Postingan Dengan Tag "gravel"

Berbagi cerita seputar dunia sepeda

Menampilkan 9 dari 23 post

Delihea Mengeluarkan Varian Gravel Pertama Delihea MRCM

Delihea MRCM adalah varian pertama dari Gravel BIke Delihea hadir dengan Carbon T1000 yang terkenal kuar ringan dan stiff, bagaimana detail lainnya, mari kita bahas di postingan ini. Kami agak sulit menemukan detail spek dari grame Delihea MRCM gravel ini, karena delihea sendiri tidak memiliki situs resmi untuk membaca produk-produk yang mereka tawarkan. Tapi kami mendapatkan semua info-info seputar Deliha MRCM ini dari Ali Express. Desain Delihea MRCM Credit by deliheabrand.aliexpress.com Jika dilihat sekilas desain dan geometry frame ini mirip dengan Delihea Rest yang terkenal di para entusias sepeda. Tubing di buat tipis dan berasa all roudnnya.  Yang bikin mata kami auto fokus adalah desain dari forknya, berasa bagian depan seperti di papas, mungkin kalo sering melihat akan terbiasa. Frame ini hadir dengan Carbon Torray 1000 full frameset, merupakan varian carbon yang sering di temukan juga di brand-brand sepeda populer di dunia. Untuk seatpost yang digunakan sama seperti Delihea Rest dengan bentuk D, keunggulannya terlihat lebih keren, posisi sadel pasti lurus. Max Tire 700x42c Delihea MRCM ini hadir dengan fram yang bisa muat sampai 700x42c, dan bagi kami ini cukup untuk melibas jalanan gravel yang padat dan tidak seektrim enduro. FD Clamp Sepertinya Tidak Mudah Dilepas Credit by https://www.aliexpress.com/item/1005006274127994.html Di Delihea Rest menggunakan system nails untuk fd hanger tidak menggunakan baut yang mudah dilepas. Tapi kami belum mendapatkan jawaban, apakah Delihea MRCM ini menggunakan sistem nails atau bolt. Jika menggunakan bolt, maka menjadi nilai plus untuk frame gravel Delihea MRCM ini, karena untuk setup 1x fd hanger bisa dilepas dan menjadi rapi. Routing Cable System Credit by https://www.aliexpress.com/item/1005006274127994.html Tidak hadir dengan sistem clean, hadir dengan semi internal route, hanya saja untuk lubang cable di headtube lebih terlihat lebih rapi di salah satu sisi, mirip dengan Giant TCR Advanced seri 2023-2024, dst.  Untuk Di2 sendiri, ada beberapa lubang yang tertutup penutup karet dan siap di gunakan, salah satunya lubang untuk cable fd. Spesifikasi Surface Processing Mode Gloss is_customized Yes Model Number MRCM Weight 1016g (Size 53cm Clear Coat) Foldable No Material CARBON T1000 Origin Mainland China Max Tires 700c*42c*650b 2.1'' Headset 1-1/8 1-1/2 Bottom Bracket BB386 Axles R: 142*12 F: 100*12 Deliha MRCM Gravel Full Bike Preview Biasanya untuk mendapatkan preview fullbikenya kami mengecek dari beberapa ulasa di Aliexpress, bisa cek di halaman berikut https://deliheabrand.aliexpress.com/store/1103204291/pages/all-items.html . Namun kami belum menemukan customer yang mengulas dengan gambarnya.  Namun kami menemukan 1 video di Youtube dari channel Diego Tremque, dengan fullbike dan background di alamnya, kurang lebih berikut previewnya. Credit by Youtube Diego Tremque Setup yang digunakan sendiri adalah ban 700x45 dan ketika terpasang di rims ternyata menjadi 700x47 , untuk ban dari Pirelli Cinturato M. Tapi dari Delihea claim max 700x42 dan di buktikan oleh Diego bisa menggunakan ban lebih lebar. Untuk size framenya sendiri, beliau tidak mention di videonya. Part lain Beliau menambahkan rest bar / aero bar, dan extra bottle cage di saddle. Setup caliper semi hydrolic dan groupset Shimano 105 R7000 dengan pedal road. Selengkapnya bisa tonton di Delihea gravel MRCM - BIKE CHECK - EMBALSE DEL YESO (youtube.com)

sebulan yang laluyussan 246 views

MOSSO 735GVL Frame Gravel dari Mosso Kini Hadir dengan Opsi Full Internal Routing

Awal Januari 2024 Mosso, brand frame sepeda terkenal asal Taiwan merilis varian bari dari lineup frame gravel mereka yang populer. Mosso 735GVL, sekilas geometry frame mirip dengan Mosso 790GVL, tapi yang paling mencolok adalah sekarang sudah clean look terutama sisi depan hingga tengah, mari kita cek lebih dalam. Teknologi Mosso 735GVL Hadir dengan frame alloy yang cukup ringan mirip dengan pendahulunya Mosso 790GVL. Frame dengan material Alu 7005TB dan carbon fork, kami belum menemukan carbon apa yang digunakan untuk fork Mosso 735GVL ini. untuk size 470 nya berat total frameset adalah 1460gr. Geometry Mosso 735GVL Table geometry Mosso 735GVL Source: http://www.mosso.com.tw/products.php?func=p_detail&p_id=319&pc_parent=2  Frame sama-sama hadir hingga support ban maksimal 700x45c, jika kita lihat dari geometri Mosso 735GVl di komparasi dengan Mosso 790GVL lebih ke perbedaan panjang dari tube-tubenya, dengan mengusung desain yang mirip. Seat angle di Mosso 790gvl 75deg, sedangkan di Mosso 735gvl 73deg, sedikit lebih tegak, sehingga jika menggunakan stem dengan angle yang sama, di Mosso 735gvl akan berasa lebih miring keatas. Reach dari Mosso 735gvl sedikit lebih panjang daripada Mosso 790gvl. Beberapa isu pengguna Mosso 790gvl adalah wheelbasenya yang kurang panjang, sehingga sering ada isu shoes overlaping, yakni sepatu bagian depan bergesekan dengan ban depan ketika belok. Sepertinya isu tersebut bisa hilang atau sedikit berkurang di Mosso 735gvl ini, karena wheelse base di buat lebih panjang, dan selisihnya sekitar 27cm bisa kurang/lebih tergantung size. Agar permudah perbandingan kami sertakan geometry dari Mosso 790gvl dibawah ini, untuk di bandingkan dengan geometry mosso 735gvl yang ada di atas. Table geometry Mosso 790GVL Source: http://www.mosso.com.tw/products.php?func=p_detail&p_id=287&pc_parent=2    Desain Mosso 735GVL Credit by mosso.com.tw Ketika frame ini rilis ada 3 varian warna yang di hadirkan, ada silence dark, metalic gray, dan peral white. Warna terlihat premium karena minim ada corak-corak warna lain, logo Mosso juga terpasang rapi di toptube depan dan headtube depan. Forknya kini ada eyelet total 6 yang memungkinkan memasang beberapa aksesoris pelengkap. Untuk lubang cable dari depan hingga tengah benar-benar clean, semua kabel masuk ke dari headtube downtube dan disalurkan ke fork dan chainstay. Bearing yang digunakan juga 52 atai 51.8 sehingga akan support dengan baik dengan FSA ACR, DEDA DCR dan sejenisnya. Credit by mosso.com.tw Untuk routing cable dari bottom bracket hingga belakang, kita menemukan beberapa clamp yang mana cable akan keluar frame dan melalui jalur tersebut, tapi tenang, ini bukan masalah besar. Hingga postingan ini dibuat, kami belum menemukan frame ini dijual di marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak dll, sehingga kami belum tahu berapa harga frame ini setelah sampai di tanah air.

sebulan yang laluyussan 253 views

Opsi Clipless Pedal Populer Untuk Gravel

Berikut adalah beberapa opsi pedal untuk gravel dari brand-brand terkenal. Gravel pedal yang kami list di postingan ini adalah, pedal yang sama digunakan di MTB, XC dan sejenisnya. Disini kami ambil sampel 5 pedal dari 5 brand yang berbeda. Mari kita cek-cek satu persatu. Shimano SPD Credit by bike.shimano.com Salah satu pedal terkenal dari Shimano untuk mtb, cx, xc dan tentu bisa di pakai untuk gravel, yakni varian SPD Pedal. Shimano sendiri untuk varian pedal spd ini sangat banyak sekali variannya:  ada spd pedal 2 side seperti gambar diatas ada juga opsi single side spd pedal 2 side spd pedal dengan extra ada extra plate di dedapan dan belakang bahkan ada kombinasi pedal spd dan hybrid dengan flat pedal. Bicara seputar pedal teringan, so far ketika postingan ini dibuat, dari Shimano kami menemukan Shimano XTR PD-9100. Credit by bike.shimano.com Cleat yang digunakan adalah 2 bolts cleat seperti diatas, yang bernama SPD Cleats, dengan bahan 100% dari metal. Bahkan kamu bisa juga menemukan opsi yang lebih ringan dengan bahan dari Titanium tapi dibuat dari 3th party. Dari Shimano sendiri untuk SPD pedal ada 2 tipe, yaitu opsi bisa di lepas single side, misal dengan kaki geser ke arah luar, atau bisa pilih opsi lepas dual side, bisa di lepas dengan geser kaki ke arah luar / dalam. Look X-Track Credit by lookcycle.com Look X-Track pedal ini juga support untuk cleat spd, meski look juga membuat sendiri varian cleat spd dengan spek persis. Namun Look X-Track sendiri ada opsi menggunakan bahan carbon, dan plate yang lebih luas. Varian tertinggi dari pedal ini adalah X-TRACK RACE CARBON TI. Credit by lookcycle.com SRAM Time Atac Credit by sram.com Dari SRAM ada varian Time, antara lain SRAM Time Atac XC untuk varian yang minimalis, SRAM Time Atac MX dan SRAM Time Speciale.  Dengan desain mirip dengan Shimano SPD XTR atau Look X-Track race carbon yang minimalis, Time Atac XC 12 hadir dengan berat yang sangan ringan 124gr sepasang, yang mana SPD dan X-track tembus 300gr keatas untuk sepasang. Hal itu dikarenakan XC 8 tidak 100% metal, untuk body menggunakan Carbon-filled dan beberapa komposit lain, dan untuk versi low budgetnya, misal XC 2 , juga cukup ringan, karena menggunakan komposit juga bukan full metal. Credit by crankbrothers.com sram.com Cleat yang digunakan modelnya seperti diatas, dengan sistem 2 bolts dan kompatible dengan lubang bolt darri Shimano SPD. Ada 2 opsi untuk Atac Easy 10 derajat, dan Atac 13/17 derajat. Derajat ini untuk seberapa banyak kaki bisa di geser2. Crankbrothers Eggbeater Credit by crankbrothers.com Opsi pedal dari Cranbkbrothers kali ini adalah desain yang paling minimalis, hanya berupa spindle di kelilingi pegas dan cleat clamp. Crankbrothers Eggbeater. Selain desain diatas, Crankbrothers Eggbeater ada opsi lain dengan plat yang lebih lebar. Credit by crankbrothers.com Dengan desain pedal dan cleat yang sama ada beberapa tambahn di plat agar bagian yang mengenai di kaki lebh luas, dan beberapa opsi flat pedal juga di sediakan oleh crankbrothers.  Credit by crankbrothers.com Varian tertinggi dari Crankbrothers Eggbeater ini adalah Eggbeater 11 dengan kombinasi part dari titanium, berat sepasangnya hanya 179 gram sepasang. Magped Gravel Dengan desain yang mirip dengan pedal flat, tidak ada pegas atau bagian yang menjepit, Magped menggunakan sistem magnet untuk mengaitkan dengan cleatnya. Cleat yang digunakan adalah plat besi yang ditujukan untuk menempel ke magnet di pedalnya. Ada beberapa perbedaan tinggal ketinggian dari outsol sepatu, untuk menangani hal tersebut, Magped ada spacer yang bisa diputar-putar untuk menyesuaikan dengan ketinggian agar pedal dan sepatu benar-benar dalam posisi flat.

3 bulan yang laluyussan 438 views

new Giant TCX Sepeda Cyclocross Berasa TCR

Akhir 2023 ini Giant merilis varian sepeda cyclocross mereka, yakni Giant TCX, yang sekilas jika kita lihat mirip dengan Giant TCR atau Propel terbaru. Giant TCX Advanced Pro 2023 Geometry Yup sekilas kami merasa desain dan geometrynya mirip dengan Giant TCR Advanced yang terkenal, dengan seatstay dropped mirip Giant Propel Advanced 2023. Hanya saja beberapa bagian tubing dibuat lebih besar, seperto di bagian fork, seatstay, chainstay hingga toptube, tentu agar semakin aman di gravel ride dengan jalanan multi terrain. Tidak Menggunakan Fulll Internal Route Cabling Giant TCX Advanced Pro 2023 ini masih melanjutkan nafas dari Giant TCR yang masih belum menggunakan full internal cable route yang mana masih banyak sekali penggemarnya saat ini, selain itu juga lebih mudah untuk diperbaiki dari tangan mekanik. Berbanding terbalik dengan Giant Propel yang memang dibuat untuk aero, sehingga kabel dibuat full internal route. Spesifikasi Giant TCX Advanced Pro 2023 Sebelum ada beberapa seri dari Giant TCX Advanced Pro ini, mulai 1 2 dst, yang bedanya di sisi groupset wheelset, jadi kita ambil sampel salah satu varian dengan harga tertinggi, varian Giant TCX Advanced Pro 1:  Wheels: Giant CXR 2 Carbon Disc WheelSystem,[F] 35mm, [R] 35mm Shifters: SRAM Rival eTap AXS 1x12 Crakset: SRAM Rival D1 DUB, 40t XS:170mm, S:170mm, M:172.5mm, M/L:172.5mm, L:175mm, XL:175mm Fork: Advanced-Grade Composite, full-composite OverDrive 2 steerer, disc Colors: Supernova Yang Membedakan Dengan Giant Revolt Giant sendiri telah memiliki varian gravelnya sendiri yang sangat populer, yakni Giant Revolt, yang hadir dengan opsi alloy dan carbon framenya.  NNamun Giant sendiri mengkategorikan Giant TCX ini untuk cycloross. Sama-sama sepeda all terrain, tapi cyclocross memiliki geometry yang lebih aggresive karena sepanjang race akan lebih sering gas-gasan, dan lebih sering juga untuk di angkat-angkat ketika melewati rute tangga, atau pasir yang sangat ekstrim. Untuk aturan UCI di Cyclocross world championship sendiri ban yang digunakan adalah 700x33mm, dengan knob yang sangat tinggi agar mudah jalan di jalan berlumpur hingga pasir. Giant TCX Advanced Pro sendiri untuk tire clearencenya bisa sampao 45mm, sedang Giant revolt bisa sampao 53mm.

4 bulan yang laluyussan 449 views

Pentingnya Cek Inner Width Rims dan Lebar Ban Sebelum Beli

Bicara ban sepeda, ada beragam tentunya mulai dari ukuran, bahan yang di gunakan dan jenis sepeda. Kita ambil sampel saja gravel bike, mulai dari ukuran yang narrow misal 30mm, hingga yang super lebar hingga 50mm keatas. Tentu makin lebar atau makin narrow ban harus diimbangi juga dengan ukuran rims yang sesuai, yang akan di fokuskan di postingn ini adalah inner width. Selain karena faktor kompatibilitas, juga untuk faktor safety dan peformance. Rekomendasi dari WTB WTB juga memiliki produk ban dan wheelset sepeda, WTB membuat sebuah tabel perbandingan untuk memastikan kamu lebar ban dan inner width rims yang di gunakan cocok. Bisa cek di tabel dibawah.

10 bulan yang laluyussan 721 views

Akhirnya Polygon Merilis Gravel Bike Carbon Pertama Mereka - Polygon Tambora Series

Akhirnya polygon merilis Gravel Bike Carbon pertama mereka, dengan nama Polygon Tambora Series. Tambora terinspirasi dari salah satu Eurupsu Gunung Volcano terbesar pada masa lalu. Tambora series rilis dengan 4 seri yang siap kamu pilih, dan yang membuat spesial adalah hadirnya frame carbon pertama di varian Gravel Bike Polygon. Ada 4 series yang di rilis di Tambora Series 2023 kali ini, Polygon Tambora G4 dengan alloy, Polygon Tambora G5, G7 dan G8x dengan semua carbon frame, dan untuk yang X adalah seri dengan groupset elektronik. Polygon Tambora G4 Dilihat sekilas memiliki geometry yang mirip dengan Polygon Bend R yang keluar di tahun yang sama, tapi tentu berbeda, mari kita bahas.  Tambora G4 adalah satu-satunya frame alloy yang hadir di Tambora series, hadir dengan frame ALX GRAVEL dengan fork CARBON RIGID. Hadir dengan internal routing cable, sehingga kita tidak melihat kabel muncul di bagian depan, dari bottom bracket hingga ke bagian RD ada kabel yang keluar di sisi bawah chainstay. Jika dilihat tidak ada lubang di bagian belakang untuk cable rd, sehingga menggunakan model clip di bagian bawah chain stay. Frame Alloy dari Gravel ALX Geometry Mirip Bend R terbaru Sebelum bahas lebih jauh, mari kita bandingkan side to side dengan Polygon Bend R dengan geometry mirip dan bahan yang sama Gravel ALX. Sisi kiri seri termurah untuk Polygon Tambora, Tambora G4 dan sisi kanan series terbaru dari Polygon Bend dengan harga termurah, Polygon Bend R7. Dilihat dari sisi frame, geometry terlihat mirip, dari sisi toptube, downtube , seatstay hhingga seat tube. Tambora series menggunakan internal routing cable di sisi depan, sehingga bisa kita lihat headtube terlihat lebih besar, dan bagian-bagian lain yang berbeda, seperti fork lebih lebar, lubang-lubang axle lebih gagah. Hal lain yang kami suka dari Tambora G4 menggunakan desain dropped chainstay yang menjadi ciri khas dari frame gravel, tujuannya agar bisa menggunakan ban besar dan single chainring, namun menurut kami desain dropped chainstay ini membuat gravel banget, lebih terlihat macho. Hal lain yang membuat Tambora G4 lebih clean adalah tidak adanya lubang-lubang untuk routing cable, dan membuat lebih moderen. Groupset Menggunakan Microshift Advent X Setup menggunakan 1x alias tidak menggunakan fd untuk setup Tambora G4. Shifter and FD menggunakan groupset dari Microshift Advent X.  Credit by https://www.hisac.top Yang kurang di dari shifter tersebut adalah kabel keluar dari sisi dalam sehingga jika dilihat dari depan, tidak pure internal route, gambarannya kurang lebih seperti gambar diatas. Yang Membuat Polygon Tambora G4 Lebih Murah Harga yang dirilis Polygon untuk seri Tambora G4 ini cukup murah yakni hanya Rp 9.000.000,-, selain karena menggunakan groupset microshift advent x dan frame alloy, juga karena masih menggunakan caliper full mechanical yang tentu harganya jauh di bawah full hidrolis. Polygon Tambora G5 G7 G8X Untuk yang pembahasan Polygon Tambora G5, G7 dan G8X kami menggabungkan pembahasan dibagian ini karena menggunakan frame yang sama, Gravel ACX, hanya berbeda part-part lainnya.  Seputar Frame Gravel ACX Ini adalah tahun pertama Polygon merilis frame carbon untuk gravel bike. Dari geometrynya terlihat grame ini lebih ditujukan untuk gravel banget yang minim lewat aspal. Hadir dengan dropped chainstay, tapi jika dilihat sekilas tidak seektrim dengan Polygon Tambora G4.  Mari kita lihat apa yang di hadirkan frame ini. Dari segi eyelet ada beberapa lubang yang tersedia. Di downtube ada 4 pasang eyelet yang bisa untuk 4 bottle cage, terutama jika menggunakan frame size besar. Di toptube lubang hanya tersedia dibagian bawah toptube, untuk bagian atas clean, di bagian fork sama sekali tidak ada eyelet, dan desain seperti ini cocok untuk race. Bicara untuk lubang untuk cable RD kita mendapatkan di sisi atas chainstay, yang biasanya sering kita temukan di sisi belakang (untuk frame carbon), hal ini membuat cable rd yang terekpos lebih banyak. Dari 3 varian Polygon Tambora dengan frame carbon ini bisa kita lihat diatas, tiap varian memiliki warna yang berbeda, sehingga mudah untuk kita membedakan.  Carbon Seatpost Alloy Stem and Handlebar Seatpost sudah carbon dengan zero seatback, untungnya menggunakan desain seatpost yang umum yakni rounded dengan diameter 27.2mm, aman dicari jika kamu ingin upgrade-upgrade. Untuk stem dan handlebar masih alloy, tapi di webnya kami tidak menemukan dari brand apa, kemungkinan Entity. Membandingkan Semua Specs Polygon Tambora 2023 Jika ingin membandingkan spesifikasi dari ke empat varian Polygon Tambora Series, kamu bisa menggunakan fitur Bike Compare di halaman berikut https://maugowes.com/bikes/compare/6528ad3185a2b66520460467?ids=6528ad3185a2b66520460467%2C6528b5a385a2b66520460468%2C6528bbae85a2b66520460469%2C6528be2a85a2b6652046046a 

6 bulan yang laluyussan 1.77K views

KMC X11SL Selain Rantai Ringan Ternyata Membuat Performa Jauh Naik

Berawal dari saat nya untuk ganti rantai untuk road bike, beberapa tanpa yang saya alami waktu itu sering terjadi miss shifting, dan setelah cek dengan chain checker yups benar memang saatnya ganti. Kami pun mencari opsi yang lebih ringan dan tidak terlalu mahal, terpilihlah KMC X11 SL ini, dengan harga Rp 800 ribuan. Easy to Install dan Desain Menarik Berat total KMC X11 Sl ini adalah 237g, tapi itu full links, disini saya harus memotong sesuai ukuran drivetrain saya. Salah satu yang membuat ringan adalah desainnya yang menggunakan hollow, dan terlihat cantik ketika terpasang di sepeda. Dalam paket juga sudah tersedia chainlink untuk 11 speed. Disini kami bilang mudah untuk instalasi karena rantai ini bisa di pasang 2 arah, berbeda dengan rantai dari beberapa brand yang arahnya harus sesuai dengan ketentuan yang telah di tentukan. Kami Pun Pasang Juga di Sepeda Gravel Untuk memasang di sepeda Gravel ini tidak kamu lakukan sekaligus, tapi kami merasa perlu mengganti karena kami hanya punya satu toolkit box untuk dibawa-bawa tiap riding dan didalamnya ada chaintool dan cadangan rantai. Agar mudah kami pun membawa rantai yang sama. Dan penggantian rantai di Gravel Bike ini, didukung dengan rasa di Road Bike setelah ganti rantai setelah 1 minggu terpakai. Feel Yang Dirasakan Feel pertama yang saya rasakan baik di Road Bike ataupun Gravel Bike adalah pedaling yang menjadi lebih ringan, membuat kami lebih hemat power. Untuk perbandingan, coba ingat moment ketika gowes nanjak, putaran berat speed tidak banyak bertambah, dan bandingan ketika pedaling di rute agak menurun, pedaling ringan tapi speed mantab. Kurang lebih seperti itulah feelnya. Hingga akhirnya saya coba test di segment nanjak yang agak panjang, yakni di Segment Patuk ke Oro-oro . Dan berakhir dengan menciptakan PR di segment ini. Hanya saja disini kami belum tahu, apakah peningkatan peforma ini, karena memang rantainya atau ada bantuan dari pelumasnya, karena ketika unboxing KMC X11SL ini, ternyata rantainya sudah dilengkapi lubricant, jadi kamu harus hati-hati ketika proses instalasi. Untuk membuktikan hal tersebut sekaligus tes durabilitynya kita tunggu postingan kedepan setelah tembus 1000KM, apa lagi ada test juga di jalur gravel yang banyak lumpur dan guncangan luar biasa.

10 bulan yang laluyussan 588 views

Lebih Dekat Twitter Gravel X 2023

Hingga postingan ini dibuat Twitter bike punya 4 generasi, dari Generasi 1, 2, 3 dan terakhir X. Kami sendiri saat ini menggunakan Twitter Gravel Generasi 1 dan pernah bike check Twitter Gravel X di Youtube. Mari kita cek seputar Twitter Gravel X. Overall Design Twitter Gravel X Credit by twitterbike.com Dengan menggunakan desain full internal cable routing, yang bahkan sejak generasi 2 sudah menggunakan opsi ini, bahkan jika bersedia generasi 1 juga bisa full internal cable routing, tinggal ganti headset.  Bicara Twitter Gravel generasi 2 hingga 3 menggunakan desain yang aero, mirip dengan desain Twitter Thunder dengan seatpost yang sangat besar, saya pribadi kurang cocok dengan desain aero seperti itu untuk Gravel bike. Namun ketika melihat Twitter Gravel X ini langsung klop lagi, berasa all roung gravel. Dan ada ciri khas dari frame Twiter Gravel X ini, yaitu di bagian pertemuan seattube dan toptube yang mungkin tidak ditemukan desain seperti ini di sepeda lain. Dilihat sekilas untuk bagian chain staynya menggunakan dropper chain stay khas sepeda gravel, tapi kami tidak melihat perubahan desain untuk chain stay dan seat stay bagian belakang, lekukannya mirip dengan seri Twitter Gravel V1, V2 dan V3. Mari kita lihat lebih detail di bawah. Spesifikasi Twitter Gravel X sendiri saat ini hanya tersedia opsi fullbike untuk pembeliannya, yang specnya sendiri tersedia 3 opsi dari sisi groupset, ada : Retrospect 2x11 Rival 22s Apex 11s dan beberapa opsi warna yang cukup banyak, detail spec dan warna ini bisa kamu baca di http://www.twitterbike.com/entwviewbike/802.html . Full Internal Cable Routing Credit by twitterbike.com Berbeda dengan seri V1, V2 dan V3 yang meski ada opsi full internal routing, tapi masih ada lubah untuk routing kabel di frame. Nah untuk Twitter Gravel X ini wajib full internal cable routing karena tidak lubang di luar frame. Meski full internal, masih aman menggunakan groupset mekanikal, terbukti dari gambar-gambar fullbike dari web resmi Twitter Bike. Seat Tube dan Seat Clamp Credit by twitterbike.com Menggunakan Seat tube 31.6mm rounded mirip dengan Twitter Gravel V1, dan yang menarik dari seat clampnya adalah menggunakan seat clamp seperti biasa, tapi desainnya jadi seolah-olah integrated dengan seattube dan downtube. Konsep ini mirip dengan seatclamp dari Polygon Strattos S7-S8-S9 seri tahun 2022-2023 juga. Untuk seatpost bawaan framenya sendiri, sudah menggunakan spek High modulus Carbon fiber, 31.6*350mm. Lubang Cable RD Masih Sama, Tanpa Stopper Credit by twitterbike.com Kami termasuk fokus ke area ini, yakni lubang untuk keluar kabel rd, yang mana masih menggunakan desain yang sama di Twitter Gravel V1 V2 dan V3. Yakni sebuah lubang di frame tanpa bahkan extra lain, rubber misal.  Pengalaman di Twitter Gravel V1 kami. Ketika menggunakan RD GRX yang desain lubangnya lebih pendek dan lebih keatas, membuat retakan dan semakin lama lubang nya membesar, semoga isu ini sudah solved di Twitter Gravel X. Thru Axle Sedikit Lebih Minimalis Credit by twitterbike.com Twitter bikes sendiri untuk varian Road bike dan Gravel bike hingga tulisan ini dibuat selalu menggunakan desain thru axle dan boost alias tambahan baut. Yang mana kami pribadi tidak terlalu suka karena tidak minimalis, disamping itu perlu alat ekstra untuk mengencangkan. Selain allen key untuk thru axlenya, perlu kunci pas lain untuk boostnya.  Ada Tambahan Eyelet di Beberapa Tempat Credit by twitterbike.com Merupakan fitur yang baru hadir di Twitter Gravel. Eyelet ini ada tambahan di fork dan toptube. 6 lubang di fork kanan dan kiri dan 2 lubang di toptube. Seat Stay tidak terlalu Dropped Trend sepeda saat ini kebanyakan menggunakan desain dropped seat stay, tapi Giant TCR so far belum menggunakan opsi ini. Di Twitter Gravel X ini, menggunakan seat stay yang lebih keatas, tidak se bawah seri twitter Gravel sebelumnya. Dan desain seat tube sebelah atasnya benar-benar bikin beda dari pada sepeda gravel lain.

9 bulan yang laluyussan 1.55K views

Impresi Alexrims RXD3 Wheelset di Gravel Bike Sekitar 4 Jutaan Rupiah Berat Hanya 1.55kg

Berawal dari kami mencari wheelset untuk ban gravel, rencana untuk 700x38c atau 700x40c, dengan berat total tidak jauh dari 1.5kg dan harga sekitar 4 jutaan rupiah. Akhirnya nemu Alexrims RXD3 ini, speknya tidak jauh dengan yang kami cari, dan disamping test di beberapa rute gravel, kami pernah bawa juga di event all terain dari Rute Syahdu 125KM di Yogyakarta. Berikut adalah impresinya. Alasan Awal Memilih RXD3 Sebelum mulai lebih jauh, berikut setup yang kami berikan untuk Alexrims RXD3 ini di Twitter Gravel V1 kami. Ban dari Panaracer Gravelking SK 700x38 setup tubeless. Valve 50mm Entity TV45, Rim tape kami tidak menemukan mereknya dan untuk PSI kami sesuaikan dengan jalanan yang akan kami lalui.   Sebenarnya kami mencari wheelset dengan minimal inner width 20mm, agar sama dengan wheelset lama kami, namun karena sulit mencari dengan harga sekitar 4 jutaan rupiah, akhirnya kami putuskan memilih ini dengan inner width 19mm, didukung dengan rims yang agak tinggi membuat sepeda keren. Meski rims cukup tinggi 30mm dan terbuat dari alloy, namun berattotal hanya 1.55kg, membuat kami makin mantab memilih wheelset ini. Spesifikasi Sebelum lebih jauh, mari kita cek dulu spesifikasi lengkap dari wheelset ini. RIM Designed disc only for the latest road and cross bikes | Tubeless ready design | Sleeve joint SPOKES Stainless steel D.B. BLK spokes | 24h front wheel – 2 cross lacing | 24h rear wheel – 2 cross lacing LACING FR: 2 CROSS 278MM FL: 2 CROSS 276MM RR: 2 CROSS 276MM RL: 2 CROSS 278MM HUB Lightweight aluminum axle | Low resistance sealed bearings – 2 in the front hub and 4 in the rear | Compatible with 8, 9, 10 & 11 spd | Optional centerlock | Front wheel options – Adapter supplied for either Quick Release or 12/15mm axle | Rear wheel options – Adapter supplied for either quick release or 12mm x 142mm axle WEIGHT 700C: 1550G Sumber: https://alexrims.com/products/rxd3/  Setup Tubeless Untuk setup tubeless ini, kami belanja rim tape, kemudian sealant dari WTB, valve dari Entity dan dibalut Panaracer Gravelking SK 700x38. Dari Alexrims sendiri tidak menyediakan rimtape di paket pembeliannya, hanya ada semaca rim band, yang tentu wajib kita lepas terlebih dahulu. Ini adalah pertama saya menggunakan Panaracer Gravelking SK, dan sebenarnya terkejut juga, mudah untuk install ban tubeless ini, sedikit effort langsung terpasang. Dulu pernah setup ban lebih murah, tapi sangat berat sekali di step terakhir. Setup tubeless di wheelset ini aman, kami tidak ada isu kebocoran di rims ataupun bagian lain dari wheelset hingga saat ini. Sambungan Las yang Mulus, tapi Akan Terlihat Jika Kotor Bicara rims alloy, tentu ada sambungan di rimsnya, kami rasakan sambungannya sangat mulus bahkan tidak berasa ketika kami raba dengan jari. Bahkan, saat baru unbox, kami agak kesulitan mencari sambungan las ini.  Namun setelah beberapa kali penggunaan, wheelset mulai kotor dan kami mulai bisa menemukan sambungan lasnya, tapi tenang masih tetap flat dan halus. Ada kemungkinan sambungan ini semakin nampak, karena dengan cat hitam dan jalur gravel yang banyak kerikil, gesekan akan semakin sering terjadi daripada yang full aspal. Penampakan Dari Atas Dengan Ban 700x38c Saya pribadi kurang suka menggunakan ban lebar di rims dengan inner width minimalis, selain tidak sesuai spek, juga kurang sedap dipandang. Terlihat so far masih terlihat ok untuk rims dengan inner width 19cm ini, dipadukan dengan 700x38c dari Panaracer Gravelking SK, sepertinya masih ok hingga 40mm. Feel di Aspal dan Gravel Berikut adalah video POV kami, ketika pertama kali menggunakan setup wheel ini ke event all terain https://www.youtube.com/watch?v=0HYdgJEtGZk .   Untuk memberikan gambaran, kami bandingan dengan setup kami sebelumnya, yakni wheelset dengan rims 1.8cm, inner width 20mm dan tubeless tire 700x40. Feels pertama yang kami rasakan adalah lebih mudah untuk ngebut dengan power yang lebih minimalis. Hanya saja ketika zigzag merasa sedikit tidak selincah yang inner 20mm, sepertinya makin lebar inner width makin enak untuk miring-miring, baik sekedar zig-zag atau belokan. Tapi tidak apa kami mengorbankan untuk mendapatkan more speed tapi lebih ringan untuk pedaling. Di aspal saya merasa pede untuk bersanding dengan ban 700x28, setup sebelumnya saya merasa kesulitan di rute yang sama padahal flat dan aspal namun cukup berat. Namun karena traffic, agak sulit untuk menambah kecepatan, tapi sebenarnya masih memungkinkan. Screenshoot diatas adalah momen bersama Mr R untuk mempercepat di segment terakhir di event Rute Syahdu All Terrain 125KM agar finish under COT, dan sukses dapat medali. Kesimpulan Dengan budget sekitar 4 jutaan rupiah, ok banget mendapatkan wheelset alloy dengan rims medium, tapi dengan berat sepasang hanya 1.5kg. Setup masih 6bolt dan inner width hanya 19cm, sepertinya tidak masalah jika ingin setup sekitar 700x38 atau dibawahnya. Mungkin jika ingin setup ban lebih lebar, kamu bisa mempertimbangkan wheelset lain. Setup tubeles mudah dan aman, jangan lupa untuk mengganti rim band bawaan dengan rim tape terlebih dahulu.Produk ini bisa ditemukan di Tokopedia https://www.tokopedia.com/search?st=&q=rxd3&srp_component_id=02.01.00.00&srp_page_id=&srp_page_title=&navsource= 

9 bulan yang laluyussan 1.02K views

TERIMAKASIH UNTUK

Terimakasih DomainesiaTerimakasih Digital Ocean