Postingan Dengan Tag "carbon"

Berbagi cerita seputar dunia sepeda

Menampilkan 9 dari 10 post

Bikecheck Engine 11 critD Deluxe Roadbike Alloy Dengan Spek Menawan milik Mr. Deddybram

Engine 11, sepeda yang terkenal di dunia balap track dan fixed gear, kini hadir dalam bentuk roadbike dengan balutan frame alloy AL6069 yang terkenal ringan dengan beragam part yang eksotis. Sepeda ini milik Deddybram dan kami mendapatkan kehormatan untuk di perbolehkan melakukan bikecheck. Sekilas Pandang Ini adalah potret dari fullbike Engine 11 critD milik Mr Deddybram. Frame hadir dengan warna dasar putih, dengan berbagai finishing corak warna-warni, frame ini adalah Engine 11 critD AL6069 edition.  Crit-D Crit D sendiri merujuk pada balapan sepeda "Criterium" yang merupakan balapan tertutup, biasanya diadakan di dalam kota, yang mana sepeda yang digunakan banyak menggunakan sepeda alloy hingga fixed gear, karena relatif flat untuk rute, dan alloy lebih kuat dari kerusakan semisal terjadi crash. Untuk milik Deddybram ini adalah versi frame roadbike. Jika dilihat sekilas, sepertinya warna utama dari sepeda ini adalah kombinasi putih dan orange, terpantau part-part yang digunakan banyak berwarna orange, nanti akan kita lihat lebih dekat. Jembatan Gantung Kali Boyong Untuk lokasi pemotretannya juga spesial, merupakan jalur yang biasa digunakan pesepeda untuk menikmati tanjakan menuju Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, tepatnya di Jembatan Kali Boyong. Jika beruntung kita bisa melihat Gunung Merapi dengan kegagahannya dan Kali Boyong di bawahnya. Spesifikasi Frameset Frame dari Engine 11 critD-Deluxe Road dengan size 51, hadir dengan frame Alloy AL6069 dan Fork Carbon. Yang menarik disini adakah, untuk warnanya putih dan finishing cakep yang berseni banget. Disamping itu sambungan dari weldingnya juga terlihat rapi.  Di Indonesia sendiri kami menemukan frame ini dijual Di Charlie Bike, bisa kunjungi tokonya di Tokopedia atau Shopee, atau bisa DM ke Instagramnya https://www.instagram.com/charliebikeid/ untuk mendapatkan harga khusus.  Ultegra Shifter, FD, RD and OSPW Ceramic Speed Shifter, RD dan FD hadir dari Shimano Ultegra 8170 Di2. Untuk rd sendiri di kombinasi dengan OSPW dari Ceramic Speed. Rantai beliau memilih menggunakan dari Shimano 12 speed yang sudah sangat mumpuni dari segi ringan dan menaikan peforma. Untuk mencegah rantai crop di sisi dalam crankset, beliau menggunakan chain catcher warna orange yang senada dengan part-part lainnya. Chainring Alugear 50-34 dan Sprocket Strummer Superdura 11-34 Disini Deddybram tidak menggunakan chainring dan sprocket dari Shimano Ultegra 12 Speed. Untuk chainring dari Alugear 50-34 dan sprocket dari Strummer Superdura 11-34, anyway berat dari Strummer Superdura 11-34 hanya 163.2 grams. Caliper 4 Piston dari Hope RX4+ dan Rotor Hope 160 Hope RX4 adalah caliper untuk discbrake yang hadir dengan 4 piston, yang biasanya untuk caliper roadbike seperti Shimano 105, Ultegra, Dura-Ace hadir dengan 2 piston. Piston sendiri adalah bagian dari caliper yang menekan brakepad ke dalam untuk melakukan pengereman ketika tuas rem di tekan.  Keunggulan kaliper dengan 4 piston dibanding 2 piston adalah performa pengereman yang lebih baik dibandingkan kaliper 2 piston. Kaliper 4 piston menawarkan pengereman yang lebih kuat, stabil, dan mampu mengatasi panas lebih baik saat pengereman intensif. Untuk itu kaliper 4 piston ini banyak di temukan di gropset MTB yang biasa untuk downhill, atau jalur-jalur yang ekstrem. Kaliper 4 piston tadi di kombinasi dengan Rotor Hope 160, 160mm untuk depan dan belakang, biasanya untuk rotor belakang lebih kecil dari depat seperti 140mm. Opsi rotor besar ini juga membuat pengereman lebih maksimal, makin besar rotor makin efektif pengereman, tapi tentu makin berat juga meski cuma beberapa gram. Full Spesifikasi Untuk full spesifikasinya adalah sebagai berikut. Frame : Engine 11 x Deluxe Road size 51 Headset : Wolftooth ZS44/EC44 BB : Tripeak T47 3-in-1 Groupset : Shimano Ultegra 8170 Crankarm : Rotor Aldhu Carbon Power Meter : Sigey Axo Chainring : Alugear 50-34 Sprocket : Strummer Superdura 11-34 Brakeset : Hope RX4+ Rotor : Hope 160 Wheelset : Roval Rapide CLX 50 Ban : Continental GP5000 ASTR 30c (tubeless 30 ml) Stem : FSA K-Force 110mm -6° (dikerok polos) Dropbar : FSA K-Wing Force 400mm (dikerok polos) Seatpost : FSA K-Force 27.2 (dikerok polos) Saddle : Prologo Dimension CPC 143 Bartape : Lizardskin 2.5mm Barfly : Framesandgear  Lampu depan : Magicshine CBL-1600 Lampu belakang : Magicshine Seemee 200 V3 Pedal : Look Keo Blade Ceramic Bottlecage : Wolftooth Morse Cage Ti Note: Semua gambar sepeda dari postingan ini telah kami dapat izin dari pemilik sepeda dan foto "Deddybram" untuk dishare di MauGowes.com.

Impresi Avian CR-2 Wheelset Carbon Road setelah 1000KM

Avian CR-2 varian wheelset carbon untuk roadbike dari Avian Cycle, merek yang cukup asing di telinga, berikut adalah impresi kami setelah menggunakan wheelset ini sepanjang 1000km , 1000km disini adalah hasil akumulasi dari beberapa aktifitas bukan sekali jalan. Spesifikasi Lengkap dari Wheelset Avian CR-2 Rim: T800 Brake Type: Disc Brake Tyre Type: Clincher & Tubeless Axle Type: Thru Axle Disc Type: Center Lock/6 Bolts Width: 25MM Height: 38/45/50MM Weight: 1400g(38C)/1440g(45C)/1490g(50C) Nipple: Sapim Secure Lock Hub: Avian R340 Holes: 24/24 Warranty: 1 Year(Rim&Hub) Comes with: Spacer Sepeda dan Setup Yang Kami Gunakan Ban ini telah mengalami beberapa kali perubahan setup bandan 2x ganti frame, berikut listnya: Elves Quendi Disc x Pirelli P-Zero Race 700x28c Clincher Elves Quendi Disc x Vittoria Corsa 700x28c Clincher Elves Quendi Disc x Pirelli P-Zero Race 4S 700x28c Clincher Strattos S8 Disc x Vittoria Corsa Next 700x32c Tubeless Impresi Pertama Serius, ringannya, impresis pertama, kami mencoba untuk menanjak ke Goa Jepang Kaliurang di Sleman, DI Yogyakarta, dan sekaligus melakukan descending cukup kencang. Video POV juga telah kami buat bisa cek di link berikut https://www.youtube.com/watch?v=dqprApA0qF0 . Feel ringan dari wheelset carbon kami rasangan dengan baik disini, untuk stiffnessnya sendiri, agak-agak medium, mungkin karena profil rim yang 32mm dan memang tidak dibuat super stiff dari produsen. Oke gita geser ketika turunan, inner widthnya adalah 19mm, kami pernah merasakan inner width yang lebih lebar 20mm dari Elitewheels ENT, ternyata perbedaan cukup berasa ketika cornering yang harus miring-miring terutama zig-zag, inner width yang lebih lebar lebih ringan untuk dipakai miring-miring, dan feel tersebut agak menghilang ketika pakai Avian CR-2. Setup Dengan ban Tubeless 700x32 Setup yang sering kami pakai adalah dengan ban 700x32 yang nampak bagus di wheelset Avian CR-2 ini. Dengan setup tubeless, groupset dikombinasi dengan groupset dari Shimano Ultegra. Kami ada cerita ketika setup tubeless Avian CR2 ini. Wheelset ini menggunakan desain inner rim yang tanpa lubang, info dari pabrik menginfokan bisa setup ban tanpa inner tape. Tapi kami mengalami masalah ketika setup untuk tubeless, ternyata ada beberapa kebocoran udara, akhirnya kami memasang extra inner tape di setup wheelset Acian CR-2, dan aman hingga sekarang dengan setup ban 700x32. Hub and Spokes Hub menggunakan Avian R340 Sapim Secure Lock 24 holes, dengan suara freehub yang cukup nyaring, bisa didengarkan ketika melihat video impresi diatas. Saat ini hanya support untuk Shimano 11 speed dengan setup rotor center lock. Kesimpulan Avian CR-2 ini benar-benar ringan untuk +-1.4kg sepasang untuk wheelsetnya. Ringan dan cukup stiff untuk di berikan power extra ketika gowes. Selama penggunaan hingga 1000KM ini, kami belum pernah mengalami masalah serius dengan ban ini, hanya pernah sekali untuk setup spoke agar kembali lurus. Setup ban tubeless 700x32 masih berfungsi dengan sangat bagus dengan kombinasi dari Avian CR-2 ini. 

setahun yang laluyussan 1.15K views

Cerita Kami Memperbaiki Fork Carbon Retak di Wenda AB

Beberapa saat lalu, penulis mengalami crash ketika gowes busukan dengan Twitter Gravel, crash diturunan karena rem kurang bekerja dengan baik dan menabrak akar pohon. Ternyata ketika di bongkar ada retak cukup panjang di area steerer tube carbonnya tempat stem mencengkeram dan tembus kedalam, ternyata setelah kontak-kontak Wenda AB bisa untuk memperbaiki steerer tube carbon tersebut. Awal kami mengenal Wenda AB adalah sebuah workshop untuk pengecetan, dan pada saat itu terkenal banyak yang repaint sepedanya disana, karena hasilnya yang mantab. Cerita Awal Terjadi Keretakan Sepeda yang saya gunakan saat itu adalah Twitter Gravel Gen 1, sedang melewati rute blusukan di dalam kampung, kemudian ada turunan dan pede tangan satu pegang handphone, ternyata rem berakan kurang pakem, akhirnya crash menabrak akar pohon yang mencuat keluar permukaan tanah. Awalnya memang terdengar suara ctek, dan posisi stem sudah miring, saat ini tidak berpikir banyak, langsung saya kendorkan dan luruskan, lalu bawa pulang, dan agak ngebut lewat jalan-jalan rusak dan tanah, karena sedang pakai gravel bike. Esoknya ketika saya sedang mengelap, ternyata di sela-sela ada serabut-serabut, ternyata setelah dibongkar ada retakan panjang sekitar 5cm lurus dan tembus dalam, sepertinya retakan dari cengkraman stem yang kemudian memutar karena crash. Mulai Kontak Wenda AB Sebelum ada isu ini, kamu pernah ada project dengan Wenda AB untuk perbaikan frame carbon, frame Twitter Gravel Juga, yakni ada retakan di lubang fd, videonya bisa cek di link berikut https://www.youtube.com/watch?v=rbeyFd_EinM. Kami pun menyertakan foto-foto retakan dan panjangnya, dan estimasinya adalah Rp 450.000,- infonya kurang dari 1 bulan, karena sedang banyak antrian. Pembayaran di lakukan via transfer 2x, 1 saat barang di ambil, sisanya saat barang jadi dan sebelum diambil. Hasil Perbaikan Mari kita skip ke setelah 3 minggu fork ini diservis, dan hasilnya tidak ada keretakan lagi di steerertubenya, bulat sempurnya dan feel strong Fork pun kembali terpasang di Twitter Gravel gen 1, semua aman dari pasang jangkar hingga stem sesuai torsi, dan telah di test di rute gravel dan road, sofar aman, tentu di sini kami tidak akan ada crash test, semoga aman sampai kedepannya.

setahun yang laluyussan 895 views

Carbon Rack Cargo untuk Bikepacking dari Tailfin

Rack Cargo dari Tailfin ini adalah solusi untuk membuat setup backpacking kamu tetap ringan tapi dengan material yang kuat, karena terbut dari carbon. Kami Pertama Melihat Cargo ini dari Video Safa Brian "Tour to the Tour" Safa Brian membuat beberapa episode epic ketika Tour de France 2023, yakni Tour to The Tour, bikepacking untuk melihat stage-stage di Tour de France 2023m dam bike cargo yang digunakan adalah Tailfin ini, video lengkapnya bisa cek di TdF 2023 stage 1 recon of the final kilometres + Taylor's bike check [TtTT #2] (youtube.com) . Tailfin Road/Touring Yang menjadi fokus pembahasan di postingan ini adalah carian Road/Touring dari Tailfin, untuk Rack, hingga Bag dan Panier. Untuk rack road touring sendiri, Tailfing memiliki 2 macam yakni varian carbon dan alloy dengan desain yang sama persis, perbedaannya tentu di harganya, untuk carbon 1.6x lipat lebih mahal dari alloy. Talfin memberikan opsi menarik di websitenya untuk pembelian, selain memilih bahan racknya, ada beberapa opsi lain, seperti mounting untuk di ta quick release atau di frame, ingin sekalian dengan rack panier dan tas-tasnya atau tidak. Harga akan otomatis menyesuaikan dengan opsi yang digunakan. Selengkapnya bisa cek di Carbon Rack - Tailfin Cycling Carbon Rack With and Without Pannier Mount Hal ini penting karena dengan tambahan baut untuk pannier ini maka akan membuat desain dari rack berubah, bisa cek di gambar atas. Baut untuk panier memberikan ekstra part di rack, berbeda dengan tanpa rack yang benar-benar mulus. Spesifikasi Carbon Rack Carbon rack - with pannier mounts : Berat: 395g fast-release mounting 335g direct mount Dimensi top bag:  Lebar: 160mm (rear) / 128mm (front) Panjang: 430mm Maximum Load 27kg Maximum Top Load 9kg Maxium Side load , 9kg / each side Carbon without rack - with pannier mounts : Berat: 317g fast-release mounting 257g direct mount Dimensi top bag: Lebar: 160mm (rear) / 128mm (front) Panjang: 430mm Maximum Load 27kg Maximum Top Load 9kg Maxium Side load , 9kg / each side

setahun yang laluyussan 1.29K views

Enfitnix X-Lite 200 Lampu Sepeda Berbalut Body Carbon dan Brake Sensor

Mengecek dari situs resminya di Enfitnix.com , Enfitnix alias Enfitnix Technology adalah company yang fokus untuk membuat lighting untuk sepeda kebanyakan, dan beberapa produk lain berupa sensor untuk sepeda. Bicara untuk lampu sepeda, ada banyak varian yang dibuat oleh Enfitnix ini, dan salah satunya adalah Enfitnix X-Lite 200 sebuah lampu belakang minimalis, berbentuk tabung dengan body dari carbon dan dilengkapi brake sensor. Spesifikasi Lengkap Run Time:2-27hrs Battery Capacity: 400mAh Net Weight: 29.4g Gross Weight:100 Dimension:34.5mmx31mm Brightness:30lm Material:3K Carbon & Alu Connector:USB Type C Color:Black or Metal Water Proof:IPx6 Operation Mode:Auto/Manual Cerita seputar brake sensing yang menjadi salah satu fitur andalan dari lampu ini, cara kerjanya adakah ketika cyclist mengurangi speed, lampu akan menyala sangat terang untuk memberi tahukan ke pengendara belakang kita sedang ngerem. Mirip dengan lampu belakang di motor / mobil.  Brake sensor seperti biasanya menggunakan sensor acelometer yang mirip ditemukan di smartphone, hanya saja beberapa lampu dengan brake sensor kadang sensornya terlalu sensitif, di miringkan dikit saja dianggap melakukan pengereman. Untuk itu Enfitnix XLite 200 menghardirkan 6 axis sensor motion sensotor, agar lampu lebih tepat ketika membaca ketika cyclist sedang dijalan melakukan pengereman. Sekilas info, lampu dengan brake sensor seperti sudah menjadi fitur wajib ketika penulis ingin cari lampu baru, berikut list lampu-lampu belakang sepeda yang pernah penulis beli, dan ternyata semuanya ada fitu brake sensor: cateye rapid x2 kinetic, rockbross (seri lupa), guee aero, enfitnix xlite 200 dan terakhir yang dipakai adalah Lezyne Strip Drive Alert. Jika dilihat sekilas pada bagian merah lampu ini di buat lebih cembung tidak flat segaris body, desain seperti ini membuat nyala lampu bisa dilihat dari samping, terutama ketika siang hari, kalo malam tentu aka memberi nilai plus juga. Kelengkapan Di dalam box, selain ada manual box, kabel charge type-c ada 2 macam mounting untuk lampu ini, bisa untuk di seatpost dan saddle rail bagian belakang. Kualitas penguncian dari mountingnya juga cakep menurut kami, berasa premium, feel dan caranya mirip ketika mengunci garmin edge ke mounting aslinya. Feel Pertama Ketika Memegang Ketika memegang lampu belakang ini, sangat berbeda sekali di banding lampu-lampu yang pernah saya beli sebelumnya. Ringan sekali untuk sebuah lampu sepeda dengan brake sensor, meski ringan body carbonnya membuat lampu ini keras, berbeda dengan lampu berbalut plastik atau karet yang ada sensasi empuk-empuknya meski cuman sedikit. Kemudian ada satu hal yang membuat saya kepikiran, jika di lihat di gambar atas ada ring silver sekeliling sisi yang menyala, ternyata saya bisa memutar-mutarnya, tapi ternyata bukan untuk membuka body lampu, hal tersebut membuat saya kepikiran apakah sama di unit lain. Karena takut ada celah untuk air masuk, akhirnya saya selotip aja biar tidak ada pergerakan. Mode Lampu Lampu ini memiliki mode manual dan auto untuk powernya. Mode manual adalah untuk menyalakan dan mematikan harus di lakukan sendiri dengan memencet tombol power yang ada di sisi tengah lampu. Mode auto, lampu akan otomatis mati ketika diam lama, dan otomatis nyala ketika ada pergerakan. Penulis pribadi suka yang mode manual, karena lebih bisa mengontrol kapan lampu akan nyala dan mati. Disamping 2 mode power diatas, ada beberapa variasi nyala dari lampu, mulai solid hingga beberapa variasi kedip-kedip. Variasi kedip-kedip yang ada momen ketika led mati akan memberikan batery life lebih panjang dari pada yang nyala solid. Pengalaman Ketika Dibawa Hujan-Hujanan Saya termasuk orang yang tetap bersepeda meski ada hujan, terutama jika hujannya terjadi ketika sedang di jalan. Hujan yang pertama adalah hujan sedang, yang biasanya membuat pengendara motor langsung menepi untuk memakai jas hujan atau sekedar berteduh. So far lampu ini bisa bertahan di kondisi tersebut. Kondisi hujan kedua, ketika saat itu hujan sangat deras, tidak ada angin tapi saking derasnya jarak pandang terbatas, di kondisi ini, saya hampir tidak melihat kendaraan roda 2, tapi beberapa terlihat mobil melintas. Ketika di jalan saya sedikit mengintip nyala lampu, dan masih merah, berarti lampu masih nyala. Namun saya baru sadar, ketika baru sampai rumah untuk mematikan lampu, hanya nyala setengah dan masih kedip-kedip seperti diatas. Saya ingat ini sinyal low baterry. Setekah di lap sampai bersih saya diamkan dulu sebelum di charge.  Oke esoknya ketika sudah full charge, ada ternyata lampu masih belum bisa nyala full, dan tidak bisa saya ganti ke mode lain. Takut ada konslet saya diamkan seharian. Ternyata besoknya lagi, lampu sudah kembali normal, nah kejadian sebelumnya saya kurang paham apa yang terjadi. So Far So Good Hingga Saat Ini Hingga saat postingan ini dibuat lampu ini menjadi opsi pertama saya untuk gowes harian sebelum ngantor, biasanya untuk gowes weekday saya ambil rute yang tidak terlalu jauh 50km maksimal, agar tidak telat kantor. Hanya saja untuk rute weekend yang jauh-jauh saya pakai lampu lain yang lebih besar baterainya, dulu pakai CatEye X2 Kinetic, namun sekarang ganti Lezyne Strip Drive alert. Brake sensing, memberikan pengalaman bersepeda lebih nyaman, agar pengendara di belakang tahu kita sedang ngerem. 6 Axis motion dari Enfinix Xlite 200 ini membuat pembacaan rem lebih presisi. Body carbonnya lebih membuat tampilan lampu ini lebih premium dan beda sih, daripada lampu dengan desain mirip dengan harga jauh di bawahnya. Oh iya untuk mountingnya, saya suk yang mounting di seatpost, karena tidak ada ruang untuk saddle rail yg sudah terpasang topeak quickclik.

Sadel Carbon Mirip Specialized Power Review dan Impresi

Kami sengaja untuk mencari di Tokopedia, sebuah saddle carbon tapi dengan desain mirip dengan saddle yang sudah terkenal di pasaran, hingga kami menemukan saddle yang mirip dengan specialized power ini, dengan sheel dan rail dari carbon. Menemukan Produk ini di Toko Dims Bike Pencarian kamipun terhenti di Dims Bike, yaitu pada sebuah saddle yang full carbon dari shell hingga railnya, dan desain mirip Specialized Power saddle, saddle Specialized power terkenal dengan desain nosenya yang cukup pendek. Kurang lebih berikut spesifikasi saddle yang kami termukan:  Ori/Replika: Replika Size 24cm x 15,5cm dan 24cm x 14,3cm, punya kami adalah lebar 15,5cm Material: CARBON-Fiber & High Quality Soft Leather Weight: 145gr Rail Oval: 7 x 9mm First Test di Gravel Bike Kami pun pertama mencoba saddle ini di gravel bike, untuk merasakan kenyamannya di jalanan tanah dan super tak rata. Oke sebelun keluar, saya sempat merasakan duduk diatas saddle sesaat setelah di rakit tanpa menjalankan sepeda, rasanya nyaman sekalu, mungkin karena lebar dan busanya cukup tebal, dari tebal saddlenya seperti ini lebih cocok untuk roadbike endurance atau gravel yang lebih sering long ride atau jalan tak rata. Berikut setingan yang saya pakai di sepeda saya, untuk kemiringan dan maju mundur saddle, ternyata ketika flat saddle saya kurang nyaman, karena posisi handlebar kebawah, lebih nyaman dengan sedikit dimiringkan ke depan. Oke kita lanjut ke testing di jalanan gravel, saya pilih untuk jalanan tambang pasir sekitaran merapi yang sangat bumpy, kadang bisa lompat-lompat tinggi ketika bertemu kerikil besar. Ketika menghadapi jalan bumpy ada saat ketika tiba-tiba pantat terbang lalu mendarat dengan cukup keras ke saddle, yups saya mengalaminya dan saddle ini benar-benar bisa meredam dengan sempurna, berasa empuk untuk saddle carbon. Selain itu ringannya juga sedikit menyumbang kemudahan untuk angkat-angkat sepeda gravel, karena saddle bawaan twitter sebelumnya cukup berat, bahkan hingga selisih 200gr. Setelah 50km Impresi pertama saya diatas, masih terus saya rasakan hingga saddle ini terpakai sampai 50km, berbeda dengan bersepeda di road yang sekali bersepeda bisa 30km, 50km bahkan 100km, ternyata di gravel 20km saja sudah cukup lama dan memuaskan.  Titik-titik pertemuan shell dan paddingnya terlihat masih menempel dengan sempurnya, meskipun terlihat tidak rapi. Tapi jika kita lihat saddle merk terkenal seperti dari Ergon, juga seperti ini bagian pertemuan shell dan padding tidak rapi, berbeda dari roduk-produk dari Pro, Fabric, dll. Tidak ada crack mengartikan carbonnya benar-benar dirancang dengan cukup kuat. Padding bagian atas juga terlihat masih baru, tidak ada robek dan tidak ada perbedaan warna setelah lama dipakai.

2 tahun yang laluyussan 938 views

Jangan Asal Menurunkan Stem di Fork Carbon

Sebelumnya, tidak semua fork carbon menggunakan steerer tube carbon, ada beberapa di kombinasikan dengan alloy, sebelum membaca lebih lanjut, artikel ini hanya ditujukan untuk kamu yang menggunakan fork full carbon. Steerer Tube Carbon dan Headset Expander Tingkat kekerasan dari steerer tube carbon berbeda jauh daripada steerer tube yang terbuat dari alloy , steel dan sejenisnya. Untuk itu juga tersedia produk di pasaran yang bernama Headset Expander, selain berfungsi sebagai jangkar untuk tempat baut top cap mengunci, fungsi lainnya untuk membuat steerer tube carbon lebih keras dengan mengisi ruang kosong agar makin kuat ketika di cengkeram dengan stem. Berikut adalah gambaran posisi dari headset expander, stem dan steerertube. Jika kamu menggeser stem naik /turun masih diantara headset expander tersebut, maka tenang, posisi tersebut masih aman untuk fork carbon kamu. Berikut adalah posisi yang harus kamu hindari ketika menurunkan stem, tidak ada headset expander di tempat baru stem. Sehingga ketika di kencangkan dan ada energi extra ada kemungkinan steerer tube tidak kuat menahan beban. Headset Expander Lebih Panjang Credit by Tokopedia Masalah diatas bisa di atasi dengan membeli headset expander yang lebih panjang, ini lah salah satu alasan kenapa produsen headset sepeda membuat berbagai ukuran panjang headset.  Jika kamu ingin menjaga berat, pastikan tidak memasang headset yang cukup panjang, eh tapi ini cuma beberapa gram sih, semoga postingan ini membantu, terimakasih. - yussan

3 tahun yang laluyussan 1.43K views

Elves Eglath Pro Disc 2021 Keluaran Terbaru Dengan Fully Internal Cable Routing

Sebelumnya Elves memiliki satu varian lain yang juga sama-sama internal cable routing secara full, yakni Elves Falath Pro Disc, yang ditujukan untuk sepeda aero dengan geometri aeronya. Tahun ini hadir lagi dengan geometri all roung, yang bisa dibilang lebih nyaman untuk flat, nanjak maupun endurance, mari kita lihat apa saja didalamnya. Eglath Pro Size dan Colors Melihat Frame Eglath Pro ini sekilas teringat frame Falath dan Vanyar, memang kombinasi yang menarik sih membuat frame ini memang true all rounder. Ketika postingan ini dibuat, Elves Bikes menyediakan beberapa opsi warna dan size sebagai berikut. Pilihan Warna : CHAMELEON (Black-Red) & CHAMELEON (Brown & Lichen Green) Silver & 3D Magic CHAMELEON (Forest Green) & Ceramic White Gentle Violet & Dawn Pink LEMON YELLOW & CHAMELEON (Brown-Lichen Green) GLOSSY BLACK & MATTE BLACK Pink & White CHAMELEON (Black-Red) & Blazing orange Custom Paint Eglath Pro Material Tim Elves menjadikan keamanan produk sebagai prioritas, frame Eglath Pro hadir dengan garansi global 5 tahun, serat karbon utamanya adalah Toray T800, dan kami menggunakan serat karbon T1000 di head tube dan bottom braket untuk meningkatkan kekakuan keseluruhan. Desain geometrinya mirip dengan sepeda allrounder lainnya, seperti Specialized Tarmac SL7, Scott Foil dan Wilier Filante SLR, geometri jalan yang seimbang, penanganan yang lebih stabil, pengendaraan yang lebih mulus, rem cakram yang kuat, dan jarak bebas ban hingga 28mm membuat Anda memegang kendali, bahkan di jalan yang kasar. Eglath Pro dikombinasikan dengan stang Elf OROME Aeropro memungkinkan Anda menyembunyikan semua kabel sepenuhnya secara internal melalui bilah dan headset ke dalam bingkai, dan Eglath Pro dilengkapi dengan adaptor spacer headset HPS03 untuk bilah tradisional dan kokpit kombo merek lain, sehingga kamu bisa mendapatkan sepenuhnya sistem routing kabel tersembunyi. Spesifikasi Frame FULL-CARBON (TORAY T800+T1000 CARBON FIBER) FRAME TYPE: All-ROUNDER FRAME SEAT CLAMP: INTEGRATED WEIGHT: 1060g (SIZE 50, BLACK COLOR) HEADSET:1-1/2” LOWER,1-1/2” UPPER BRAKE MOUNT: FLAT MOUNT BOTTOM BRACKET: BB86 PRESS FIT ELECTRIC DRIVETRAIN: DI2 & E-TAP COMPATIBLE EPS MOLDING TECHNOLOGY FULLY INTEGRATED CABLE ROUTING SYSTEM AXLE DIMENSION: 12 X 142 mm THRU-AXLE MAX TYRE SIZE:700CX28C Fork FULL-CARBON DISC FORK WEIGHT: 400g OFFSET: 45mm BRAKE MOUNT: FLAT MOUNT STEER TUBE LENGTH: 300mm AXLE DIMENSION: 12 X 100 mm THRU-AXLE Seatpost LENGTH: 350mm WEIGHT: 250g SINGLE BOLT PIVOT PRECISE ADJUSTMENT DIAMETER: ELVES TAPERED SEATPOST: FULL-CARBON SADDLE CLAMP: 7x7mm SADDLE RAIL CLAMP (7X9mm CLAMP FOR CARBON RAIL INCLUDED) SLIDING MOUNT FOR RAIL Certification BOTH EN 14766 AND ISO 4210-6:2014 Paket Pembelian Yang bisa kamu dapatkan pada pembelian frame Elves Eglath Pro Disc ini antara lain: BB86, CERAMIC BEARINGS BB ELVES HEADSET = INTEGRATED Handlebar spacers REAR DERAILLEUR HANGER X2 Thru Axle 12x100mm & 12x142mm (Thread: M12x1.0) Ketika postingan ini dibuat harga frameset ini adalah $1,499.00 atau Rp 21,588,822.85. Bisa didapatkan di https://bunnyhop.com.au/collections/elves-race-frames/products/2021-elves-eglath-pro-frame-disc-brake

Delihea Rest 2 Tank Machine Frame Keluaran Terbaru dengan Fully Internal Cable Routing

Tahun 2021 Delihea mengeluarkan varian baru di seri frame roadbike all roundnya, dengan geometry miliki Delihea Rest, tetapi dengan dengan full internal cable routing, tidak ada kabel menggantung lagi dibagian depan. Pilihan Warna Dari official store Delihea Bike di Ali Express tersedia 3 corak, yaknik merah dengan logo 1, hitam dengan logo 2 dan merah dengan logo 2, bagusnya seperti seri delihea sebelumnya juga menyediakan custom warna , tentu dengan logo yang tersedia. Size Chart Ukuran yang tersedia untuk frame terbaru ini adalah sama dengan seri Delihea Rest pertama, ada 44CM, 46.5CM, 49CM, 52CM, 54CM, 56CM dan 58CM. Jika kita bandingan dengan Delihea Rest, maka ada beberapa perbedaan, bisa saja Delihea Rest 2 lebih panjang dari Delihea Rest 1 atau bahkan sebaliknya, bisa dibandingkan dari gambar atas dan bawah ini. Untuk lebih menyederhanakan size chart diatas, Delihea Rest 2 ini juga memiliki size guide yang dibagi berdasarkan tinggi pengguna. 150-156cm: size 44cm 156-163cm: size 46.5cm 163-172cm: size 49cm 178-184cm: size 54cm 184-188cm: size 56cm 188-192cm: size 58cm Cukup menarik ya size guidenya, sepertinya Delihea menyasarkan bukan cuma untuk pasar Asia, tapi untuk Eropa, Amerika yang memang terkenal memiliki postur tinggi-tinggi. Spesifikasi Item Included: Frame,Fork,Seatpost,Clamp,Headset,Handlebar,Stem,Spacers,Axles Material: Full Carbon T800 Size: 44/46.5/49/52/54/56/58CM Routing: Full Internal Cables Warranty: Frame- 2 Years Fork&Seatpost- 1 Year Handlebar&Stem- 1 Year Headset Size: Up 52MM*8MM Down 52MM*7MM Max Tires: 28MM Thru Axles: Front 100*12 Rear 142*12 Weight: Frame:875g Fork:400g Handlebar:245g Stem:200g Seatpost:200g (Size 49CM Unpainted Max 40g Difference) Disc Rotor: 140MM/160MM Handlebar Size: 400/420/440MM Stem Size: 90/100/110/120MM Harga Harga resmi Delihea Rest 2 di official store di Ali Express adalah Rp 8,046,944.56 ketika postingan ini dibuat, bisa jadi plus pajak sampai Indonesia adalah kurang lebih 10% atau sekitar Rp804.694,-. Mungkin jika di marketplace local harganya bisa diatas 10 jutaan rupiah. Untuk belanja langsung bisa mengunjungi lin berikut https://www.aliexpress.com/item/1005002940083676.html , sampai Indonesia kurang lebih 40 harian.