Menampilkan 9 dari 16 post
Berawal dari saat nya untuk ganti rantai untuk road bike, beberapa tanpa yang saya alami waktu itu sering terjadi miss shifting, dan setelah cek dengan chain checker yups benar memang saatnya ganti. Kami pun mencari opsi yang lebih ringan dan tidak terlalu mahal, terpilihlah KMC X11 SL ini, dengan harga Rp 800 ribuan. Easy to Install dan Desain Menarik Berat total KMC X11 Sl ini adalah 237g, tapi itu full links, disini saya harus memotong sesuai ukuran drivetrain saya. Salah satu yang membuat ringan adalah desainnya yang menggunakan hollow, dan terlihat cantik ketika terpasang di sepeda. Dalam paket juga sudah tersedia chainlink untuk 11 speed. Disini kami bilang mudah untuk instalasi karena rantai ini bisa di pasang 2 arah, berbeda dengan rantai dari beberapa brand yang arahnya harus sesuai dengan ketentuan yang telah di tentukan. Kami Pun Pasang Juga di Sepeda Gravel Untuk memasang di sepeda Gravel ini tidak kamu lakukan sekaligus, tapi kami merasa perlu mengganti karena kami hanya punya satu toolkit box untuk dibawa-bawa tiap riding dan didalamnya ada chaintool dan cadangan rantai. Agar mudah kami pun membawa rantai yang sama. Dan penggantian rantai di Gravel Bike ini, didukung dengan rasa di Road Bike setelah ganti rantai setelah 1 minggu terpakai. Feel Yang Dirasakan Feel pertama yang saya rasakan baik di Road Bike ataupun Gravel Bike adalah pedaling yang menjadi lebih ringan, membuat kami lebih hemat power. Untuk perbandingan, coba ingat moment ketika gowes nanjak, putaran berat speed tidak banyak bertambah, dan bandingan ketika pedaling di rute agak menurun, pedaling ringan tapi speed mantab. Kurang lebih seperti itulah feelnya. Hingga akhirnya saya coba test di segment nanjak yang agak panjang, yakni di Segment Patuk ke Oro-oro . Dan berakhir dengan menciptakan PR di segment ini. Hanya saja disini kami belum tahu, apakah peningkatan peforma ini, karena memang rantainya atau ada bantuan dari pelumasnya, karena ketika unboxing KMC X11SL ini, ternyata rantainya sudah dilengkapi lubricant, jadi kamu harus hati-hati ketika proses instalasi. Untuk membuktikan hal tersebut sekaligus tes durabilitynya kita tunggu postingan kedepan setelah tembus 1000KM, apa lagi ada test juga di jalur gravel yang banyak lumpur dan guncangan luar biasa.
Hingga postingan ini dibuat Twitter bike punya 4 generasi, dari Generasi 1, 2, 3 dan terakhir X. Kami sendiri saat ini menggunakan Twitter Gravel Generasi 1 dan pernah bike check Twitter Gravel X di Youtube. Mari kita cek seputar Twitter Gravel X. Overall Design Twitter Gravel X Credit by twitterbike.com Dengan menggunakan desain full internal cable routing, yang bahkan sejak generasi 2 sudah menggunakan opsi ini, bahkan jika bersedia generasi 1 juga bisa full internal cable routing, tinggal ganti headset. Bicara Twitter Gravel generasi 2 hingga 3 menggunakan desain yang aero, mirip dengan desain Twitter Thunder dengan seatpost yang sangat besar, saya pribadi kurang cocok dengan desain aero seperti itu untuk Gravel bike. Namun ketika melihat Twitter Gravel X ini langsung klop lagi, berasa all roung gravel. Dan ada ciri khas dari frame Twiter Gravel X ini, yaitu di bagian pertemuan seattube dan toptube yang mungkin tidak ditemukan desain seperti ini di sepeda lain. Dilihat sekilas untuk bagian chain staynya menggunakan dropper chain stay khas sepeda gravel, tapi kami tidak melihat perubahan desain untuk chain stay dan seat stay bagian belakang, lekukannya mirip dengan seri Twitter Gravel V1, V2 dan V3. Mari kita lihat lebih detail di bawah. Spesifikasi Twitter Gravel X sendiri saat ini hanya tersedia opsi fullbike untuk pembeliannya, yang specnya sendiri tersedia 3 opsi dari sisi groupset, ada : Retrospect 2x11 Rival 22s Apex 11s dan beberapa opsi warna yang cukup banyak, detail spec dan warna ini bisa kamu baca di http://www.twitterbike.com/entwviewbike/802.html . Full Internal Cable Routing Credit by twitterbike.com Berbeda dengan seri V1, V2 dan V3 yang meski ada opsi full internal routing, tapi masih ada lubah untuk routing kabel di frame. Nah untuk Twitter Gravel X ini wajib full internal cable routing karena tidak lubang di luar frame. Meski full internal, masih aman menggunakan groupset mekanikal, terbukti dari gambar-gambar fullbike dari web resmi Twitter Bike. Seat Tube dan Seat Clamp Credit by twitterbike.com Menggunakan Seat tube 31.6mm rounded mirip dengan Twitter Gravel V1, dan yang menarik dari seat clampnya adalah menggunakan seat clamp seperti biasa, tapi desainnya jadi seolah-olah integrated dengan seattube dan downtube. Konsep ini mirip dengan seatclamp dari Polygon Strattos S7-S8-S9 seri tahun 2022-2023 juga. Untuk seatpost bawaan framenya sendiri, sudah menggunakan spek High modulus Carbon fiber, 31.6*350mm. Lubang Cable RD Masih Sama, Tanpa Stopper Credit by twitterbike.com Kami termasuk fokus ke area ini, yakni lubang untuk keluar kabel rd, yang mana masih menggunakan desain yang sama di Twitter Gravel V1 V2 dan V3. Yakni sebuah lubang di frame tanpa bahkan extra lain, rubber misal. Pengalaman di Twitter Gravel V1 kami. Ketika menggunakan RD GRX yang desain lubangnya lebih pendek dan lebih keatas, membuat retakan dan semakin lama lubang nya membesar, semoga isu ini sudah solved di Twitter Gravel X. Thru Axle Sedikit Lebih Minimalis Credit by twitterbike.com Twitter bikes sendiri untuk varian Road bike dan Gravel bike hingga tulisan ini dibuat selalu menggunakan desain thru axle dan boost alias tambahan baut. Yang mana kami pribadi tidak terlalu suka karena tidak minimalis, disamping itu perlu alat ekstra untuk mengencangkan. Selain allen key untuk thru axlenya, perlu kunci pas lain untuk boostnya. Ada Tambahan Eyelet di Beberapa Tempat Credit by twitterbike.com Merupakan fitur yang baru hadir di Twitter Gravel. Eyelet ini ada tambahan di fork dan toptube. 6 lubang di fork kanan dan kiri dan 2 lubang di toptube. Seat Stay tidak terlalu Dropped Trend sepeda saat ini kebanyakan menggunakan desain dropped seat stay, tapi Giant TCR so far belum menggunakan opsi ini. Di Twitter Gravel X ini, menggunakan seat stay yang lebih keatas, tidak se bawah seri twitter Gravel sebelumnya. Dan desain seat tube sebelah atasnya benar-benar bikin beda dari pada sepeda gravel lain.
Berawal dari kami mencari wheelset untuk ban gravel, rencana untuk 700x38c atau 700x40c, dengan berat total tidak jauh dari 1.5kg dan harga sekitar 4 jutaan rupiah. Akhirnya nemu Alexrims RXD3 ini, speknya tidak jauh dengan yang kami cari, dan disamping test di beberapa rute gravel, kami pernah bawa juga di event all terain dari Rute Syahdu 125KM di Yogyakarta. Berikut adalah impresinya. Alasan Awal Memilih RXD3 Sebelum mulai lebih jauh, berikut setup yang kami berikan untuk Alexrims RXD3 ini di Twitter Gravel V1 kami. Ban dari Panaracer Gravelking SK 700x38 setup tubeless. Valve 50mm Entity TV45, Rim tape kami tidak menemukan mereknya dan untuk PSI kami sesuaikan dengan jalanan yang akan kami lalui. Sebenarnya kami mencari wheelset dengan minimal inner width 20mm, agar sama dengan wheelset lama kami, namun karena sulit mencari dengan harga sekitar 4 jutaan rupiah, akhirnya kami putuskan memilih ini dengan inner width 19mm, didukung dengan rims yang agak tinggi membuat sepeda keren. Meski rims cukup tinggi 30mm dan terbuat dari alloy, namun berattotal hanya 1.55kg, membuat kami makin mantab memilih wheelset ini. Spesifikasi Sebelum lebih jauh, mari kita cek dulu spesifikasi lengkap dari wheelset ini. RIM Designed disc only for the latest road and cross bikes | Tubeless ready design | Sleeve joint SPOKES Stainless steel D.B. BLK spokes | 24h front wheel – 2 cross lacing | 24h rear wheel – 2 cross lacing LACING FR: 2 CROSS 278MM FL: 2 CROSS 276MM RR: 2 CROSS 276MM RL: 2 CROSS 278MM HUB Lightweight aluminum axle | Low resistance sealed bearings – 2 in the front hub and 4 in the rear | Compatible with 8, 9, 10 & 11 spd | Optional centerlock | Front wheel options – Adapter supplied for either Quick Release or 12/15mm axle | Rear wheel options – Adapter supplied for either quick release or 12mm x 142mm axle WEIGHT 700C: 1550G Sumber: https://alexrims.com/products/rxd3/ Setup Tubeless Untuk setup tubeless ini, kami belanja rim tape, kemudian sealant dari WTB, valve dari Entity dan dibalut Panaracer Gravelking SK 700x38. Dari Alexrims sendiri tidak menyediakan rimtape di paket pembeliannya, hanya ada semaca rim band, yang tentu wajib kita lepas terlebih dahulu. Ini adalah pertama saya menggunakan Panaracer Gravelking SK, dan sebenarnya terkejut juga, mudah untuk install ban tubeless ini, sedikit effort langsung terpasang. Dulu pernah setup ban lebih murah, tapi sangat berat sekali di step terakhir. Setup tubeless di wheelset ini aman, kami tidak ada isu kebocoran di rims ataupun bagian lain dari wheelset hingga saat ini. Sambungan Las yang Mulus, tapi Akan Terlihat Jika Kotor Bicara rims alloy, tentu ada sambungan di rimsnya, kami rasakan sambungannya sangat mulus bahkan tidak berasa ketika kami raba dengan jari. Bahkan, saat baru unbox, kami agak kesulitan mencari sambungan las ini. Namun setelah beberapa kali penggunaan, wheelset mulai kotor dan kami mulai bisa menemukan sambungan lasnya, tapi tenang masih tetap flat dan halus. Ada kemungkinan sambungan ini semakin nampak, karena dengan cat hitam dan jalur gravel yang banyak kerikil, gesekan akan semakin sering terjadi daripada yang full aspal. Penampakan Dari Atas Dengan Ban 700x38c Saya pribadi kurang suka menggunakan ban lebar di rims dengan inner width minimalis, selain tidak sesuai spek, juga kurang sedap dipandang. Terlihat so far masih terlihat ok untuk rims dengan inner width 19cm ini, dipadukan dengan 700x38c dari Panaracer Gravelking SK, sepertinya masih ok hingga 40mm. Feel di Aspal dan Gravel Berikut adalah video POV kami, ketika pertama kali menggunakan setup wheel ini ke event all terain https://www.youtube.com/watch?v=0HYdgJEtGZk . Untuk memberikan gambaran, kami bandingan dengan setup kami sebelumnya, yakni wheelset dengan rims 1.8cm, inner width 20mm dan tubeless tire 700x40. Feels pertama yang kami rasakan adalah lebih mudah untuk ngebut dengan power yang lebih minimalis. Hanya saja ketika zigzag merasa sedikit tidak selincah yang inner 20mm, sepertinya makin lebar inner width makin enak untuk miring-miring, baik sekedar zig-zag atau belokan. Tapi tidak apa kami mengorbankan untuk mendapatkan more speed tapi lebih ringan untuk pedaling. Di aspal saya merasa pede untuk bersanding dengan ban 700x28, setup sebelumnya saya merasa kesulitan di rute yang sama padahal flat dan aspal namun cukup berat. Namun karena traffic, agak sulit untuk menambah kecepatan, tapi sebenarnya masih memungkinkan. Screenshoot diatas adalah momen bersama Mr R untuk mempercepat di segment terakhir di event Rute Syahdu All Terrain 125KM agar finish under COT, dan sukses dapat medali. Kesimpulan Dengan budget sekitar 4 jutaan rupiah, ok banget mendapatkan wheelset alloy dengan rims medium, tapi dengan berat sepasang hanya 1.5kg. Setup masih 6bolt dan inner width hanya 19cm, sepertinya tidak masalah jika ingin setup sekitar 700x38 atau dibawahnya. Mungkin jika ingin setup ban lebih lebar, kamu bisa mempertimbangkan wheelset lain. Setup tubeles mudah dan aman, jangan lupa untuk mengganti rim band bawaan dengan rim tape terlebih dahulu.Produk ini bisa ditemukan di Tokopedia https://www.tokopedia.com/search?st=&q=rxd3&srp_component_id=02.01.00.00&srp_page_id=&srp_page_title=&navsource=
Berawal dari postingan di Instagram Polygon pada 20 July lalu. Terlihat foto toptube sepeda dengan logo Bend. Yups sepertinya nyambung dari postingan kami dulu sepeutar Polygon Bend R9X terbaru terlihat di festival sepeda Sea Otter Classic 2023. Mari kita sambut, Polygon Bend R7, R9X dan V9X, varian terbaru sepeda gravel dari Polygon Bikes. Frame yang Sama untuk Polygon Bend R7, R9X dan V9X Dari 3 seri diatas, meski perbedaan harganya jauh, namun menggunakan frame yang sama, yang berbeda ada di bagian groupset, wheelset dan part-part lainnya. Dari website resmi Polygon terlihat menggunakan frame ALX Gravel. Kami belum mendapatkan info lebih jauh seputar spesifikasi detail dari ALX Gravel Polygon ini. Ada banyak eyelet di frame ALX Gravel 2023 ini, ada 6 lubang di downtube, bisa untuk 3 bottle cage. 6 lubang di fork, sisi kanan dan kiri. 6 lubang di toptube. Serta ada lubang di depan dan belakan bisa untuk panier atau fender. Frame ini sudah menganut semi internal routing cable, sehingga cukup clean di bagian tengah, tapi tidak di bagian chain stay, dari bottom bracket hingga ke ujung belakang, kabel terekpos. Polygon Bend R7 2023 Hadir dengan warna orange metalik dengan decal khas Polygon 2023. Dengan fork dari Carbon Rigid. Berikut spesifikasi lengkapnya: Frame: ALX GRAVEL Fork: CARBON RIGID Shifter: SRAM APEX 1 11-SPEED BRIFTER Crank Set: SRAM APEX 1 40T, MAX: 42T Cassete: SRAM PG-1130 11-SPEED 11-42T Rear Derailleur: SRAM APEX 1 11-SPEED Wheelset: ALLOY DOUBLE WALL 32H Tire: VEE ROCKETMAN 700x44C 622x44 TLR Brake Lever: SRAM APEX 1 Brake Caliper: SRAM APEX 1 HYDRAULIC DISC Rotor: SRAM PACELINE 160mm CL Setup sepeda gravel ini sepertinya lebih ditujukan ke tanah daripada dibandingkan jalan halus, terlihat dengan setup ban 44mm dan setup 1x. Seatpost menggunakan dropper post hydraulic, yang mana membuat kamu menemukan kabel menyeberang di sisi bawah seattube dan downtube, yups itu adalah kabel untuk dropper post. Disamping itu dropper post ini juga berfungsi untuk peredam juga. Harga yang di tawarkan adalah Rp 19.200.000,- . Polygon Bend R9X Hadir dengan warna blue candy, sepertinya ini blue doff tapi cukup mengkilap ketika kena cahaya. Berikut spesifikasi lengkapnya: Frame: ALX GRAVEL Fork: CARBON RIGID Shifter: SRAM RIVAL ETAP AXS 1x12-SPEED BRIFTER Crank Set: SRAM RIVAL 1 WIDE 40T Cassete: SRAM XG-1251 12 SPEED 10-44T Rear Derailleur: SRAM RIVAL XPLR ETAP AXS 12-SPEED Wheelset: NOVATEC G24 DISC (28mm) W/ TUBELESS TAPE INSTALLED Tire: VEE ROCKETMAN 700x44C 622x44 TLR Brake Lever: SRAM RIVAL eTap AXS Brake Caliper: SRAM RIVAL HYDRAULIC DISC Rotor: SRAM PACELINE 160mm CL Menggunakan setup groupset mechanical wireless dari SRAM Rival dan fullset, hingga dropper postnya, sehingga menyisakan lubang di bawah seattube dan downtube tadi. Selain itu hanger cable di chain stay juga terlihat tidak berguna, karena sudah full wireless. Mungkin Polygon bisa memberika opsi frame yang support wireless only saja, agar terlihat benar-benar clean. Wheelset disini sudah menggunakan full carbon dari Novatec G24, selain lebih ringan juga membantu untuk meredam serta lebih stiff agar power delivery lebih efisien. Harga yang di tawarkan untuk Polygon Bend R9X 2023 ini adalah Rp 38.000.000,- . Polygon Bend R9X Hadir dengan warna glossy gray, dan terlihat setupnya paling ganas, mari kita cek dulu spesifikasi lengkapnya. Frame: ALX GRAVEL Fork: FOX TC 32 40mm TRAVEL Shifter: SRAM RIVAL ETAP AXS 1x12-SPEED BRIFTER Crank Set: SRAM RIVAL 1 WIDE 40T, MAX: 42T Cassete: SRAM XG-1275 12 SPEED 10-52T Rear Derailleur: SRAM GX EAGLE AXS 12-SPEED Wheelset: NOVATEC G24 DISC (28mm) W/ TUBELESS TAPE INSTALLED Tire: VEE RAIL 700x50C 622x50 TLR Brake Lever: SRAM RIVAL eTap AXS Brake Caliper: SRAM RIVAL HYDRAULIC DISC Rotor: SRAM PACELINE 160mm CL Denga groupset yang sama dengan Bend R9X yakni SRAM Rival ETAP AXS, namun di seri Bend V9X ini di combine dengan RD dari SRAM GX Eagle AXS 12-speed. RD ini sempat viral karena testingnya sangat ganas, di lempar-lempar dan di tabrak-tabrakan dengan benda keras, dan setupnya yang tak perlu lagi rd hanger. Fork bukan rigid, tapi menggunakan suspensi dengan traveling pendek khusus sepeda gravel dari FOX TC 32 40mm TRAVEL. Sepertinya Bend V9X tidak akan cocok dengan ban yang berukuran lebih kecil, misal 38mm atau dibawahnya, terlihat cukup ngankang sepertinya. Isu dari tampilan seperti Bend R9X masih ditemukan di sini, seperti hanger kabel di chain stay dan lubang dropper post cable yang tak terpakai.
Mangewu Mangatus seri ke-2 telah hadir, kini di adakah di Yogyakarta. So ini adalah event sepeda yang kamu bebas menetunkan rutenya dan finish wajib mendapatkan minimal 5000m elevation gain (total ketinggian) dan 500km jarak. Beda di seri ke-2 ada kategori all terain juga dengan jarak 125km dengan rute yang telah di tentukan. Diselenggarakan oleh @rute.syahdu. Event ini akan di adakan pada 15-16 Juli 2023. Mangewu Mangatus Seri ke-2 Yogyakarta Yups seperti perkenalan diatas, peserta 5000,500 wajib mendapatkan minimal 500km jarak dan 5000m elevation gain untuk menjadi finisher kategori ini. Rute yang dibuat bebas, waib melewati Control Point dan Parcours Point yang telah ditentukan oleh Penyelenggara. Biaya pendaftaran adalah sebagai berikut: Perorangan - Rp. 850.000,- (racepack, T-shirt premium 5500, cycling cap, safety triangle) Berpasangan - Rp. 1.500.000,- (racepack, T-shirt premium 5500, cycling cap, safety triangle) Untuk pendaftaran bisa melalui link berikut https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSegm3chZZaRIext9PjBngIC0ukXQXc1PPiumCQG_gvVS9ucEw/viewform FAQ: https://drive.google.com/file/d/1E2Mf6ELRVIU3GfRKxESJovj0Xn-G-4Ua/view?usp=drive_link All Terain 125KM Kategori ini baru diadakan di event ke-2 Mangewu Mangatus. Yakni rute all terain 40% urban 60% rural dengan jarak 125km, dan rute 100% dari Panitia. Biaya pendaftaran kategori ini adakah: Perorangan - Rp. 375.000,- (racepack, T-shirt premium 5500, cycling cap, safety triangle) Untuk pendaftaran bisa melalui link berikut ini https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSevBV6fqYtEDuKoDVY7rDf6d-YdaiypyD1NnhpQinWOI2Ybog/viewform FAQ: https://drive.google.com/file/d/1yl6R6XHJEXLYlRk8SyO0vTLcdzsKGIeJ/view?usp=drive_link Kontak Untuk pertanyaan lebih lengkap seputar even ini, bisa DM atau komen-komen langsung di Instagram penyelenggara @rute.syahdu https://www.instagram.com/rute.syahdu/
Sebelum fitur ini ada, tiap ada activity di Strava, saya harus ganti gear sepeda/sepatu yang di gunakan ketika activity secara manual. Dalam kasus ini saya ada 2 sepeda, masing-masing untuk gravel dan road, dulu di strava hanya bisa satu default gear untuk cycling, yang mana itu akan terset by default gear ketika gowes baik road atau gravel. Nah sekarang bisa set default nih by gravel, road, mtb, e-bike dsb. Mari kita pelajari lebih lanjut. News di Strava Community Berikut lampiran berita Malire, STRAVA | Product Marketing di salah satu thread Strava Community, dan berikut kami artikan ke bahasa Indonesia. Anda sekarang dapat menyetel sepatu dan sepeda default untuk aktivitas berjalan kaki dan bersepeda yang berbeda! Untuk sepeda, hal ini berlaku untuk: Aktivitas Ride, E-bike Ride, Virtual Ride, Handcycle, Velomobile Ride, MTB Ride, Gravel Ride, dan E-MTB Ride. Dan untuk sepatu berfungsi untuk: Lari, Mendaki, Berjalan, Lari Virtual, dan Lari Jejak. Terima kasih kepada @CreakyCrank untuk memposting ide ini dan untuk 139 suara yang diterima dari komunitas kami. Kami harap Anda menikmati pembaruan ini. Berapa banyak peralatan yang Anda miliki? Malire STRAVA | Pemasaran produk. Jika kita mundur ketika update ini belum rilis, ketika saya gowes dengan gravel bike dan road bike, keduanya menggunakan default bike yang sama, karena saat ini Strava hanya ada opsi default bike for cycling, artinya semua cycling/gowes default bike sama bahkan ketika pakai MTB atau e-Bike Cara Setup Default Bike Oke sebelum ke menu Strava disini use case saya adalah sebagai berikut. Saya memiliki 2 sepeda, 1 Road Bike Elves Quendi Disc dan 1 Gravel Bike Twitter GRX. Target ini set default road cycling ke Elves Qendi Disc dan default gravel cycling ke Twitter GRX. Dan iya untuk case ini kamu setting Strava via web desktop, tapi tenang menunya harusnya sama, cuma beda tampilan lebih besar. Masuk ke menu settings -> gear. Silahkan pilih sepeda / sepatu yang ingin diupdate, dan dihalaman update inilah kamu bisa memilih untuk menjadi default bike di sport apa, yang menarik juga bisa multiple sport, misal ingin menjadikan road bike sekalian commute bike. Yups, sesimple itu, jangan lupa save. Berkat hadirnya fitur ini, jadi makin simple deh tak perlu untuk ubah manual tiap selesai activity. Hanya saja untuk kamu yang lebih dari 1 sepeda misal untuk road, fitur ini belum ada, jadi tetap ubah manual agar sesuai dengan sepeda yang dipakai.
Kamu sudah merasa brake pads sudah menipis, ditandai dengan tarikan rem sudah dalam, tapi tidak speed tidak berkurang. Agar proses ganti brake pads membuat pengereman kembali baik, terutama untuk kamu yang menggunakan caliper disk brake mekanik atau hidrolis, berikut beberapa hal yang perlu di perhatikan. Memastikan Type Brake Pads Compatible dengan Caliper Rem Tidak satu jenis brake pads bisa di pasang di semua merek caliper dan semua serinya. Pastikan ketika beli brake pads kamu sudah tahu caliper mana saja yang disupport oleh brake pads tersebut, sebagi contoh ada di gambar atas. Namun kita tidak hanya berpaku ke merek yang sama, ada beberapa merek brake pads yang menyediakan berbagai brake pads yang support untuk caliper berbagai merek, seperti Jagwire, Swissstop, Croder dan masih banyak lagi. Alasan brake pads harus support dengan caliper antara lain : bisa terpasang dengan baik di caliper. posisi baut, bagian yang terkena tekanan piston, dan posisi dengan rotor semuanya sesuai. Setelah Lepas Brake Pads Bersihkan Dulu Caliper dan Rotor Bagian dalam caliper sering kali jarang di bersihkan, karena untuk mendapatkan hasil yang maksimal perlu bongkar semua. Mumpung kita sedang bongkar brake pads, sekalian saja membersihkan sisi dalam kalipernya. Kamu bisa menggunakan cairan khusus disc brake cleaner, karena cairan ini sangat ampuh juga untuk membersihkan oli hirolik yang meluber, jika pakai air di takutkan jika kurang kering akan menghasilkan part yang korosi. Hal yang sama, lakukan juga pada rotor. Posisikan Kembali Posisi Piston Credit by: parktool.com Hal ini lebih cocok untuk disc brake yang sudah hidrolik, karena ketika brake pads menipis, piston akan berasa mendekat ke rotor, dan ketika ganti brake pads baru yang lebih tebal, kemungkinan besar rotor kamu akan sering rubing, bahkan tak bisa terpasang. Untuk disc brake yang mekanik, hal ini bisa di atasi dengan memainkan di adjustmen kabelnya. Hal Yang Jangan Di Lakukan Setelah semua kondisi bersih di rotor dan caliper, brake pads pun siang di pasang. Hal yang perlu di hindari, antara lain: Memegang langsung brake pads disisi dalamnya dengan tangan kosong, karena ada kemungkinan kondisi tangan sedang kotor, kena sisa oli, atau ada minyak dari tangan. Untuk kasus berikut di tujukan khusus untuk pengguna disc brake hidrolik, jangan sampai menarik rem ketika tidak ada brake pads / rotor, karena akan memberikan tekanan berlebih ke piston. Hal terburuk adalah piston terlalu ketekan hingga ada leak oil, bahkan piston terlepas.
Berlokasi di Monterey, California, Sea Otter Classic adalah perkumpulan penggemar bersepeda dan aktivitas luar ruangan terbesar di Amerika Utara dan menawarkan hampir semua jenis balap sepeda kompetitif dan wisata rekreasi yang bisa dibayangkan. Race, Ride, Demo, Expo dll tersedia disini. Yang menarik perhatian kami adalah Polygon brand kebanggaan Indonesia, mendirikan booth disana dan terlihat varian gravel yang belum ada dirilis di media Polygon, yakni Polygon Bend R9X. Oh ya sebelum bahas lebih lanjut sepeda gravel baru Polygon ini, kami mendapatkan gambar ini dari Youtube Bikes Online, bisa cek di link berikut pada menit-menit akhir https://www.youtube.com/watch?v=xa1nXkvaIzY . Polygon Bend R9X, X untuk Electronic Groupset Untuk X sendiri di varian Bend R9X ini untuk menjelaskan bahwa sepeda ini menggunakan electronic groupset dari SRAM Rival AXS, bahkan electronic seatpost juga dari Sram D-Axis. Dengan carbon wheels dari Novatec. Polygon Bend R9X Geometri Frame Baru Jika kita sekilas geometry dari Bend R9X dari Polygon Bend yang ada saat ini Bend R5 dan Bend R2, atau bahkan Gravel terbaru Path X3 dan Path X5, terlihat sangat berbeda https://maugowes.com/bikes?type=62dc7dadd90861eb14372a27&q=bend. Masih mengusung desain slope top tube, ada tekukan di toptube bagian depan, dan seat stay yang lebih panjang dengan tekukan di bagian atas. Jka dilihat pada sambungannya, terlihat frame ini menggunakan bahan alloy dan fork dari carbon. Karena kami merasa akan seperti varian Strattos, yang mana Strattos S7 keatas sudah Carbon. Decal Style Baru Polygon 2023 Seperti varian Road dan MTB terbaru Polygon 2023 dengan teks Polygon besar di downtube dengan satu warna, seperti gambar diatas, Terlihat telah di implement di Polygon Bend R9x ini. Dikombinasi warna biru matte dan corak kontur di bagian top tube, berasa sekali adventurenya.
Waktu nonton UCI Gravel World Championship 2022 kemarin, baik yang men atau women, kamu pasti banyka nemuin botol putih yang di pasang dengan selotip bagik di seatpost, atau bagian-bagian frame lain. Yups itu adalah Vittoria PitStop kit, apa itu mari bahas di postingan ini. Vittoria PitStop Super Magnum dan Vittoria PitStop Road Racing Vittoria PitStop ini adalah sealant sekaligus inflation catridge, untuk pertolongan pertama ketika mengalami bocor dijalan dan ingin kembali menggunakan sepeda dengan cepat. dari Vittoria web, PitStop kit ini support untuk butyl tubes, latex tubes dan tentu tubeless. Untuk TPU sendiri, kami belum mendapatkan informasi apakah support. Ketika postingan ini dibuat, ada 2 varian Vittoria PitStop yang tersedia, yakni PitStop Super Magnum dan PitStop Road Racing, Perbedaannya adalah untuk PitStop super magnum lebih ke ban-ban besar seperti MTB dan Gravel 100ml (26” up to 2.50 - 27.5” up to 2.40 - 29” up to 2.40. Sedangkan untuk PitStop Road Racing, untuk ke Roadbike, atau GravelBike yang menggunakan ban kecil yang butuh tekanan angin tinggi. Cara Menggunakan Vittoria PitStop Untuk step cara menggunakan Vittoria PitStop dibawah ini, kami ambil dari Youtube Official dari Vittoria. 1. Pastikan kamu membuang penyebab kebocoran dari ban kamu terlebih dahulu, misal paku, ranting, atau benda tajam lainnya. 2. Pastikan sampai angin didalam ban/tube habis. 3. Kocok terlebih dahulu Vitoria PitStop agar isi didalamnya merata 4. Masukan ke valve secara pelan-pelan hingga foam dan gas dari Vittorial PitStop mengisi ban kamu, oh ya untuk saat ini hanya suport presta valve. 5. Bersihkan sisa foam, disini hati-hati jangan sampai air keluar, presta valve bisa di kunci dulu. 6. Shake roda kamu, agar foam merata ke seluruh bagian. 7. Step akhir tinggal menyesuaikan PSI sesuai rekomendasi dari ban (beda size dan beda ukuran bisa beda rekomendasi PSI), dan tinggal pasang di sepeda, siap digunakan lagi. Source: https://www.vittoria.com/ww/en/pit-stop https://www.vittoria.com/ww/en/pitstop-road-racing https://www.youtube.com/watch?v=GTnXFmr06JQ