Postingan Dengan Tag "disc brake"

Berbagi cerita seputar dunia sepeda

Menampilkan 7 dari 7 post

Agar Tetap Pakem Berikut yang Perlu Diperhatikan Waktu Ganti Brake Pads Disc Brake

Kamu sudah merasa brake pads sudah menipis, ditandai dengan tarikan rem sudah dalam, tapi tidak speed tidak berkurang. Agar proses ganti brake pads membuat pengereman kembali baik, terutama untuk kamu yang menggunakan caliper disk brake mekanik atau hidrolis, berikut beberapa hal yang perlu di perhatikan. Memastikan Type Brake Pads Compatible dengan Caliper Rem Tidak satu jenis brake pads bisa di pasang di semua merek caliper dan semua serinya. Pastikan ketika beli brake pads kamu sudah tahu caliper mana saja yang disupport oleh brake pads tersebut, sebagi contoh ada di gambar atas. Namun kita tidak hanya berpaku ke merek yang sama, ada beberapa merek brake pads yang menyediakan berbagai brake pads yang support untuk caliper berbagai merek, seperti Jagwire, Swissstop, Croder dan masih banyak lagi. Alasan brake pads harus support dengan caliper antara lain : bisa terpasang dengan baik di caliper. posisi baut, bagian yang terkena tekanan piston, dan posisi dengan rotor semuanya sesuai. Setelah Lepas Brake Pads Bersihkan Dulu Caliper dan Rotor Bagian dalam caliper sering kali jarang di bersihkan, karena untuk mendapatkan hasil yang maksimal perlu bongkar semua. Mumpung kita sedang bongkar brake pads, sekalian saja membersihkan sisi dalam kalipernya. Kamu bisa menggunakan cairan khusus disc brake cleaner, karena cairan ini sangat ampuh juga untuk membersihkan oli hirolik yang meluber, jika pakai air di takutkan jika kurang kering akan menghasilkan part yang korosi. Hal yang sama, lakukan juga pada rotor. Posisikan Kembali Posisi Piston Credit by: parktool.com Hal ini lebih cocok untuk disc brake yang sudah hidrolik, karena ketika brake pads menipis, piston akan berasa mendekat ke rotor, dan ketika ganti brake pads baru yang lebih tebal, kemungkinan besar rotor kamu akan sering rubing, bahkan tak bisa terpasang. Untuk disc brake yang mekanik, hal ini bisa di atasi dengan memainkan di adjustmen kabelnya.  Hal Yang Jangan Di Lakukan Setelah semua kondisi bersih di rotor dan caliper, brake pads pun siang di pasang. Hal yang perlu di hindari, antara lain:  Memegang langsung brake pads disisi dalamnya dengan tangan kosong, karena ada kemungkinan kondisi tangan sedang kotor, kena sisa oli, atau ada minyak dari tangan.  Untuk kasus berikut di tujukan khusus untuk pengguna disc brake hidrolik, jangan sampai menarik rem ketika tidak ada brake pads / rotor, karena akan memberikan tekanan berlebih ke piston. Hal terburuk adalah piston terlalu ketekan hingga ada leak oil, bahkan piston terlepas.

2 tahun yang laluyussan 810 views

Memaksimalkan Disc Brake Mechanical Caliper Single Piston

Bicara seputar disc brake, tentu banyak yang komentar untuk mendapatkan pengereman yang lebih maksimal di berbagai jenis kondisi, baik basah atau kering. Hal tersebut benar, jika kita menggunakan hidrolis disc brake dengan berbagai kelebihannya, namun jika dana terbatas dan hanya bisa mengambil mechanical disc brake single piston, berikut ada beberapa tips dari MauGowes untuk memaksimalkan kinerjanya. Mengenal 1 Piston Caliper Kita mulai dari cara kerja caliper disc brake untuk melambatkan sepeda terlebih dahulu. Ketika tuas rem di tarik, maka rotor/piringan rem akan di jepit oleh brake pads, part yang bertugas menggerakan brake pads untuk menjepit inilah yang di sebut piston, dan 1 pist on berarti cuma ada 1 brake pads yang bergerak untuk menjepit, bisa sisi kanan atau kiri tergantung merek. Sehingga di bandingkan caliper dengan piston lebih banyak, braking power 1 piston ini jauh lebih lemah, namun bisa kita improve agar lebih maksimal. Caliper Arm Bisa Bergerak dengan Smooth Berbeda dengan disc brake hydraulis yang tidak boleh tarik rem ketika tidak terpasang di rotor, kita bebas untuk menarik rem di disc brake mechanical, jika disc brake hydraulis ada kemungkinan piston cylinder terlepas ketika tarik rem ketika tidak ada rotor, disc brake mechanical aman, karena tidak ada part tersebut. Arm yang di maksud adalah yang terpasang di caliper, ketika di gerakan maka piston akan bergerak menjepit, pastikan bisa digerakan dengan smooth, tidak berat atau terganggu. Karena hal ini akan mempengaruhi ringan atau tidaknya tarik rem. Set Brake Pads Super Dekat Dengan Rotor Karena hanya satu brake pads yang bergerak di single piston, ada kemungkinan rotor akan mengalami bending ketika terjadi pengereman, dan ini tidak bisa di cegah. Untuk mengurangi hal ini, di sisi pads yang tidak bergerak atur agar super dekat dengan rotor, meski ada suara gesekan-gesekan dikit tidak apa-apa, asalkan tidak membuat sepeda berat ketika di kayuh. Sedangkan sisi lainnya bisa diatur sesuai dengan konfigurasi favorit kamu. Karena sisi pads yang tidak bergerak dekat dengan rotor, maka bending semakin kecil terjadi, dan pads yang diam semakin kuat cengkraman dengan rotor. Menggunakan Outer & Inner Brake Yang Berkualitas Credit by https://jagwire.com/ Inner brake tersedia berbagai macam opsi mulai dari harga murah dan mahal, sebagai contoh dari produk Jagwire ada opsi slick dengan harga lebih mahal dari inner brake yang standard, kelebihannya lebih licin. Licin ini ditujukan agar gerakan tarik rem dan melepas rem bisa semakin smooth, ada beberapa kasus rem disk brake mechanical berat, terutama di belakang karena kabel lebih panjang. Hal ini juga harus didukung dengan hose atau outernya yang slick pula, dengan kedua-dua slick maka makin maksimal pula kekuatan disc brake mechanical kamu.

2 tahun yang laluyussan 765 views

Pilih Rotor 140mm atau 160mm Untuk Roadbike

Ketika berencana membeli rotor disc brake untuk roadbike, sering kali ditemukan 2 opsi, untuk diameter 140mm atau 160mm. Dari sinilah banyak timbul pertanyaan, apa yang kalebihan dan kekurangan jika memilih rotor ukuran 140mm atau 160mm, mari kita bahas disini. Makin Besar Rotor Pengereman Makin Baik Source : https://www.astra-honda.com/ Mari kita beralih ke dunia balap sepeda motor, yang mana cakram yang digunakan sangat besar sekali di bandingkan cakram pada motor-motor harian. Cakram/rotor besar ini ditujukan untuk mendapatkan peforma pengeriman terbaik ketika melaju di trek, bisa dibilang makin besar rotor maka makin baik peforma pengeremannya.  Namun makin besar rotor makin berat pula bobot yang dihasilkan, untuk hal itu pula kendaraan harian yang mesinnya biasa saja, tinggal menggunakan rotor sebesar itu karena akan membebani mesin. Hal tersebut juga berlaku di sepeda, makin besar rotor tentu juga berpengaruh pada bobot sepeda, jika siap bertambah beberapa gram, ok pasang saja. Jangan lupa makin besar rotor ada ektra power yang ditambahkan untuk menggerakan sepeda, tapi kita mendapatkan kelebihan peforma pengereman yang lebih baik. Memastikan Frame Support Tidak semua frame roadbike support untuk rotor ukuran 160mm. Jangan sampai menjadi penyesalan, terlanjur beli Rotor 160mm ternyata tidak support di pasang di frame. Memang lebih aman menggunakan rotor ukuran 140mm yang memang umum digunakan roadbike saat ini. Perlu Adapter Caliper Rotor 160mm Source: mantel.com Rata-rata ketika pembelian kaliper, terutama yang flat mount. Baca: Perbedaan kaliper flat mount dan postmount , menyediakan adapter untuk kaliper bagian depan, sehingga bisa dipasang rotor 140mm atau 160mm, namun tidak untuk belakang. Sehingga untuk memasang rotor ukuran 160mm dibagian belakang, selain memastikan frame support, kamu juga harus memiliki adapter ini agar kaliper juga support dengan rotor ukuran 160mm.  Kombinasi Rotor 160mm depan dan 140mm Hal ini bukan asing lagi di dunia pesepeda profesional, kita gunakan sepeda dari pro tour untuk patokan, banyak yang menggunakan opsi rotor dengan size yang berbeda, yakni 160mm untuk depan dan 140mm untuk belakang. Depan menggunakan rotor besar untuk mendapatkan peforma pengereman terbaik, dan belakang cukup kecil saja karena tidak terlalu membantu proses pengereman, dan dengan size kecil membuat akseletasi lebih bagus karena lebih ringan.

Impresi Elite Wheelset ENT-DISC 50mm Setelah 1000KM

Beberapa saat yang lalu salah satu partner MGWS Mr WSNJY merakit road bike, dan unutk part wheelsetnya mengguakan produk dari Elite Wheels, serinya Elite ENT 50mm untuk Disc Brake dengan Hub RD07. Wheelset terbaru merupakan produk baru yang di beli langsung dari official store Elite Wheels di Ali Express, berikut adalah impresi setelah 1000KM penggunaan. Desain Yang Simple dan Sleek Corak utama dari Elite ent ini adalah hitam matte penuh tanpa corak macam-macam, tentunya dengan decal dari Elite wheel seri 2.0 alias terbaru untuk 2020. Rimsnya sangat cocok dan elegan di padukan dengan vittoria corsa gumwall dan frame delihea rest yang serba hitam. Spesifikasi Untuk opsi discbrake lebar rim 50mm berat total sepasang adalah +- 1656±30g, dan berikut adalah spesifikasi lengkapnya :  UCI Certified Support clincher dan tubeless Hub untuk rotor center lock, support untuk Shimano 10-11 speed / XDR 11-12 speed Axle: F-qr*100 &12*100mm.R-qr*135&12*142mm Freebody: 6 pawls Holes: Front 24.rear 24 Spokes: Pillar 1423 Dan dilengkapi dengan valvle untuk ban tubeless beserta spokes/ruji cadangannya. Tetap Nyaman Untuk Climbing Berkat ringan dan stiffness dari carbon, wheelset ini tetap enak digunakan nanjak. Terbukti dari pengetesan di Bukit Turgo dengan ketinggal sekitar 1000mdpl, watt yang dihasil untuk bisa membawa sepeda kepuncak lebih rendah daripada wheelset dengan harga sejenis terutama yang non carbon. Kondisi Setelah 1000Km UCI Certified memang adalah pantokan yang benar untuk mengetahui kualitas dari suatu part sepeda, dan Elite ent ini sudah UCI Certified. Dari pengalaman gowes WSNJY menjelaskan sering masuk lubang dengan highspeed / kecepatan tinggi dan langsung gas saja karena merasa wheelset baik - baik saja. Benar saja, sejak awal pembelian hingga review ini dibuat WSNJY sama sekali belum pernah setel ulang ruji, karena memang belum di butuhkan. So far dengan harga kurang lebih Rp 5 jutaan, Elite ent ini tidak mengecewakan dan rekomended, tapi untuk dapat harga aslinya kamu perlu beli di Ali Express, dan untuk free ongkirnya harus memilih agen yang pengirimannya bisa 2-3 bulan. - yussan -

Sebelum Upgrade Disc Brake Mekanikal ke Hidrolis Bisa Perhatikan Ini Dulu

Untuk kamu yang saat ini memilki roadbike disc brake tapi masih mekanikal dan ingin upgrade ke seri hidrolis, berikut ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, mulai dari opsi upgrade lain, dan penjelasan seputar part-part yang dibutuhkan untuk menggunakan rem hidrolis Perbedaan Rim Brake Mekanikal dan Hidrolis Cara kerja utamanya adalah sama sih,untuk menekan piston dikaliper untuk menjepit disc untuk menghentikan putaran roda, tapi tentu saja feel, penampakan dan peforma dari disc brake mechanical dan hidrolis jelas berbeda Penampakan Disc Brake Mekanikal Disc brake mekanikal untuk menyampaikan perintah pengereman dari lever ke kaliper menggunakan kawat besi kuat. Jika dilihat dari lever, baik disc brake mekanikal / hidrolis terlihat sama saja, tapi jika di bagian kaliper, disc brake mekanikal terlihat sisi inner cable brakenya yang dari logam terlihat dari luar.  Tugas dari inner cable ini adalah menarik piston ketika ada pengereman sehingga disc/piringan bisa tergencet dan terjadilah deselerasi. Bagian ini lah yang terlihat tidak rapi dibandingan disc brake yang sudah hidrolis. Penampakan Disc Brake Hidrolis Cara kerja disc brake hidrolis adalah ketika terjadi proses pengereman, kita memberikan tekanan mineral oil yang ada di kabel rem dan tersalurkan hingga ke kaliper, yang mana tekanan oli ini akan menekan piston sehingga menjepit disc/piringan, disinilah proses deselerasi. Karena kabel rem disini bisa dibilang seperti selang, hanya berisi mineral oil, maka ketika ketika melihat caliper disc brake hidrolis terlihat jauh lebih rapi , simple dan tertutup. Feel Disc Brake Mekanikal dan Hidrolis Meski cara kerjanya sama, tapi perbedaan mekanikal dan hidrolis adalah feel ketika pengereman, untuk rem di disc brake hidrolis berapa lembut dan ringan, meski begitu pengereman tetap berjalan dengan maksimal. Untuk discbrake mekanikal, makin dalam melakukan pengereman makin berat dan keres untuk menarik brake levernya. Part Yang Perlu Diganti Untuk Upgrade Disc Brake Mekanikal ke Hidrolis Untuk memudahkan penjelasan di bagian ini, kita gunakan sample produk dari Shimano , Shimano Ultegra R8000 untuk mekanikal dan R8020 untuk hidrolis. Untuk part-part yang perlu diganti ketika upgrade dari disc brake mekanikal ke disc brake hidrolis antara lain :  kaliper kabel rem hidrolis shifter Sisanya adalah pembelian untuk mineral oilnya. Yup cuma perlu 3 part ini, namun perbedaan harga tiap part tentu ada, dan harga part-part untuk rem hidrolik jelas lebih tinggi. Kita ambil contoh untuk perbedaan harga parts shifter/brifternya, untuk seri Ultegra R8000 yang masih mekanikal, harganya kurang lebih Rp 4.000.000,-  Sedangkan untuk seri Ultegra R8020 yang seri hidrolis, harga kurang lebih Rp 5.000.000,- selisih 1 juta rupiah lebih mahal lah daripada yang seri mekanikal. Opsi Disc Brake Mechanical Semi Hidrolis TRP HY-RD Opsi ini adalah, kita masih bisa menggunakan part-part untuk rem mekaninal tapi bisa sedikit merasakan nikmatnya rem hidrolis. Yakni dengan mengganti kaliper ke TRP Hy RD. Part hidrolis dari kaliper ini adalah di pistonnya yang menjepit ke piringan/disc nya, sisanya sampai ke shifter masih mekanikal sehingga kita masih bisa menggunakan part-part lama. Giant Conduct Hyraulic Disc Brake Giant Conduct Hydraulic Disc Brake menciptakan teknologi kombinasi brake mekanikal berpadu dengan brake hidrolis, yakni Giant Conduct Hydraulic Disc Brake. Jika dilihat pada gambar diatas, ada part tambahan di bagian depan stem/handlebar. Disitulah konversi dari brake lever mechanical menjadi hidrolis hingga ke kaliper. Karena kabel mechanical lebih pendek daripada yang menggunakan TRP Hy-rd maka feel hidrolisnya lebih berasa di produk ini. Namun bentuk dan ukuran di rasa cukup tidak biasa, penulis sendiri masih lebih suka untuk pakai TRP Hy-rd untuk opsi rem hybrid. Sumber Gambar https://www.cyclingweekly.com/ https://r2-bike.com

Center Lock dan 6 Bolts pada Rotor Disc Brake

Membahas rotor atau cakram pada rim brakes, disamping banyak motif dan ukuran, ada hal penting lain yang menjadi pembedanya, yakni sitem penguncian, apakah rotor tersebut menggunakan center lock atau 6 bolts (untuk bolts, jumlahnya bisa macam-macam), hal ini pulalah yang menjadi patokan jika kamu ingin ganti atau upgrade rotor discbrake. 6 Bolts Rotor Seperti namanya, unutk terpasang dengan baik di wheelset, maka rotor jenis ini membutuhkan 6 bolts / mur yang kemudian terpasang dengan simetris. Untuk tahu apakah rotor ini 6 bolts, cukup lihat saja disekitar as, jika terlihat ada mur di sekelilingnya, maka bisa dipastikan rotor tersebut menggunakan penguncian 6 bolts, seperti pada gambar diatas. Center Lock Cara kerja penguncian rotor center lock mirip dengan sprocket, cukup masukan ke hub, sisanya kunci dengan lock ring. Berbeda dengan 6 bolts yang hanya mengandalkan kekuatan mur untuk menahan rem, center lock akan memfokuskan pengereman kesekeliling as roda. Kesimpulan Jangan asal beli rotor disc brake ketika ingin ganti / upgrade, pastikan terlebih dahulu apakah menggunakan center lock atau 6 bolts.  Kekurangan 6 bolts adalah jika salah satu mur rusak maka kekuatan rotor untuk mengerem akan berkurang dan tentu membahayakan pengguna, berbeda dengan center ock yang benar-benar terkunci sama seperti sprocket sepeda sebagai tenaga penggerak sepeda. Unutk beratnya 6 bolts lebih ringan dibandingkan center lock, tapi hanya sekian gram saja, disamping itu tampikan center lock lebih rapi karena tidak ada mur yang terlihat. Sumber gambar : http://blog.rahoxbrakes.com/ https://cyclingtips.com/

Membedakan Flat Mount dan Post Mount di Roadbike Disc Brake

Jika bicara tentang flat mount dan post mount maka pandangan kita akan terfokus pada bagian kaliper untuk disc brake, lebih tepatnya bagian untuk mounting atau memasang kaliper disc brake. Gampangnya kita perhatikan pada gambar diatas, dan penjelasan di bawah ini. Post Mount Kaliper disc brakes yang menggunkan post mount memerlukan part tambahan untuk mounting, sehingga kaliper tidak langsung terpasang di frame, melainkan terpasang terlebih dahulu di mouting, baru dari mounting akan terpasang langsung ke frame sepeda. Namun beberapa frame banyak pula yang telah menyediakan mounting langsung dari framenya, sehingga kaliper lebih mudah dipasang. Post mount sangat dibutuhkan jika ukuran kaliper kecil tapi rotor (cakram rem) berukuran besar, sehingga kaliper bisa terpakai dengan aman dan lancar. Flat Mount Sama seperti post mount, kaliper disc brakes yang menggunakan post mount dipasang sejajar dengan frame sepeda, hanya saja kaliper langsung terpasang pada frame sepeda, sehingga membuat ukuran lebih minimalis. Hal itu pulalah kenapa disebut flat mount, karena jarak antara kaliper dan frame flat, alias sedikit celah, ada beberapa flat mount yang menggunakan tambahan mounting, tapi tetap saja celah yang dihasilkan tidak sebanyak post mount. Kesimpulan Jika dibilang lebih baik mana, maka susah, karena masing-masing ada karena tujuan tertentu, post-mount jika ingin menggunakan rotor-besar, flat mount jika ingin yang kompak. Tapi jika dilihat dari ukuran dan bahan yang sama, maka flat mount bisa dibilang lebih ringan karena jumlah materi yang lebih sedikit daripada postmoun. Image Source https://www.bikehugger.com https://www.sepeda.me

5 tahun yang laluyussan 7.88K views