Postingan Dengan Tag "enfitnix xlite 200"

Berbagi cerita seputar dunia sepeda

Menampilkan 1 dari 1 post

Enfitnix X-Lite 200 Lampu Sepeda Berbalut Body Carbon dan Brake Sensor

Mengecek dari situs resminya di Enfitnix.com , Enfitnix alias Enfitnix Technology adalah company yang fokus untuk membuat lighting untuk sepeda kebanyakan, dan beberapa produk lain berupa sensor untuk sepeda. Bicara untuk lampu sepeda, ada banyak varian yang dibuat oleh Enfitnix ini, dan salah satunya adalah Enfitnix X-Lite 200 sebuah lampu belakang minimalis, berbentuk tabung dengan body dari carbon dan dilengkapi brake sensor. Spesifikasi Lengkap Run Time:2-27hrs Battery Capacity: 400mAh Net Weight: 29.4g Gross Weight:100 Dimension:34.5mmx31mm Brightness:30lm Material:3K Carbon & Alu Connector:USB Type C Color:Black or Metal Water Proof:IPx6 Operation Mode:Auto/Manual Cerita seputar brake sensing yang menjadi salah satu fitur andalan dari lampu ini, cara kerjanya adakah ketika cyclist mengurangi speed, lampu akan menyala sangat terang untuk memberi tahukan ke pengendara belakang kita sedang ngerem. Mirip dengan lampu belakang di motor / mobil.  Brake sensor seperti biasanya menggunakan sensor acelometer yang mirip ditemukan di smartphone, hanya saja beberapa lampu dengan brake sensor kadang sensornya terlalu sensitif, di miringkan dikit saja dianggap melakukan pengereman. Untuk itu Enfitnix XLite 200 menghardirkan 6 axis sensor motion sensotor, agar lampu lebih tepat ketika membaca ketika cyclist sedang dijalan melakukan pengereman. Sekilas info, lampu dengan brake sensor seperti sudah menjadi fitur wajib ketika penulis ingin cari lampu baru, berikut list lampu-lampu belakang sepeda yang pernah penulis beli, dan ternyata semuanya ada fitu brake sensor: cateye rapid x2 kinetic, rockbross (seri lupa), guee aero, enfitnix xlite 200 dan terakhir yang dipakai adalah Lezyne Strip Drive Alert. Jika dilihat sekilas pada bagian merah lampu ini di buat lebih cembung tidak flat segaris body, desain seperti ini membuat nyala lampu bisa dilihat dari samping, terutama ketika siang hari, kalo malam tentu aka memberi nilai plus juga. Kelengkapan Di dalam box, selain ada manual box, kabel charge type-c ada 2 macam mounting untuk lampu ini, bisa untuk di seatpost dan saddle rail bagian belakang. Kualitas penguncian dari mountingnya juga cakep menurut kami, berasa premium, feel dan caranya mirip ketika mengunci garmin edge ke mounting aslinya. Feel Pertama Ketika Memegang Ketika memegang lampu belakang ini, sangat berbeda sekali di banding lampu-lampu yang pernah saya beli sebelumnya. Ringan sekali untuk sebuah lampu sepeda dengan brake sensor, meski ringan body carbonnya membuat lampu ini keras, berbeda dengan lampu berbalut plastik atau karet yang ada sensasi empuk-empuknya meski cuman sedikit. Kemudian ada satu hal yang membuat saya kepikiran, jika di lihat di gambar atas ada ring silver sekeliling sisi yang menyala, ternyata saya bisa memutar-mutarnya, tapi ternyata bukan untuk membuka body lampu, hal tersebut membuat saya kepikiran apakah sama di unit lain. Karena takut ada celah untuk air masuk, akhirnya saya selotip aja biar tidak ada pergerakan. Mode Lampu Lampu ini memiliki mode manual dan auto untuk powernya. Mode manual adalah untuk menyalakan dan mematikan harus di lakukan sendiri dengan memencet tombol power yang ada di sisi tengah lampu. Mode auto, lampu akan otomatis mati ketika diam lama, dan otomatis nyala ketika ada pergerakan. Penulis pribadi suka yang mode manual, karena lebih bisa mengontrol kapan lampu akan nyala dan mati. Disamping 2 mode power diatas, ada beberapa variasi nyala dari lampu, mulai solid hingga beberapa variasi kedip-kedip. Variasi kedip-kedip yang ada momen ketika led mati akan memberikan batery life lebih panjang dari pada yang nyala solid. Pengalaman Ketika Dibawa Hujan-Hujanan Saya termasuk orang yang tetap bersepeda meski ada hujan, terutama jika hujannya terjadi ketika sedang di jalan. Hujan yang pertama adalah hujan sedang, yang biasanya membuat pengendara motor langsung menepi untuk memakai jas hujan atau sekedar berteduh. So far lampu ini bisa bertahan di kondisi tersebut. Kondisi hujan kedua, ketika saat itu hujan sangat deras, tidak ada angin tapi saking derasnya jarak pandang terbatas, di kondisi ini, saya hampir tidak melihat kendaraan roda 2, tapi beberapa terlihat mobil melintas. Ketika di jalan saya sedikit mengintip nyala lampu, dan masih merah, berarti lampu masih nyala. Namun saya baru sadar, ketika baru sampai rumah untuk mematikan lampu, hanya nyala setengah dan masih kedip-kedip seperti diatas. Saya ingat ini sinyal low baterry. Setekah di lap sampai bersih saya diamkan dulu sebelum di charge.  Oke esoknya ketika sudah full charge, ada ternyata lampu masih belum bisa nyala full, dan tidak bisa saya ganti ke mode lain. Takut ada konslet saya diamkan seharian. Ternyata besoknya lagi, lampu sudah kembali normal, nah kejadian sebelumnya saya kurang paham apa yang terjadi. So Far So Good Hingga Saat Ini Hingga saat postingan ini dibuat lampu ini menjadi opsi pertama saya untuk gowes harian sebelum ngantor, biasanya untuk gowes weekday saya ambil rute yang tidak terlalu jauh 50km maksimal, agar tidak telat kantor. Hanya saja untuk rute weekend yang jauh-jauh saya pakai lampu lain yang lebih besar baterainya, dulu pakai CatEye X2 Kinetic, namun sekarang ganti Lezyne Strip Drive alert. Brake sensing, memberikan pengalaman bersepeda lebih nyaman, agar pengendara di belakang tahu kita sedang ngerem. 6 Axis motion dari Enfinix Xlite 200 ini membuat pembacaan rem lebih presisi. Body carbonnya lebih membuat tampilan lampu ini lebih premium dan beda sih, daripada lampu dengan desain mirip dengan harga jauh di bawahnya. Oh iya untuk mountingnya, saya suk yang mounting di seatpost, karena tidak ada ruang untuk saddle rail yg sudah terpasang topeak quickclik.