastik tapi built qualitynya saya jamin top dah. Pernah jatuh 2 kali di lantai ketinggian sekitar 70 cm, untungnya layarnya tidak pecah, kemungkinan saat itu mendarat di posisi yang aman. Yang paling saya suka adalah layarnya, meskipun masih monochrome, namun sangat tajam sekali berbeda dengan produk di brand lain yang sekelas. Jika di bawah sinar mentari, layar masih bisa terlihat dengan jelas, yang satu ini memang kelebihan Garmin Edge 130, yang biasanya produk lain sudah untuk melihat ke layar ketika di outdoor dengan matahari super terik. Fitur Extra yang Sangat Membantu Baca Notif dari Smartphone Cyclo ini bisa terkoneksi ke smartphone menggunakan bluetooth, jadi kita bisa mendapatkan notifikasi penting ketika bersepeda. Kamu juga bisa set notifikasi apa saja yang ingin diaktifkan, sehingga bisa benar-benar di filter hanya notifikasi penting saja yang akan tampil. Autopost ke Strava Cukup buat akun Garmin, lalu konekan akun Strava ke akun Garminmu, maka auto post tiap selesai bersepeda akan beres. Tampilan yang Mudah Diatur Tampilan cyclo ini sangat dinamis, mulai dari layout tampilan hingga data-data yang ditampilkan bisa kamu set secara mudah secara langsung di cyclo. GPS built in yang sangat membantu Selain sebagai penunjuk arah, GPS disini juga membantu kinerja dari speed sensor yang terpasang di sepeda, agar data yang ditampilkan lebih akurat untuk disimpan di Garmin Connect, Strava maupun aplikasi olahraga lainnya. Tahan air dan debunya terbukti Sering cyclo ini saya bawa sepeda dan tiba-tiba hujan, yah saya pede saja tidak menyimpannya di kantong, karena sudah beli harga segitu masa sama air saja kalah, tapi pastikan setelah sampai rumah langsung dibilas dan dikeringkan, agar tidak tumbuh jamur dan kawan-kawannya.