Menampilkan 8 dari 8 post
Apakah kamu terpikirkan untuk memasang lampu sein di sepeda kamu, terutama untuk sepeda yang biasa di gunakan untuk komuter. Opsi ini akan membuat tingkat safetiness lebih tinggi daripada lampu depan dan belakang biasa, dan fitur ini hadir di Meilan X5, dan beberapa fitur safety lainnya. merek yang kami bawakan disini adalah Meilan X5, sebuah lampu dengan fitur, lampu sign, brake sensor, laser line Kelengkapan Meilan X5 Bright Lampu Credit by meilancycling.com Lampu ini sudah support IPX4 waterproof. Dengan 3 lighting modes, tersedia sensor brake, membuat lampu lebih kedip-kedip ketika kamu mengurangi kecepatan. Untuk sumber power, lampu ini di charge dengan micro USB. Remote Control Credit by meilancycling.com Fitur extra dari lampu ini, di kontrol dengan remote control ini secara wireless. Fitur yang bisa di akses dari remote control ini adalah untuk lampu sign, warning / lampu hazard dan laser line. Untuk sumber power, lampu ini di charge dengan micro USB. Berikut adalah spesifikasi 2 hal part tersebut. Credit by meilancycling.com Berikut adalah part lengkap yang bisa kamu dapatkan ketika membeli produk ini. Laser Line Credit by meilancycling.com Laser line keren ini bisa diaktifkan dari remote control, untuk memperingatkan pengguna jalan lain dan menjamin keamanan kamu. Ada 2 mode yang disediakan, yakni mode kedip-kedip dan always on. Ambient Light Detection Credit by meilancycling.com Auto turn on/off secara otomatis pada siang dan malam hari.Lampu ini bisa secara otomatis saat masuk ke dalam terowongan dan mati begitu keluar dari terowongan, fitur ini bisa kamu set agar aktif atau non aktif. Jika non aktif maka lampu akan menggunakan style yang kamu pilih, baik always on atau kedip-kedip. Auto Brake Detection Credit by meilancycling.com Saat pengereman, lampu belakang akan secara otomatis beralih ke berkedip peringatkan kendaraan yang mendekati kamu untuk menjamin kamu berkendara dengan aman. Right - Left Turn Indicator / Lampu Sign Credit by meilancycling.com Tekan tombol belok kiri / kanan pada remote control, indikator belok kiri / kanan berkedip, matikan fungsi "Turn", dan lampu akan kembali ke mode sebelumnya. Hazard Mode Credit by meilancycling.com Di remote control kamu pasti melihat tombol hazard, dan berikut yang akan terjadi jika tombol itu di pencet. Ada red & yellow kan menyala. Meilan X5 di Marketplace Kami pun mencari apakah Meilan X5 ini mudah di temukan di marketplace Indonesia, hasil pencarian di Tokopedia https://www.tokopedia.com/search?navsource=&pmin=100000&srp_component_id=02.01.00.00&srp_page_id=&srp_page_title=&st=product&q=meilan%20x5 sudah ada banyak ternyata, harga yang ditawarkan mulai dari Rp 310.000,- dan bisa lebih mahal. Jika kamu tertarik produk ini atau sudah pernah mencobanya, yuk cerita di bawah.
Bontrager sebenarnya jualan juga beberapa opsi mounting untuk beberapa varian lampu mereka, mulai yang dipasang di mounting go pro, untuk di saddle, seatpost dan masih banyak lagi. Kelebihan produk ori ini adalah kualitasnya yang di jamin aman, tapi tentu dengan harga yang tidak murah. Hingga kami menemukan di tokopedia ada yang menjual mounting lampu Bontrager dari 3D Printing, dan inilah ceritanya. Produk Generasi Pertama Menemukan Sejak Hampir 1 Tahun Lalu Yups, kami menemukan produk ini hampir 1 tahun lalu, tapi baru saat ini posting disini. Ok sebelumnya, untuk varian lampu Bontrager yang kami gunakan adalah Bontager Ion City, untuk lampu depan. Kami memutuskan beli produk tersebut karena mini, sangat terang dan lifetime memuaskan, dan harga cukup murah di bandingkan lampu Bontrager lain, sekitar Rp 300.000-an, berikut penampakannya. Yups, semenjak punya lampu itu, selalu saya nyalakan shubuh, pagi, siang, karena mini jadi sedap di pandang. Di samping itu hampir semua lampu Bontrager memilki bentuk mountin yang sama, mulai dari Bontrager ion/flare city hingga ion/flare RT. Oke kembali ke mountingnya, dari ulasan menginfokan kalo finishingnya tidak rapi, tapi menurut saya tidak apa-apa asal fungsional dan aman. Harga saat itu sekitar Rp 80.000-an, jika di banding dari Bontrager sekitar Rp 500.000-an. Yang saya rasakan pertama ketika mendapatkan produk generasi pertama adalah, memang finishing tidak rapi, dalam artian ada beberapa bagian yang tidak rasa dan berasa kasar ketika di genggam. Untuk bahan plastik yang digunakan saya kurang begitu paham, hanya saja terlalu kaku dan kurang flex, takutnya jika ada guncangan berlebih bisa patah. Patah Ketika Pemasangan Karena Terlalu Kencang Berikut adalah penampakan ketika kondisi baru di unboxing dan siap di pasang. Menggunakan mekanisme pegas untuk penguncian lampu, berbeda dengan dari Bontarager yang tidak ada pegas, tapi pure dari elastisitas plastiknya. Hanya saja ketika pemasangan, kami terlalu kencang karena takut lampu akan menunduk karena gravitasi, hingga terdengar bunyi krek..! , yup ada patah. Berencana ingin order lagi, tapi kami lem ajalah dengan lem Alteco, setelah kering dan terlihat kuat kami kemabali pasang di bagian depan. Kali ini kami menambahkan ring kecil di dalam mounting gopronya agar bisa kencang dan tidak ada tekanan berlebih di plastiknya. Kemungkinan karena cetakan terlalu tipis, sehingga ketika di kencangkan plastik akan tertekan, bengkok dan akhirnya patah. Metode menambahkan ring tadi aman, hingga benar-benar kencang. Kami pun menggunakan mounting ini hingga hampir 1 tahun. Kami pun kembali ke toko tempat kami beli kemarin untuk share ke sosial media, dan ternyata penjual telah rilis generasi baru, dengan berbagai mode dan plastik yang lebih kuat. Generasi Baru ada 3 Opsi dan Material Lebih Kuat Berikut adalah penampakan varian produk terbaru ketika postingan ini dibuat, dan Tokonya bernama H-Store Shop. Opsi yang di sedikan adalah betul mountingnya yang lurus 180derajat, 45 derajat dan 90 derajat. Kami pun memilih yang 90 derajat karena ukurannya paling mini, tapi akan memasang dengan kemiringan 45derajat, gampangnya tinggal di miringkan aja kebawah saat dipasang, agar cahayanya tak mengenai pengendara di depan kita, karena bontrager ini benar-benar terang. Yang kami rasakan di generasi baru ini, merasa lebih flexibel sehingga jauh dari patah karena terlalu kencang, selain itu finshingnya lebih halus. Kami belum dapat jawaban apakah ada perbedaan bahan dari kedua mouting ini. Mekanisme pegas terlihat perbeda, kita pegas mengarah vertical, sehingga tombol power bisa berada di posisi kanan/kiri, saya sendiri tidak masalah dengan perbedaan ini. Ketika unboxing terlihat ada plastik kecil, saya kita ada bagian yang patah, ternyata penjual memberika cadangan tuas untuk sistem pengunci, menarik. Berikut adalah penampakan ketika terpasang di sepeda, dengan kemiringan sekitar 45 derajat kebawah. Kami menggunakan mounting ini dengan lampu terpasang kurang lebih sekitar 200Km, dan full aspal, ada sedikit-sedikit guncangan, tapi bukan ekstrim, hanya ketika lewat jalan bergelombang. Kami memasang cukup kencang, sehingga tidak membuat lampu tiba-tiba turun, nah jika kalian ragu terlalu kencang bisa bikin patah, tambahkan saja selotip di bagian yang terhubung dengan mounting gopro, jangan tebal-tebal nanti tidak bisa di pasang. Dengan harga Rp 96.000,- apakah kalian berencana membeli mounting ini untuk di pasang di lampu Bontrager kalian, atau main aman dengan beli Bontrager blendr sebagai mounting official dengan harga sekitar Rp 500.000-an. - yussan
Seputar Bontarger ion and flare RT Bontrager Ion adalah varian front lamp / lampu depan dari Bontrager, yang memiliki bentuk minimalis dan mounting khusus yang memungkinkan di pasang di beberapa bagian di sepeda kamu. Bontrager Ion ditujukan untuk lampu depan, dan Bontrager flare ditujukan untuk lampu belakang. Ada beberapa varian untuk Bontrager Flare dan Ion ini, ada City, RT dan beberapa varian lainnya. Untuk varian RT adalah varian khusus yang bisa memungkinkan lampu ini untuk dikoneksikan dengan cyclocomp dan memungkinkan kita untuk mengontrolnya melalui cyclocomp. Karena fitur itu harga yang di tawarkan juga cukup tinggi, untuk varian Bontrager 200 RT/Flare RT satu set seharga USD 119.99 atau Rp 1,779,451.70. Control Lampu Bontrager RT dari Cyclocomp Untuk sample di bagian ini, kami menggunakan Garmin Edge, produk cyclocomp dari Garmin. Cara koneknya juga cukup gampang, mirip dengan bagaiman kamu mengkoneksikan sensor ke cyclocomp. Di lansir dari support page Garmin . Kamu juga bisa m enginstall Bontrager Light Control Connect IQ app, dan memastiakn device Garmin Edge kamu support dengan connect iq ini, bisa di cek di bagian deskripsi. Credit by https://www.trekbikes.com Fungsi control di Cyclocomp mirip dengan tombol fisik yang ada di lampu Bontrager RT. Seperti untuk On/Off, dan mengganti mode sesuai yang di support oleh varian lampu yang kamu gunakan. Hal penting lainnya adalah bateray indicator, melalui fitur remote ini, bisa di lihat secara lebih jelas dan realtime sisa power saat ini. Sources: Image source tokopedia.com
Ketika ingin beli front derailleur (sebut saja FD) , tentu banyak hal-hal lainnya yang perlu diperhatikan, antara lain berapa speed yang disupport dan apakah tipe braze on dan band clamp. Meskipun ada cara keduanya dipasang di jenis frame yang sama, namun dengan memilih tipe yang sesuai ada nilai hemat yang bisa didapatkan. FD Band-Clamp Untuk bisa terpasang frame FD jenis ini menggunakan clamp tambahan yang mengelilingi seat tube tentu tidak asalah untnuk memasang clamp jenis ini, karena biasanya di frame tidak tersedia indikator apakah posisi sudah pas atau belum, karena tergantung dari ukuran chainring yang dipakai juga. FD Braze On Sebelum kita perjelas mari kita tengok terlebih dahulu tampilan dari frame yang support fd jenis ini. Untuk memasangnya di frame jenis ini cukup mudah di banding seri band-clamp, cukup pasang di tempat yang tersedia dan geser naik turun ataupun sudut kemiringan dari fd yang terpasang. Perbandingan Setelah melihat perbandingan singkat diatas, kita jadi tahu ya apa menjadi perbedaan utama dari 2 jenis fd diatas, yakni mounting apa yang di support. Bicara tentang mounting, masing-masing jika bisa memilih saya akan memilih yang model braze-on, tentu karena memudahkan proses setupnya. Jika menggunakan clamp-on maka panya penyesuaian yang harus dilakukan, seperti kemiringan rd, dan posisi clamping yang bisa dimanapun asal masih di seat tube. Jika braze on, kita cukup memikirkan posisi ketinggian rd dengan chainring dan kemiringan rd saja, sisanya dijamin pas. Sumber Gambar : Tokopedia.com
Berawal dari isu yang saya temukan untuk memasang lampu belakang pasca ganti frame sepeda. Sebelumnya saya menggunakan cateye x2 kinetic untuk lampu belakang, ternyata tatakannya tidak bisa dipasang di seatpost aero yang runcing, dan artikel berikut berisi cerita saya untuk mengatasi hal tersebut. Lampu Lama Cateye X2 Kinetic Rear Lamp Gambar diatas adalah penampakan lampu yang telah menemani saya hampir 2 tahun dengan frame sepeda lama, yang seatpostnya model tabung seperti gambar. Sebelumnya saya ingin jelaskan alasan kenapa saya suka lampu itu, bentuknya yang panjang membuat area yang berseinar tentu lebih luas, dan semakin mudah pula untuk dilihat dari pengguna jalan lainnya. Disamping itu adanya fitur sensor acelometer, yang membuat lampu otomatis terang ketika kita mengurangi kecepatan (seperti lampu rem pada motor). Untuk lebih jauh seputar lampu belakang tersebut bisa cek video Mau Gowes berikut https://www.youtube.com/watch?v=vHYJIAQqfS4 . Oke kembali kasus, ternyata tatakan bawaannya tidak bisa digunakan di seatpost aero, tapi CatEye memiliki solusi untuk ini, yakni dengan menyediakan semacam adapter, dengan tampilan seperti di gambar bawah. Sempat terpikir masalah ini akhirnya terpecahkan, tapi ternyata toko Indonesia tidak menyediakan produk ini, termasuk di Rodalink Id dimana saya membeli lampu belakang ini. Solusinya dengan beli di Rodalink Sg / Singapura atau import dari luar, yang mana itu pasti lama. Akhirnya saya putuskan untuk cari-cari di Tokopedia, lampu belakang sepeda khusus seatpost Aero. Solusi, Lampu Nempel di Saddle Awalnya nemu sih lampu khusus seatpost aero, tapi setelah pencarian lebih lama, nemu solusi lain, yakni lampu yang menempel di sadle, kenapa sadle ? , karena sistem pengunciannya menggunakan baut dan thread. Ketemulah Rockbross Q5. Waktu itu beli dari link berikut https://www.tokopedia.com/silverbikesilverride/smart-brake-light-lampu-rem-rockbross-q5-for-rb-mtb-brompton-lengkap . Ada 2 sistem mounting yang disediakan lampu ini, pertama di seatpost dengan karet dan kedua di sadle dengan mounting dari bahan metal dan mur. Sayapun memilih pasang ini di sadle, ternyata sepeda tetap terlihat clean meskipun ada lampunya di belakang. Sepeda ini juga dilengkapi braking sensor, yang mana lampu akan terang ketika sepeda berkurang kecepatannya, harga yang ditawarkan adalah 200ribuan rupiah. Ada beberapa mode nyala yang didukung lampu ini, pertama mode kedip biasa, mode breath, mode kedip cepat, dan mode terus menyala. Selain sensor untuk deteksi pengereman, ada sensor dilampu ini juga untuk auto turn off lampu, jadi ketika kamu menyalakan lampu, kemudian sepeda diparkir, otomatis lampu mati setelah beberapa menit, dan akan kembali menyala ketika lampu mulai kembali bergerak, keren yak. Sumber Gambar : https://www.cateye.com/intl/products/parts/5447040/
Lampu sepeda yang sedang di review tim Mau Gowes kali ini adalah produk dari Cat Eye, serinya Cat Eye Rapid X2 Kinetic, dari seri tersebut ada beberapa penjelasannya. Rapid adalah produk Cat Eye khusus untuk lampu belakang, X2 adalah jumlah lumennya yakni 100 lumen, dan kinetic menandakan bahwa dilengkapi dengan accelometer sensor yang membuat lampu bisa lebih terang ketika kondisi mengurangi kecepatan atau mengerem. Spesifikasi Untuk spesifikasi detailnya bisa kalian baca di https://www.cateye.com/intl/products/safety_lights/TL-LD710-R/ , berikut adalah screenshoot yang kami dapatkan dari halaman tersebut. Untuk produk diatas, Tim Mau Gowes membeli sendiri secara mandiri di Roda Link, dan harga yang ditawarkan adalah Rp 400.000,- , juga jauh sekali harganya dibandingkan dengan lampu sepeda biasa. Dipostingan ini akan dibahas berbagai kelebihan dan kekurangan yang ada setelah penulis menggunakan produk ini selama 1 mingguan. Lampu Bisa Otomatis Menyala Terang Ketika Mengerem Ini adalah fitur utama yang ditawarkan Cat Eye Rapid X2 Kinetic ini. Tersedianya accelometer, mampu mendeteksi percepatan yang dilakukan pada lampu ini. Salah satu adalah kondisi ketika mengurangi kecepatan, otomatis selama 3 detik lampu akan menyala terang dengan menggunakan seluruh lumennya. Sehingga membuat penggunan jalan dibelakang tahu bahwa sepeda yang mengguanakan lampu ini sedang melakukan pengereman, konsepnya sama seperti lampu belakang kendaraan bermotor. Berbeda halnya dengan lampu sepeda biasa yang hanya menyala konstan, entah itu kedip -kedip atau flat. Ketika sepeda mengerim lampu model biasa tidak ada perubahan level keterangannya, sehingga kadang pengguna jalan dibelakangnya masih mengira sepeda tersebut masih berjalan. Lampu yang Masih Gampang Selip Ada 2 karet yang disediakan di boxnya, yakni ukuran besar dan kecil, untuk ukuran besar memungkinkan lampu dipasang di bagian seatpost, sedang ukuran kecilnya bisa digunakan untuk memasang lampu di seat stay. Penulis sendiri lebih suka memasang lampu ini dibagian seat post karena posisinya yang lebih simetris baik jika dilihat dari belakang maupun samping. Untuk slip sendiri bisa terjadi dari berbagai sisi, pertama pergeseran atas bawah, dan kedua pergeseran kanan kiri. Untuk pergeseran atas bawah dari lampu ini dengan seat post masih aman, alias anti slip dan cukup kesat, kecuali jika menggunakan tenaga ekstra untuk menggesernya. Hanya saja pergeseran kanan kiri sering dialami penulis karena tekanan yang dilakukan ketika mematikan atau menyalakan lampu, karena saklar power dari lampu ini berada disamping. Nah untuk kondisi ketika dijalan masih aman sih, baik untuk pergeseran atas bawah ataupun kanan kiri, asalkan masih melintasi jalur aspal yang mulus. Agar berbeda jika jalur yang kalian lewat bergelombang dan rawan goncangan. Baterai Tahan Lama dan Mudah Untuk Dilepas Pasang Jika dilihat pada gambar diatas, signifikan sekali perbandingn flashing mode dan mode lainnya, penulis sendiri juga menggunakan mode flashing tersebut untuk mode default, karena selain lebih hemat baterai juga lebih mudah menarik perhatian pengguna jalan lain agar lebih sigap. Disamping itu high modenya sendiri juga tidak dianjurkan, karena membuat lampu belakang terlalu terang tidak baik untuk pengguna jalan lainnya karena menggangu jarak pandang pengguna jalan dibelakang sepeda. Untuk high mode ini , biarkan jalan secara otomatis ketika melakukan pengereman. Strap dari karetnya sendiri juga memudahkan lampu ini dibongkar dan pasang, terutama ketika saatnya melakukan pengecasan. Tapi tak usah khawatir jika karet ini melar, karena bahannya cukup kuat dan tebal juga, disamping itu karet seperti ini sudah sering dipakai di aksesoris lain pada dunia sepeda, sehingga mudah juga ditemukan di toko sepeda terdekat. Memang benar, fitur ini bukanlah gimmick saja, tetapi memang benar-benar diperlukan oleh para goweser, terutama goweser jalanan, karena dijalan selain ada goweser ada berbagai macam kendaran bermotor yang kecepatan dan jarak pengeremannya berbeda jauh dengan sepeda. Jadi tidak apa-apakan mengeluarkan lebih agar lebih selamat di jalanan. - yussan -
Setelah kemarin kami mereview salah satau varian lampu belakang dari Cat Eye, kurang lengkap rasanya jika belum review lampu depannya. Produk yang kami pilih sama juga dari Cat Eye yaitu untuk varian Cat Eye Volt XC 200. Kami memilihj seri tersebut karena merupakan seri menengah kebawah yang biasa banyak peminatnya, so mari kita lihat apa saja yang bisa diberikan oleh lampu ini. Seri Cat Eye Volt CX 200 ini memiliki spesifikasi lampu dengan 200 lumen, berbody plastik dan strap dari karet yang dilengkapi dengan pengait khusus. Tampilan Ukurannya cukup compact dan dilapisi cat hitam glossy, nah bagi kalian yang sangat peduli dengan lecet, hati-hati saja ketika menaruhnya, karena berbahan baku plastik jadi rawan sekali terjadi lecet jika bergesekan atau bertabrakan dengan benda lain yang tingkat kekerasannya lebih tinggi darinya. Untuk strapnya menjadi satu dengan body dan menggunakan pengait agar bisa terkunci dengan sepeda. Nah momen ketika mengaitkan atau melepas strapnya ke / dari sepeda perlu kerja keras ya, karena karetnya kecil dan sangat kuat. Ketika pertama kali coba pasang / lepas saja saya perlu hampir 10 menit untuk melakukannya. Tapi dengannya jaminan lampu depan ini menempel dengan baik di sepeda sangat tinggi, jadi tak perlu khawatir jika di jalan yang bergelombang, lampu masih terikat dengan kencang disepeda. Kelebihan laih dari strap karet adalah memudahkan lampu untuk diarahkan ke atas maupun kebawah. Instalasi Secara teknis lampu ini bisa dispasang dimanapun, asalah diameter mencukupi untuk panjang strapnya. Favorit kami adalah memasangnya di handlebar, karena akan mudah mengoperasi tombol power dan mengarahkan lampu kearah yang sesuai. Pencahayaan Ada 3 mode pencahayaan yang bisa diimplementasi, mode 100xc nyala tetap, mode 200 lumen nyala tetap, dan mode 100 lumen kedip. Dari seluruh mode, nyala kedip2 akan membuat bateray lebih tahan lama. Nyalanya cukup terang dan bisa menjangkau cukup jauh. Lampu ini cocok sekali untuk full sebagai penerangan ataupun hanya sebagai alert untuk pengguna jalanan lain. Dengan daya tahan baterai yang cukup lama, murah, mudah dicharge, ringan, sepertinya kamu akan jatuh cinta pada produk ini.
Cat Eye Rapid adalah varian dari produk Cat Eye yang khusus untuk lampu belakang dan seri X dibelakangnya menandakan jumlah lumen yang dimilikinya, sedangkan kinetic menandakan bahan device memiliki builtin acelometer sensor yang membuat lampu belakang ini lebih smart daripada lampu biasanya. Berikut Reviewnya. Spesifikasi Dimensi: 74.4 x 30.5 x 32.9mm Berat: 32g (termasuk baterai) Pencahayaan: COB LED Baterai: Lithium Polymer rechargeable battery Baterai Runtime: Low mode: 5 jam, Flashing mode: 30 hrs, Rapid mode:16 hrs (runtime ini termasukan ketika mengaktifkan fituyr kinetic) Waktu pengecasan: 2 hrs (USB2.0) Ukuran mount: mount tali karet berikuran (muat untuk φ 12.0-32.0mm) Ada Apa Saja di Dalam Boxnya Disamping device utama, kamu akan mendapatkan kabel mikro usb 2.0 untuk keperluan mengecas, dan 2 rubber band untuk mounting, ada yang berikuran besar dan satunya berikuran kecil, kemungkinkan rubber band besar untuk dipasang di set post dan yang kecil untuk dipasang di seat stay. Instalasi Instalasinya pun cukup mudah, lampu ini menggunakan mounting dari karet gelang. Ada 2 jenis gelang yang diberikan, yaitu yang berukuran besar dan kecil, untuk yang besar bisa digunakan untuk dipasangkan di setpost, sedangnya yang kecil bisa untuk dipasang di seat stay. Gelang ini cukup kuat untuk menahkan lampu dari berbagai goncangan dari atas kebawah. tapi saya kurang puas dengan goncangan dari samping, karena ketika stop baru sadar jika posisi lampu melenceng ke kanan / kiri. Pencahayaan Lampu ini tersedia 3 mode pencahayaan yaitu mode tetap, mode biasa, mode bip bip dan mode bip-bip medium, lalu bip bip cepat. Untuk menyalakannya kamu bisa dengan menekan tombol power sekitar 1 detik hingga lampu menyala. Lampu ini sudah tersedia internal memory yang memungkinkan untuk menyimpan mode yang telah digunakan sebelumnya, jadi kamu tak perlu repot-repot lagi untuk set ke mode favorit kamu setelah mematikan lampu ini. Built In Accelometer Accelometer ini berfungsi untuk mendeteksi jika pengendara melakukan pengereman, jadi ketika kamu mengurangi kecepatan maka lampu otomatis masuk mode menyala paling terang, konsepnya sama seperti pada lampu rem kendaraan bermotor. Nah dengan ini maka pengguna jalan lainnya akan tahu kalo kita sedang mengurangi kecepatan. Kesimpulan Produk ini dibrandol dengan harga Rp 400,000 -an, bisa dibilang harga yang cukup mahal untuk sebuah lampu, tentu saja karena ini bukan hanya sekedar lampu, melainkan lampu pintar. Harga segitu cukup sesuai dengan fitur dan spek yang ada, nah kelemahannya cuma di bagian mountingnya saja yang tidak terlalu kesat pada seatpost jenis tabung, dimana mudah untuk digeser ke kanan atau kiri, selebihnya sudah cukup waw. Referensi : https://www.cateye.com/intl/products/safety_lights/TL-LD710K/